tag:blogger.com,1999:blog-7946822288891204002024-03-05T12:02:00.195-08:00J U N A E D I ; Kisah Perjalanan Bisnis Masa Depanadalah authorized dealer pulsa Elektronik mitra Anda dalam berbisnis Pulsa Elektronik dengan Cepat. Hanya dengan satu chips untuk semua operator telephone dan kendali bisnis ada ditangan/jari Anda.www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.comBlogger76125tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-12203411581108856812011-07-27T21:11:00.000-07:002011-07-27T21:11:39.844-07:00Mulailah, beranilah dan bertumbuhlah menjadi bijaksana.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHlnhFuzArvUUk7xzYDJHb9R-2xGc6rqHN15gthwHPhOh6Duf430mUBRiDXiblfLFeSsurmBRqXfuHrAfaHPWNiUwWYn7znjNKytw0EkwL-aoyKC0jVkWL7zLqyvL8_qj52YWZbXzefrs/s1600/Tanaman.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="145" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHlnhFuzArvUUk7xzYDJHb9R-2xGc6rqHN15gthwHPhOh6Duf430mUBRiDXiblfLFeSsurmBRqXfuHrAfaHPWNiUwWYn7znjNKytw0EkwL-aoyKC0jVkWL7zLqyvL8_qj52YWZbXzefrs/s200/Tanaman.jpg" /></a></div><br />
Jika anda pemalu, ragu-ragu, atau pasif, anda berisiko memiliki kehidupan yang dipenuhi dengan rutinitas dan sasaran-sasaran yang tidak tercapai. Kemajuan-kemajuan yang kita lihat saat ini dilakukan oleh orang-orang yang "berani" ilmuwan, politikus, artis, dan orang-orang lain yang tidak menunggu datangnya peluang; mereka menciptakan peluang. Jadi jika anda ingin menjadi seseorang yang pemberani dan tidak dapat dihentikan, berikut ini merupakan beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk memulai momentum anda. <br />
<br />
1. Berpura-Puralah Anda Adalah Seorang Pemberani. <br />
<br />
Jika anda bertukar tempat dengan seseorang yang sangat berani, apa yang akan mereka lakukan jika mereka ada di posisi anda? Jika anda mengenal seseorang yang berani, bayangkan bagaimana mereka akan bertindak. Jika anda tidak mengenal orang seperti itu, pikirkan seorang karakter yang berani dari film atau buku. Habiskan waktu satu jam setiap hari selama seminggu untuk berpura-pura menjadi mereka. Saat anda melakukannya, pergilah ke suatu tempat dimana orang-orang tidak mengenal anda dan tidak akan terkejut melihat tindakan anda yang mungkin lain dari biasanya. Cobalah lakukan dan lihat apa yang terjadi, Anda mungkin menemukan hal-hal luar biasa ketika anda berani, dan anda mungkin akan merasa yakin untuk menerapkan sikap ini pada kehidupan anda sehari-hari. <br />
<br />
2. Ambil Inisiatif. <br />
<br />
Ketika anda merasa ragu "khususnya dalam berinteraksi dengan orang lain" simpan ego anda dan ambil langkah pertama. Tanyakan pada rekan kerja anda apakah mereka mau pergi ke cafe untuk minum-minum sehabis bekerja. Katakan kepada orang yang anda sukai bahwa anda memiliki 2 tiket konser dan anda ingin orang tersebut ikut dengan anda. Berikan sahabat karib anda pelukan dan minta maaf atas kesalahan yang pernah anda buat sebelumnya. Tersenyumlah dan berkediplah pada kasir yang berpenampilan menarik. <br />
<br />
3. Lakukan Sesuatu Diluar Dugaan. <br />
<br />
Apa yang bisa anda lakukan yang kira-kira akan mengejutkan orang-orang yang mengenal anda? Memakai sepatu hak tinggi? Bungie jumping? Mengikuti kelas dansa? Orang-orang pemberani tidak takut mencoba melakukan sesuatu yang baru, dan salah satu alasan mereka sangat menarik untuk berada di sekeliling anda adalah karena mereka terus membuat anda menerka-nerka. Anda bisa memulai dari sesuatu yang kecil, mungkin mengenakan pakaian dengan warna atau gaya yang tidak biasanya anda pakai, atau mengunjungi tempat yang biasanya tidak anda kunjungi. Pada akhirnya, anda akan mencapai suatu titik dimana anda memiliki ide yang membuat orang lain ternganga saat anda mengutarakannya (Apakah anda serius? Arung Jeram? atau Anda pasti bercanda. Anda ingin membeli ruko di jalan tersebut?). <br />
<br />
4. Mintalah Apa Yang Anda Inginkan. <br />
<br />
Daripada menunggu untuk dikenali orang karena usaha anda, atau mengharapkan seseorang untuk mempertimbangkan kebutuhan anda, majulah dan mintalah. Beberapa orang merasa bahwa meminta sesuatu adalah perbuatan yang serakah, egois, dan kasar â€" dan itu betul, jika anda meminta sesuatu yang bukan menjadi hak anda. Namun jika seseorang menahan sesuatu yang menjadi hak anda, merekalah yang serakah, egois, dan kasar. Lagipula, hal terburuk apa yang mungkin terjadi? Mereka berkata tidak. <br />
Mintalah promosi atau kenaikan gaji yang telah anda nanti dan sudah anda kerjakan. <br />
Mintalah potongan harga. Menawarlah. Frase “Berapa harga terbaik yang anda bisa berikan untuk saya?†merupakan cara mudah dan ampuh untuk menghemat uang. <br />
Mintalah agar iuran tahunan kartu kredit anda dihapuskan. <br />
Mintalah bantuan atau nasihat kepada saudara, sahabat, atau orang yang benar-benar asing. <br />
Mintalah klarifikasi jika anda tidak yakin apa yang orang harapkan dari anda. <br />
<br />
5. Mengambil Risiko. <br />
<br />
Ada perbedaan antara ceroboh dan mengambil risiko. Orang-orang ceroboh tidak mengambil risiko.. mereka tidak memikirkan risiko yang ada. Di sisi lain, seorang pemberani sangat memahami risiko yang ada, dan telah memutuskan untuk tetap pada keputusan yang mereka ambil, siap dan bersedia menerima konsekuensi jika kenyataan berbeda dengan yang mereka harapkan. Pikirkan seorang atlet yang mengambil risiko setiap harinya. Apakah mereka ceroboh? Tidak. Mereka mengambil risiko yang terukur. Anda mungkin melakukan kesalahan; kita semua melakukan kesalahan. Namun tidak melakukan apa-apa juga merupakan kesalahan, sesuatu yang bisa membawa anda pada kekosongan dan penyesalan. Bagi sebagian orang, mengambil risiko dan mengalami kegagalan merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga daripada tidak melakukan apapun. Sebaliknya, jangan mencampuradukkan berani dengan agresif. Agresif seringkali memaksakan pendapat atau tindakan anda pada orang lain. Keberanian tidak ada hubungannya dengan orang-orang di sekitar anda; keberanian adalah mengatasi rasa takut anda dan mengambil tindakan. Ingatlah, meskipun anda akan merasa sangat bersemangat dalam melakukan sesuatu yang baru, risiko kegagalan tetap ada karena kurangnya pengalaman anda. Sikapi kegagalan anda; kegagalan bukanlah kebalikan dari kesuksesan, kegagalan merupakan komponen penting dari kesuksesan. Kebalikan dari sukses adalah berdiam diri. <br />
<br />
6. Temukan Kembali Diri Anda. <br />
<br />
Intinya, keberanian berasal dari dalam diri anda, dari apa yang anda percayai. Keberanian bukan tentang apa yang anda lakukan, melainkan siapa diri anda. Jika anda tidak mengenal diri anda, anda tidak pernah menjadi pemberani. Mulailah menghargai keunikan anda. Temukan hal-hal yang membuat anda berbeda dan tunjukkan pada orang-orang di sekeliling anda. Curahkan perhatian dan sayangi diri anda sendiri karena tidak penting apa yang orang lain katakan. Itulah inti dari keberanian. <br />
<br />
GO BRIGHT! <br />
Angga C. Gautama <br />
Kek Coklat Ubi Manis SAHARA <br />
Buah Tangan Alternatif dari Pekanbaruwww.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-72380249689809954332011-01-27T19:53:00.001-08:002011-01-27T19:53:24.384-08:00KAYA RAYA dari BISNIS SAMPINGAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><title></title> <style type="text/css">
p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; line-height: 20.0px; font: 12.0px Arial}
p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; line-height: 20.0px; font: 12.0px Arial; min-height: 14.0px}
p.p3 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px Arial; min-height: 14.0px}
p.p4 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px Arial}
</style> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-OE2KovaPQJE_qzZKj2reoPwRzF1C2Gz7TD2ykiTDUtmqnNMqPzkDg17K95OYEZXNLq2maV7X42R1nRUHwWLQgWCCxPPMq7g93ivat9x0uFUNr_lCYU_6sR5nrEyhQAu2NNC7hDNdGII/s1600/Pohon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="204" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-OE2KovaPQJE_qzZKj2reoPwRzF1C2Gz7TD2ykiTDUtmqnNMqPzkDg17K95OYEZXNLq2maV7X42R1nRUHwWLQgWCCxPPMq7g93ivat9x0uFUNr_lCYU_6sR5nrEyhQAu2NNC7hDNdGII/s320/Pohon.jpg" width="320" /></a></div><div class="p1" style="text-align: justify;">Kaya adalah kuasa. Dengan kekayaan anda dapat melakukan banyak hal. Sebaliknya miskin adalah beban. Kemiskinan adalah pembatas anda untuk melakukan apa yang anda sukai. Ali bin Abi Thalib, mengatakan bahwa kemiskinan itu ada di tepi jurang kekafiran (mendustakan Tuhan).</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>Bisnis Sampingan</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">1. Bisnis sampingan dimiliki oleh satu atau beberapa orang karyawan. Selain itu, bisa juga ada pemilik bisnisnya yang bukan karyawan. Misalnya satu bisnis dimiliki oleh 5 orang. Tiga orang diantara mereka adalah karyawan di instansi / perusahaan lain. Satu orang fokus menangani bisnis tersebut. Satu orang lagi hanya setor modal.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">2. Bila pemilik bisnis sampingan semuanya karyawan di instansi / perusahaan lain, maka bisnis sampingan tersebut harus dijalankan oleh orang lain (karyawan: direktur, manager, dsb).</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">3. Bisnis sampingan beda dengan pekerjaan sampingan. Bisnis sampingan dikerjakan oleh orang lain. Sedang pekerjaan sampingan dikerjakan oleh kita juga.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">4. Tugas utama pemilik bisnis sampingan adalah mengambil keputusan-keputusan penting dan membuat sistem (aturan, petunjuk, standar, dsb) untuk bisnis sampingannya.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">5. Bisnis sampingan harus dijalankan tanpa mencuri apapun (waktu, sumberdaya, jaringan, channel, pulsa telepon, energi, dsb) dari instansi / perusahaan tempat anda bekerja.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">6. Meski ia sampingan, tapi bisnis ini harus dijalankan dengan serius. Bukan sekedar mengisi waktu, ikut tren, tambah aktivitas, dsb.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">7. Bisnis sampingan dibangun untuk dibesarkan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">8. Bisnis sampingan harus menguntungkan (memberi tambahan penghasilan) untuk anda.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">9. Bisnis sampingan dimulai dengan sebuah transparansi kepada perusahaan tempat anda bekerja baik pada atasan, bawahan atau mitra kerja. Jangan sembunyi-sembunyi.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>Kenapa Anda Mesti Berbisnis Sampingan?</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Ada karyawan berpikir : “Hidup saya sudah mapan. Penghasilan saya cukup. Untuk apa lagi saya berbisnis sampingan? Bikin pusing aja”.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Ada juga karyawan yang berpendapat : “Sudah bekerja keras begini saja, penghasilan kurang terus. Mana bisa berbisnis sampingan? Nggak ada modal. Nggak ada waktu”</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Karyawan lain berkeinginan : “Pengen banget punya bisnis sampingan. Tapi kalau gagal gimana?”</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Nah, pendapat anda yang bekerja sebagai karyawan tentang bisnis pasti macam-macam. Ada yang menganggap tak perlu. Ada yang menganggap tak mungkin. Ada yang ingin punya bisnis tapi merasa takut dan khawatir. Atau ada yang pernah mencoba dan gagal, lalu kapok dengan bisnis. Sebaliknya, mungkin ada yang mencoba dan sukses sampai sekarang. Dan, mungkin ada yang tak berpikir sama sekali tentang bisnis.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Sebetulnya, bagi karyawan sangat penting untuk berpikir tentang bisnis. Memutuskan untuk berbisnis. Berlatih untuk mulai berbisnis dan berjuang membesarkan bisnisnya. Tanpa mesti keluar dari pekerjaan yang sedang digeluti sekarang.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Maka membuka pikiran akan bisnis menjadi prasyarat utama. Jangan menilai dan memutuskan bisnis itu tak bagus, untuk anda, padahal anda belum cukup tahu tentang bisnis. Toh, membuka pikiran atas hal-hal baru pasti ada manfaatnya. Dan bukan tidak mungkin hal-hal baru tersebut justru bisa meningkatkan kualitas hidup anda dan memampukan anda untuk mewujudkan hal-hal yang anda dan keluarga anda inginkan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Maka ada banyak alasan kenapa karyawan harus punya bisnis sampingan. Mari kita urai satu per satu.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>1. Anda telah punya gaji untuk biaya hidup</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Ada orang yang mulai berbisnis dari nol. Benar-benar nol. Artinya tanpa punya penghasilan. Pengangguran. Maka mereka harus berbisnis untuk dua hal. Pertama, memenuhi kebutuhan biaya hidup sehari-hari. Kedua, mengembangkan bisnis itu sendiri. Akibatnya, banyak yang berhasil untuk yang pertama, tapi gagal untuk yang kedua. Bisnisnya begitu-begitu aja.</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Nah, untuk anda yang karyawan, anda pasti sekarang ini telah memiliki gaji. Jadi biaya hidup sehari-hari telah ada sumber pemenuhannya. Meski memang bervariasi. Ada yang cukup, berlebih atau kekurangan. Nah, satu sumber penghasilan ini, telah menjadi sebuah keuntungan, kan?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">2. <b>Anda telah terbiasa bekerja</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Selama ini anda telah bekerja. Berarti anda telah punya budaya kerja. Kebiasaan kerja anda telah terbentuk. Maka anda telah terbiasa mentaati aturan. Disiplin. Mencapai target kerja. Fokus pada pekerjaan. Mengasah keterampilan. Punya jaringan luas. Dan sebagainya. Nah, semua hal ini keuntungan anda. Bedanya, bila selama ini kehebatan-kehebatan anda tersebut diarahkan hanya untuk tempat kerja, maka sekarang anda arahkan untuk membangun bisnis anda juga. Memang ada kemungkinan fokus anda terganggu. Tapi dengan cepat anda akan bisa menyesuaikan kondisi baru ini, tanpa ada yang dirugikan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>3. Anda memiliki keterampilan</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Pekerjaan anda sekarang didapat karena anda telah memiliki keterampilan tertentu. Nah, keterampilan ini akan sangat berguna dalam membangun bisnis anda. Anda bisa membangun bisnis yang basisnya adalah keterampilan anda tersebut. Anda pasti pernah tahu ada orang yang bisnis rumah makannya sukses karena tadinya ia koki di sebuah restoran. Maka penambahan keberanian dan keputusan untuk berbisnis pada keterampilannya membuatnya sukses.</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Maka sudah saatnya, keterampilan anda memberikan manfaat optimal bagi anda dengan membangun bisnis sampingan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>4. Anda Lebih Mudah dapat Modal Bisnis</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Karyawan, karena mempunyai penghasilan tetap, dinilai memiliki kemampuan bayar pinjaman oleh bank. Maka sumber permodalan dari bank menjadi lebih mudah didapat.</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Ada seorang yang saya kenal. Ia mempunyai beberapa bisnis sampingan. Toko bahan bangunan, sekolah, dan sebagainya. Ketika ditanya kenapa ia tak berhenti saja dari pekerjaannya, ia menjawab : “Nanti dulu. Karena saya karyawan, bank lebih percaya sama saya itu”</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>5. Anda Ingin jadi Bos</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Sekarang ini, anda mungkin merasa (dan terbukti) lebih hebat dari bos anda sekarang. Anda sudah layak menjadi bos. Tapi karena anda berada di perusahaan punya orang lain, anda harus tunduk pada peraturan dan keputusan perusahaan. Karenanya, mungkin selamanya anda tak pernah bisa jadi bos. Nah, memiliki bisnis sampingan adalah langkah awal untuk wujudkan keinginan anda.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>6. Anda butuh menambah penghasilan</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Apakah sekarang ini gaji anda setiap bulan tidak cukup? Maka memiliki bisnis sampingan bisa menjadi solusi. Bisnis yang sesuai dengan kondisi anda. Bisnis yang tidak mempengaruhi pekerjaan anda sekarang. Bisnis yang bisa dibesarkan. Bisnis yang orang lain bisa menjalankannya untuk anda. Bisnis yang bisa memberikan tambahan penghasilan sekaligus tumpuan di masa depan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>7. Biaya hidup makin meningkat</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Sekarang ini, kondisi ekonomi bisa berubah sewaktu-waktu. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi atau meniadakan subsidi membuat harga berbagai kebutuhan sehari-hari naik. Sementara gaji anda relatif tidak naik. Bila ini terjadi terus menerus, maka hidup anda akan makin sulit. Masih ingat ketika beberapa tahun lalu harga BBM naik? Apa yang terjadi dengan daya beli anda dan keluarga? Apakah harus lebih berhemat? Nah, sampai kapan berhemat itu bisa terus dilakukan?</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Bisnis sampingan memungkinkan anda untuk mendapat penghasilan tambahan. Lebih jauh dari itu. <b>Bisnis sampingan bisa membuat anda kaya raya.</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>8. Anda akan pensiun</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Suatu saat nanti, anda akan pensiun. Berhenti bekerja. Memang anda akan dapat uang pesangon. Anda yang pegawai negeri akan dapat uang pensiun. Kira-kira cukupkah uang pesangon dan uang pensiun itu untuk memenuhi kebutuhan hidup anda sehari-hari? Kemungkinan besar tidak cukup itu. Memang, ketika anda pensiun, biaya hidup bisa turun, tapi bagaimana dengan biaya kesehatan?</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Anda mungkin berpikir, anda bisa andalkan anak-anak anda. Ah,… realistis saja. Anak-anak anda mungkin anak-anak yang berbakti pada anda, tapi bukankah mereka juga sedang berjuang untuk memapankan kondisi keuangan mereka dan keluarga mereka juga? Kembali, bisnis sampingan bisa jadi andalan anda.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>9. Kalau anda kena PHK bagaimana?</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Gelombang PHK terjadi dimana-mana. Mungkin anda sekarang tidak kena. Tapi apakah ada jaminan di masa depan anda tidak kena PHK? Berat menjawabnya bukan? Nah, mumpung PHK itu masih jauh, anda harus menyiapkan diri. Untuk jaga-jaga. Persiapan yang penting sekali nilainya. Terutama pada saat anda membutuhkan sumber penghasilan.</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Jadi, bila anda kena PHK, anda tak akan bingung. Anda toh sudah punya bisnis. Biaya hidup anda sudah tertolong oleh adanya bisnis sampingan ini. Kita semua berdoa anda tak kena PHK. Siapa orangnya yang mau di-PHK? Tapi sekali lagi, bila anda punya bisnis sampingan, kondisi anda pasti tak seburuk rekan kerja anda yang tak punya bisnis sampingan. Iya, kan?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>10. Karena anda orang baik dan peduli</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Anda orang baik dan peduli. Anda pasti merasa tersentuh melihat banyak saudara-saudara, tetangga, teman, dan kenalan yang mungkin tak punya pekerjaan. Kehidupan mereka susah. Mungkin, ada juga yang anak-anaknya tak bisa sekolah. Atau ada yang terpaksa harus lakukan pekerjaan haram.</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Kondisi ini tak bisa dibiarkan. Sebenarnya, anda juga punya tanggung jawab sosial untuk atasi masalah ini. Maka memiliki bisnis sampingan adalah solusi hebatnya. Bisnis itu bisa beri banyak manfaat untuk anda. Juga bisa tolong mereka yang susah tersebut.</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Nah, itu beberapa alasan kenapa anda harus berbisnis sampingan. Dengan manfaat yang sedemikian banyak, maka ambil keputusan segera untuk miliki bisnis sampingan. Jangan menunda-nunda sesuatu yang sudah jelas baik dan banyak manfaatnya. Penundaan atas hal-hal penting hanya akan membawa anda pada satu hal : penyesalan dan masalah besar.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>Kenapa tidak membangun bisnis sampingan?</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Berbagai keuntungan dan manfaat bisa kita dapat dari bisnis sampingan. Tapi kenapa banyak orang yang telah mengetahuinya tetap tak mulainya? Karena masih ada penghalang. Berbentuk keraguan. Kekhawatiran. Ketakutan. Ketidakpastian. Maka sangat penting untuk anda mengetahui penghalang anda itu. Lalu mencari dan melakukan solusinya. Maka manfaat dari bisnis sampingannya akan didapat.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Sama seperti kita naik mobil dari Jakarta ke Bogor. Di Bogor, banyak hal penting yang harus kita lakukan. Banyak manfaat yang ingin kita raih di sana. Tapi ternyata, ada sebatang pohon besar yang rubuh dan menghalangi jalan. Sementara, cuma itu satu-satunya jalan. Nah, apa yang akan kita lakukan?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Maka pilihan terbaik adalah menyingkirkan halangan tersebut. Pohonnya bisa digeser ke pinggir jalan sehingga mobil kita bisa lewat. Atau pohonnya dipotong-potong. Dan sebagainya. Pokoknya, pohon itu disingkirkan. Maka kita bisa melaju lagi menuju Bogor.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Bagaimana bila kemudian ada lubang-lubang? Kita kendalikan mobil untuk tidak terjerumus ke lubang. Kita pilih lalui lubang kecil agar bisa hindari lubang besar. Bagaimana bila lubang besarnya tak bisa dihindari? Maka mobil kita arahkan masuk lubang besar itu. Perlahan-lahan agar mobil tak rusak.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Nah, dalam bisnis banyak lubang. Lubang itu bentuknya masalah dan resiko. Ada resiko dan masalah kecil. Ada resiko dan masalah besar. Maka hadapi resiko dan masalah besar dan kecil itu butuhkan keyakinan dan keterampilan. Buku ini akan sangat bantu anda untuk menguatkan keyakinan dan menajamkan keterampilan. Hasilnya? Anda bisa lalui berbagai resiko dan dapatkan peluang. Anda dapat selesaikan masalah dan dapatkan pelajaran.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Berikut ini beberapa alasan kenapa seorang karyawan tak membangun bisnis :</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>1. Merasa telah Mapan</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Anda merasa telah mapan. Gaji anda besar. Setiap bulan bisa menabung. Gaya hidup anda pun nyaman. Semua kebutuhan dan keinginan telah terpenuhi dengan cukup. Jadi untuk apa repot-repot berbisnis? Mungkin itulah sikap anda.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Bila keadaan anda telah mapan, maka pertanyaannya, sampai kapan? Bila anda sudah tak bekerja lagi (pensiun atau kena PHK) apakah kemapanan dan kenyamanan anda akan bisa terus anda nikmati?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Hidup mapan sesungguhnya adalah kondisi terbaik untuk memulai bisnis. Toh, hidup anda sudah cukup. Biaya hidup sehari-hari terpenuhi. Bahkan anda bisa nabung. Bukankah jadi sangat rasional dan masuk akal bila anda justru mulai bisnis sampingan untuk antisipasi hal-hal yang tak diinginkan?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>2. Tak Punya Waktu</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">“Pekerjaan saya sangat menyita waktu. Bagaimana bisa bisnis sampingan?” Nah, pikiran ini lah justru penghalangnya. Bisnis sampingan kan bukan anda yang lakukan secara teknis sehari-hari. Karyawan anda yang lakukan itu. Anda bertugas ambil keputusan-keputusan penting. Dan itu sangat tidak menyita waktu. Ingat, anda sedang bangun bisnis sampingan. Bukan pekerjaan sampingan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>3. Terlalu Fokus Kerja, tak Terpikirkan.</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Karena fokus kerja, peluang bisnis sampingan memang tertutup. Nah, sekarang saatnya anda mulai pikirkan kelayakan yang lebih untuk anda dan keluarga. Memang, bila tak pikirkan, potensi besar akan kurang beri manfaat. Maka mulai buka pikiran akan bisnis sampingan. Buka berbagai kemungkinannya. Pelajari pula berbagai resiko dan masalahnya. Termasuk resiko dan masalah bila anda tak memulainya dari sekarang.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>4. Peraturan Perusahaan tak Bolehkan.</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Peraturan perusahaan tak bolehkan? Benar kah? Di sinilah letak pentingnya anda bekerja sama dengan orang lain. Perusahaan tentu tak bolehkan karyawannya gunakan waktu kerja untuk kepentingan pribadi. Maka gunakan lah waktu orang lain. Cari dan dapatkan orang kepercayaan untuk menjalankan bisnis sampingan anda. Sulit? Tentu saja sulit. Memangnya jaman sekarang, apa yang tidak sulit. Tapi yakin, anda akan bisa atasi berbagai kesulitan itu. Maka anda akan mengalami sebuah pengalaman puncak (peak experience). Ingat saja : kesenangan besar didapat karena anda atasi kesulitan besar. Bukan menghindarinya. Hadapi. Atasi.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>5. Takut Gagal / Rugi</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Ketakutan atas sesuatu yang asing, tak biasa dilakukan, wajar saja. Tapi kalau anda putuskan mundur, wah….rugi anda. Kenapa? Karena sebenarnya anda punya kesempatan untuk atasi ketakutan itu. Dan karena anda akan kehilangan kesempatan emas. Iya kan?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Buku ini akan terangkan sumber ketakutan anda itu. Juga cara mengatasinya. Asyik kan?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>6. Pernah Gagal</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Atau anda pernah coba berbisnis dan gagal? Lalu kegagalan itu menghantui anda? Membuat anda takut gagal lagi? Memang gagal itu menyakitkan. Nah, yang banyak orang tak tahu adalah : Kegagalan itu bukan hanya menyakitkan, tapi juga (bisa) menguatkan. Maka ambillah kekuatan dari kegagalan. Bukankah anda menjadi rugi dua kali bila sudah gagal jadi lemah pula. Salah satu faktor kenapa orang jadi sukses adalah karena mereka menjadi lebih kuat, lebih cerdas, lebih bijak, lebih sabar, lebih terampil setelah gagal. Maka, bila selama ini kegagalan melemahkan anda, maka sekarang lah saatnya untuk ambil manfaat darinya. Ambil keuntungan dari kegagalan. Maka anda tetap tidak suka akan gagal, tapi sekarang, anda siap menghadapinya.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>7. Tak punya ilmu / keterampilan bisnis</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Bisnis memang beda dengan kerja sebagai karyawan. Menjadi karyawan butuh satu keterampilan khusus. Bila anda ahli keuangan, ya sudah cukup. Tak perlu jadi ahli marketing. Dalam bisnis, anda butuh beberapa keahlian. Terutama keuangan. Marketing. Produksi. Kepemimpinan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Keterampilan-keterampilan itu bisa dipelajari dan dikuasai. Prosesnya juga sesuai dengan kondisi anda. Nah, bisnis yang anda bangun adalah lahan yang paling pas untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan tersebut. Belajar dari buku, seminar, training, bertanya pada ahlinya, mentor, internet dan sebagainya pun bisa dilakukan. Jadi, karena sumber keterampilannya banyak, maka sebenarnya tak beralasan bila masalah ilmu / keterampilan ini jadi hentikan niat mulia anda bangun bisnis sampingan.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>8. Tak Punya Pembimbing</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Guru saya mengatakan : “Ketika murid siap belajar, guru akan berdatangan”. Kenapa bisa begitu? Ya, karena murid yang siap belajar pasti akan mencari guru. Dalam bisnis, guru / pembimbing penting. Mereka adalah orang-orang baik yang siap ajari kita. Kegagalan dan kesuksesan mereka di masa lalu penting sebagai pelajaran. Karena kita tak senang dan akan rugi kalau gagal, maka bila ada orang lain yang telah alami kegagalan itu, maka kita tinggal belajar darinya.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Saya membangun bisnis budidaya lele Sangkuriang dibimbing oleh Pak Nasrudin. Beliau telah lama bergelut di lele. Detail-detail ilmu lele beliau paham. Maka ketika saya belajar pada beliau, bisnis saya relatif lancar. Berbagai masalah bisa diatasi. Beliau bahkan siap membantu saya di sisi teknis produksi. Juga di sisi pemasaran dan berbagai sisi bisnis lele lainnya.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Saya menyebut hal ini sebagai “melipat waktu”. Kenapa? Karena saya bisa belajar banyak dengan sangat cepat, biayanya relatif kecil, dan kegagalan yang juga kecil.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>9. Merasa tak Berbakat</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Ada pandangan bahwa bisnis harus ada bakat. Pandangan ini menurut saya benar. Dengan ada bakat, maka bisnis bisa dipelajari dan dijalankan dengan baik. Hal yang banyak orang tidak tahu atau ragu adalah bahwa <b>semua orang sebenarnya punya bakat bisnis. </b>Saya bahkan yakin, semua orang sebenarnya punya bakat untuk jadi apapun. Bagaimana dengan anda?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>10. Tak Punya Modal</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Bisnis butuh modal? Tentu saja. Sebesar atau sekecil apapun modal yang dibutuhkan. Tinggal bagaimana kondisi kita. Bila kita mungkin untuk memulai bisnis dengan modal, ya silakan mulai. Bagaimana bila tak punya modal? Maka jangan mulai segala sesuatu dari hal yang kita tak punya. Bila kita tak punya modal, lalu mensyaratkan mulai bisnis harus punya modal dulu, maka kapan mulainya? Ini kekeliruan banyak orang. Memulai sesuatu dari yang tak ada.</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;">Maka guru saya, Pak Wahyu Saidi mengajarkan : “Mulai lah dari yang ada”. Yang ada apa? Keinginan? Mulai saja. Bila tak punya modal, silakan jadi marketer bagi bisnis orang lain dulu. Agen penjual ikan lele saya, Pak Hari, bisa punya bisnis tanpa modal. Ia membeli lele saya dengan pembayaran tempo satu atau dua hari. Lho, koq tempo? Iya, karena ia harus menjual lele itu ke pasar dulu. Terjual, baru bisa bayar saya. Pake modal? Relatif tidak kan?</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>Buat Keputusan Tegas untuk Kaya Raya</b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>“Keinginan tanpa keputusan, angan-angan”</b></div><div class="p1" style="text-align: justify;"><b>“Keputusan tanpa tindakan, kesia-siaan”</b></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p3" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p4" style="text-align: justify;"><b>S</b>alam sukses,</div><div class="p3" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="p4" style="text-align: justify;">Junaedi</div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div><div class="p4" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: xx-small;">Sumber: <a href="http://buyanur.com/2011/01/27/kaya-raya-dari-bisnis-sampingan-pelatihan-peluang-usaha/">http://buyanur.com/2011/01/27/kaya-raya-dari-bisnis-sampingan-pelatihan-peluang-usaha/</a></span></i></div><div class="p2" style="text-align: justify;"><b></b></div></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-656557196287008882010-12-29T19:10:00.000-08:002010-12-29T19:22:52.923-08:00Pentingnya Seorang Mentor Sukses<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjerwOpXNjzcLzHWlSWmngz99Oxn8-gKYr91fEwI51kPpXPr_h49Syu6IBagq6e2jt-Bxl5ZCAltcd03X2W5Chqh8a3zoCMywjKaZgZOIV7aYo3cNB_hzLi_q3anfOoCKXDzSgoSDdCMEw/s1600/ibu-anak.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 123px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjerwOpXNjzcLzHWlSWmngz99Oxn8-gKYr91fEwI51kPpXPr_h49Syu6IBagq6e2jt-Bxl5ZCAltcd03X2W5Chqh8a3zoCMywjKaZgZOIV7aYo3cNB_hzLi_q3anfOoCKXDzSgoSDdCMEw/s200/ibu-anak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5556308652576054770" border="0" /></a>Sejauh mana peran seorang mentor sukses? Seperti Anda lihat pada gambar disamping, ibu adalah mentor bagi anaknya. Sebab ibunya lebih dulu tahu tentang dunia dibandingkan anaknya. Saat kita lahir, banyak hal yang tidak kita ketahui, beruntunglah kita sebab ada seorang ibu atau orang tua lainnya di samping kita. Sehingga ada yang membantu dan mengarahkan kita.<br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><br />Begitu juga dalam dunia karir maupun bisnis, kecuali Anda sudah segala tahu, maka Anda memerlukan seorang mentor untuk membantu, mempermudah, dan mengarahkan jalan bisnis dan karir Anda. Intinya kehadiran seorang mentor sukses sangat penting jika Anda mau sukses.<br /></div><br />Bagaimana mendapatkan seorang mentor sukses?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Cara Mendapatkan Mentor Sukses</span>.<br /><br />Berikut adalah tip-tip mendapatkan mentor sukses.<br /><br /> 1. <span style="font-weight: bold;">Rajinlah silaturahim</span>, terutama dengan orang-orang yang bisa Anda jadikan sebagai mentor. Tidak perlu seseorang ayng sudah kaya dan terkenal, cukup seseorang yang memiliki ilmu atau pengalaman dibidang yang kita perlukan. Jika Anda butuh seorang mentor carilah, bukan berharap mentor yang mencari Anda.<br /><br /> 2. <span style="font-weight: bold;">Bersikaplah terbuka.</span> Sebuah wadah tidak akan bisa diisi jika wadah tersebut tertutup. Begitu juga dengan pikiran kita, jika tertutup, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari siapa pun. Ciri-ciri pikiran tertutup:<br /> ◦ Suka membantah. Dia menerima nasihat, tetapi saat dinasihati malah membantah.<br /> ◦ Kalah dengan alasan. Saat ada halangan dia berhenti dengan alasan ada halangan tersebut.<br /> ◦ Tidak menerima sesuatu yang baru. Dia hanya mau melakukan sesuatu yang sudah biasa dia lakukan saja.<br /> ◦ Tidak mau menerima tantangan. Maunya dikasih tugas yang bisa-bisa saja.<br /> <br />3. <span style="font-weight: bold;">Hormati mentor.</span> Kadang aneh, ada orang yang bertanya dengan cara maksa, marah-marah, atau tidak sopan. Mentor tersebut akan membantu keberhasilan Anda, maka wajar jika Anda menghormatinya.<br /><br />4. <span style="font-weight: bold;">Mengertilah</span><span style="font-weight: bold;"> dengan kesibukan mentor।</span> Jika mentor Anda orang sukses, pasti dia sibuk. Jangan mau punya mentor yang malas, nanti Anda akan terbawa malas. Mentor yang baik, pasti mentor yang sibuk dan Anda harus mengerti. Tidak usah marah-marah saat pertanyaan Anda tidak dijawab. Sabarlah, coba pada kesempatan lain. Bukannya marah atau ngambek. Jika perlu, bantu kesibukan mentor.<br /><br /> 5. <span style="font-weight: bold;">Jangan manja, seperti anak kecil.</span> Kecuali Anda masih kecil, bersikaplah dewasa. Jangan manja, segala sesuatu ingin disuapin oleh mentor. Mentor itu hanya mengarahkan apa yang harus Anda lakukan. <span style="font-weight: bold;">Bagaimana</span> cara melakukannya itu adalah tugas Anda. Bahkan ada yang konyol, seorang yang manja malah minta mentor melakukan sesuatu untuk dia. Jika memang Anda ingin seseorang bekerja untuk Anda, itu bukan mentor. Carilah konsultan atau orang yang menawarkan jasa untuk melakukan sesuatu yang tidak Anda bisa. Yup, Anda harus membayarnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Haruskah Punya Mentor Sukses?</span><br /><br />Pertanyaan saya, kenapa harus mempertanyakan ini? Mungkin ada yang berkata bahwa banyak orang yang sukses tidak memiliki mentor sukses. Tentu saja bisa saja. Namun satu kunci kesuksesan seseorang itu ialah <span style="font-weight: bold;">dia melakukan sesuatu dengan cara yang benar</span>. Untuk menemukan cara yang benar itu bisa Anda cari sendiri atau Anda belajar kepada orang yang sudah menemukannya. Itu semua pilihan Anda.<br />Memang, sebagian orang begitu enggan memiliki mentor sukses. Merasa berat memiliki mentor sebab dia tidak mau diatur atau diarahkan. Tidak apa-apa, jika seseorang tidak mau diarahkan, artinya dia harusnya sudah tahu arah atau akan mencarinya sendiri. Sekali lagi, itu terserah Anda.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kenapa Orang Sukses Mau Menjadi Mentor Sukses?</span><br /><br />Bukankah tadi dikatakan bahwa seorang mentor sukses itu biasanya sibuk? Lalu kenapa dia mau menjadi seorang mentor? Jika Anda mempertanyakan masalah ini, jelas Anda butuh seorang mentor sukses. Sebab ini salah satu rahasia sukses dan Anda belum mengetahuinya. Salah satu <span style="font-weight: bold;">rahasia sukses itu adalah berbagi</span>. Seseorang yang sukses tentu akan mau berbagi untuk keberhasilan dia sendiri. Mereka tidak akan menolak menjadi mentor sukses.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kesimpulan</span><br /><br />Bertindaklah. Mulailah bangun jaringan untuk mendapatkan seorang mentor sukses. Ingat tip-tip yang sudah dijelaskan diatas. Jika Anda bertanya apakah saya punya mentor, maka jawabannya ialah saya punya <span style="font-weight: bold;">banyak</span> mentor sukses.<br /><br />Salam sukses,<br /><br />Junaedi<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Sumber: http://www.motivasi-islami.com/pentingnya-seorang-mentor-sukses/</span><br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-27800014530729129282010-07-23T04:10:00.000-07:002010-07-23T04:35:33.973-07:00Ayo.., Membuka Usaha Mulai Sekarang!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCBidtVn03kvBtnk99By5IS6ekzp0d4J6ITlBRzSFVkyQD0ZGhPlpJcMtYse_J1Y8-lOYMJHlObKwaFceVHMZiNqGU-_gcjjXbRLV8l-NtRjXikKTr5dU9upjUJfXCCGoEzPHqkcjSJnk/s1600/Kuda.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 98px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCBidtVn03kvBtnk99By5IS6ekzp0d4J6ITlBRzSFVkyQD0ZGhPlpJcMtYse_J1Y8-lOYMJHlObKwaFceVHMZiNqGU-_gcjjXbRLV8l-NtRjXikKTr5dU9upjUJfXCCGoEzPHqkcjSJnk/s200/Kuda.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5497062470283589730" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Kemampuan belajar dari kegagalan menentuykan keberhasilan pebisnis.</span><br /><div style="text-align: justify;"><br />Tak ada resep jitu untuk menjadi businessman keculai memulainya. Berbisnis adalah learning by doing. Tak ada pebisnis yang bisa meraih sukses tanpa terantuk kegagalan. Lebh cepat memulai bisnis lebih baik agar ide Anda tidak didahului orang lain.<br /><br />Tidak semua orang memilih jalan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Tapi, tiap orang perlu dibuka inspirasinya untuk menjadi seorang wirausahawan sedini mungkin. Dengan memulai usaha lebih dini, akan terbuka kesempatan mengekplorasi inspirasi usahanya itu.<br /><br />Nasihat panjang itu kerap disampaikan pengusaha properti Ciputra untuk menjawab pertanyaan kapan harus memulai bisnis. Jadi, lebih cepat memulai usaha, tentu lebih baik. Jika tidak memulai dari sekarang, bisa jadi orang lain akan lebih dulu melaksanakan ide Anda.<br /><br />Berdasarkan penelitian dan pengalaman para pebisnis tenar di Amerika Serikat (AS), usia bukan penentu kesuksesan seorang pebisnis. Ada pebisnis yang sukses merintis usahanya di usia muda, ada pula yang baru sukses di masa senja.<br /><br />Farrah Gray sebagai contoh, pemuda kelahiran Chicago Amerika Serikat 9 September 1984 adalah contoh pebisnis sukses yang merintis usaha sedari dini. Ia memulai bisnis dari jualan <span style="font-style: italic;">hand & body lotion</span> seharga U$ 1,5 per botol secara <span style="font-style: italic;">door to door</span> di usia 6 tahun.<br /><br />Menginjang usia 13 tahun, Gray mengawalai produksi sirop dengan mendirikan Farr-Out Foods. Pas 14 tahun, Farr-Out Food mencetak penjualan U$ 1,5 juta. Dan kini Gray memiliki perusahaan media raksasa bernama Innercity Broadcasting dan beraset jutaan dollar AS.<br /><br />Berbeda dengan Grey, Harland Sanders justru terlambat masuk ke kancah bisnis. Pendiri Kentuky Fried Chicken (KFC) tersebut baru merintis usaha ayam goreng ketika berusia 48 tahun. Dan, baru di usia 62 tahun, Sanders mengibarkan merek dagang KFC.<br /><br />Modal lain berbisnis adalah jangan takut gagal. Agung Bayu Waluyo, <span style="font-style: italic;">Netrpreneurship Education Manager</span> Universitas Ciputra <span style="font-style: italic;">Entrepreneurship Center,</span> berpesan, belajrt dari pengalaman sering menjadi kunci sukses. <span style="font-style: italic;">Entrepreneur</span> bahkan harus pernah mengalami kegagalan. "Ia harus bisa mengelola kegagalan sama halnya mengelola kebrhasilan," kata Agung.<br /><br />Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memulai bisnis adalah kepercayaan dengan pilihan ide. Biarkan insting Anda bekerja dan berkembang. Jangan berhenti berinovasi. Siapa tau hasil inovasi Anda justru bisa memenuhi ceruk pasar yang lebih besar.<br /><br />Tak kalah penting pelajari kegagalan pesaing, pelajari pengalaman pesaing, dan pastikan Anda tidak mengulanginya. Jika sekarang ANda masih jadi pekerja/karyawan dan ingin memulai usaha, sebaiknya jangan menunggu usia pensiun. Sangat beresiko mempertaruhkan uang pensiun untuk modal usaha.<br /><br />Kesalahan seperti ini sering dilakukan orang Indonesia. "Maksimal lima tahun menjelang pensiun harus sudah mulai merintis uaha," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansial Consulting.<br /><br />Bedasarkan pengalaman, pada tahun pertama membukja usaha perlu dana investasi besar, serta masih mencari bentuk usaha yang pas. Baru tahun ke dua butuh suntikan dana segar untuk pengembangan usaha. "Usaha di tahun pertama biasanya belum belum membawa hasil, baru mencari bentuk," ujar dia.<br /><br />Eko menyarankan pekerja/karyawan yang ingin berbisnis, mulai start di usia menjelang 40-an, terutama saat karier mencapai puncak. Syukur-syukur perusahaan menawarkan pensiun dini yang bisa digunakan jadi modal. "Kalau sahanya gagal, masih ada kesempatan untuk jadi pekerja lagi," imbuh Eko.<br /><br />Begitulah modal umum menjadi pengusaha. Anda siap memulainya?<br /><br /><span style="font-size:180%;"><span style="font-weight: bold;">Memulai dari Hasrat</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berbagai penelitian menunjukan faktor penentu sukses sebuah bisnis pertama kali datang dari hasrat seseorang. Hasrat ini lebih berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis ketimbang faktor lainnya. Misalnya bisnis bengkel modifikasi mobil atau motor, biasanya dimulai dari kegemaran si pengusaha terhadap otomotif.</span> <span style="font-weight: bold;">Selain hasrat, sebelum membuka usaha, seseorang perlu mengidentifikiasi peluang yang ada di lingkungan sekitar. Ambil contoh, di lingkungan yang panas, kebutuhan orang akan air minum jelas tinggi. Ini bisa dibaca oeleh pebisnis sebagai peluang bisnis minuman dalam kemasan atau air isi ulang.</span> <span style="font-weight: bold;">Contoh lain adalah dari pengamatan perubahan nilai di masyarakat. Ambil contoh, orang Indonesia membeli handphone untuk gaya hidup bukan berdasarkan kebutuhan.</span> <span style="font-weight: bold;">Di Amerika Serikat, pnsel cerdas BlackBerry populer karen punya kemampuan push mail. DI Indonesia, yang jadi keunggulan BlackBerry bukan push mail, tapi berbagai aplikasi jejaring sosial. Karenanya, penjualan BlackBerry tetap laris manis. Bahkan, produsen ponsel yang mirip BlackBerry ikut kecipratan permintaan.</span> <span style="font-weight: bold;">Agung Bayu Waluyo dari Universitas Ciputra menyarankan, calon entrepreneur bisa memulai bisnis begitu menyadari empat hal. Pertama; ada peluang dari supply dan demand yang cocok terhadap sebuah barang. Kedua; sudah memiliki barang, tetapi masih mancari pangsa pasar. Ketiga; menyadari ada permintaan yang besar, tapi pasokan minim. Ini misalnya bisa dilihat dari kebutuhan obat penyakit kanker dan AIDS. Keempat; mencipatakan peluang ketika seseorang bisa melihat kebutuhan di mas mendatang, dan berusaha untuk memenuhinya denga teknologi. Contoh yang terakhir ini adalah Mrk Zuckerbrg, pencipta situs jejaring sosial bernaba Facebook.</span><br /><br />Semoga bermanfaat dan salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/epaper</span><br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-63767019194764594532010-05-17T03:04:00.000-07:002010-05-17T03:32:27.165-07:00Melatih Kekuatan Memilih<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIf1t35UE-p7xTD1rlq_D3Mwkp9f7n8U8PxomWEP7BIRywd-G2tXsgDYP3_oYcTvETr7nYT75pzvzM3I7Ph4DG5UrxKhVAp_KykOQiGIfXIAJDCtqsrnhjuEdqP21EPkZj5vx4jA0uYyc/s1600/brain.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIf1t35UE-p7xTD1rlq_D3Mwkp9f7n8U8PxomWEP7BIRywd-G2tXsgDYP3_oYcTvETr7nYT75pzvzM3I7Ph4DG5UrxKhVAp_KykOQiGIfXIAJDCtqsrnhjuEdqP21EPkZj5vx4jA0uYyc/s200/brain.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5472178374804640418" border="0" /></a><span style="font-style: italic;">"Trouble is a friend." - Lenka</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sahabat, setiap kita saat ini adalah hasil dari keputusan dan tindakan kita di masa lalu.</span> Tindakan dan keputusan kita bertahun yang lalu, punya peran membentuk diri kita saat ini. Keputusan dan tindakan kita kemarin, telah menjadikan kita sebagaimana kita yang hari ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Maka sahabat, setiap keputusan dan tindakan kita hari ini, akan menentukan bagaimana kita di masa depan.</span> Jika kita menginginkan kebaikan terjadi pada diri kita di hari esok, maka segala keputusan dan tindakan kita hari ini, juga harus menjadi keputusan dan tindakan yang baik-baik.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Keputusan dan tindakan yang baik, adalah keputusan dan tindakan yang sangat jelas memberi sinyal tentang arah di dalam rute yang benar menuju kepada kebaikan kita di masa depan.</span> Keputusan dan tindakan yang baik adalah bukan yang berbelok arah, dan bukan pula yang berbalik arah dari rute itu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kita sering sekali merasakan kesulitan untuk meyakini tingkat kebaikan yang tepat terkait dengan keputusan yang kita ambil dan tindakan yang kita lakukan.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"</span><br /><br />Perasaan seperti itu bisa berakibat buruk pada kestabilan diri dan menciptakan keraguan serta kegamangan. Akibatnya, perjalanan kita menuju kepada kebaikan akan kita rasakan sebagai langkah-langkah yang terseok dan rapuh. Diri, pikiran, dan perasaan kita juga akan menjadi lebih rapuh, menjadi lebih rentan di hadapan badai kehidupan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Itu sebabnya sahabat, kita memerlukan keyakinan yang lebih kuat di dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan.</span> Hanya dengan ini, maka mata dan hati kita juga hanya akan tertuju ke depan. Dan tentunya, keadaan ini akan membuat kita bisa memudahkan jalan menuju kepada kebaikan yang kita cita-citakan.<br /><br />Keyakinan, sering kita anggap sebagai sesuatu yang sulit kita capai tingkatan idealnya. Ini ada benarnya, sebab <span style="font-weight: bold;">keyakinan adalah tiang penyangga yang kekuatannya tidak datang begitu saja. Kekuatan keyakinan, adalah kekuatan yang harus kita bangun setiap saat, setiap hari.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"</span><br /><br />adalah<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apakah saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apakah saya yakin tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Dan sungguh sahabat, Tuhan begitu menyayangi kita dengan menganugerahkan sebuah kemampuan yang memang sesuai dengan kesanggupan setiap manusia.</span> Dengan kemampuan itu, setiap kita telah diciptakan untuk mampu membangun keyakinan. Kemampuan itu, adalah kemampuan untuk MEMILIH.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">HAL TERPENTING DI BALIK SETIAP KEPUTUSAN DAN TINDAKAN</span><br /><br />Hal terpenting di balik setiap keputusan dan tindakan, adalah PILIHAN. Dengan kata lain, <span style="font-weight: bold;">setiap keputusan dan tindakan adalah identik dengan PILIHAN.</span> Dan kita sama mengetahui, bahwa setiap penyimpangan, kemunduran, atau terhentinya perjalanan menuju kepada kebaikan, hanya disebabkan oleh kegagalan dalam mengambil keputusan dan dalam melakukan tindakan. <span style="font-weight: bold;">Maka sesungguhnya, kegagalan itu adalah kegagalan di dalam menetapkan PILIHAN.</span><br /><br />Dengan kata lain sahabat, berhasil atau tidaknya kita mencapai tujuan dan cita-cita kebaikan, adalah ditentukan oleh besarnya <span style="font-weight: bold;">kekuatan dari PILIHAN</span> yang kita tetapkan.<br /><br />PILIHAN itu sendiri adalah fenomena <span style="font-weight: bold;">obyektif</span> yang dihamparkan di hadapan kita setiap saat, setiap waktu. Dengan obyektifitasnya itu, maka PILIHAN adalah sesuatu yang netral dan apa adanya. Dalam pada itu, segala pilihan kebaikan yang kita tetapkan sebagai tujuan di dalam kehidupan, adalah sesuatu yang amat <span style="font-weight: bold;">subyektif</span> sifatnya, di mana untuk menuju kepada kebaikan ada begitu banyak <span style="font-weight: bold;">pintu-pintu kebaikan.</span> Apa yang perlu kita tempuh dengan demikian, adalah menjadikan diri kita sebagai pribadi-pribadi yang <span style="font-weight: bold;">mempunyai kekuatan di dalam MEMILIH.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">BERDIRI ATAU JATUH DI HADAPAN PILIHAN</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Setiap kali kita dihadapkan pada PILIHAN, maka pada ketika itu SESUNGGUHNYALAH fungsi kemanusiaan kita sedang berada di titik PUNCAKNYA.</span> Ketika kita berada di tengah masalah, kita berada di tengah hutan rimba PILIHAN. Segala hal yang berkecamuk di dalam pikiran dan perasaan kita, adalah hamburan-hamburan PILIHAN. Ketika itulah, kekuatan kita di dalam menetapkan PILIHAN menjadi sangat berperan.<br /><br />Pada ketika itu, inilah yang berlangsung dan terjadi pada diri kita sebagai normalnya manusia:<br /><br />1. Kita sebenarnya <span style="font-weight: bold;">TEGAK BERDIRI</span> sebagai manusia dengan keaktifan <span style="font-weight: bold;">PERASAAN</span> di titik puncak.<br /><br />2. Kita sebenarnya <span style="font-weight: bold;">TEGAK BERDIRI</span> sebagai manusia dengan keaktifan <span style="font-weight: bold;">PIKIRAN</span> di titik puncak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Hanya PERASAAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang impulsif, kompulsif, atau obsesif, yang akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari.</span> Penyesalan yang terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang <span style="font-weight: bold;">kurang menggunakan AKAL SEHAT.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Hanya PIKIRAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang rigid alias kaku dan berdarah dingin, yang juga akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari.</span> Penyesalan yang juga terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru juga mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang <span style="font-weight: bold;">KURANG BERPERASAAN.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Lebih dari itu sahabat, hanya PERASAAN dan PIKIRAN yang mendominasi JIWA lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJERUMUS ke dalam pilihan yang buruk, yang jauh dari kebaikan, yang dipastikan akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari.</span> Penyesalan yang terjadi karena KEGAGALAN KEMANUSIAAN yang meng-gagal-total- kan kebaikan. Kita akan menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN.<br /><br />Dari itu sahabat yang baik, apa yang perlu kita lakukan adalah terus belajar di dalam kebaikan, dengan terus berlatih guna menguatkan <span style="font-weight: bold;">KEKUATAN MEMILIH,</span> agar perasaan dan pikiran tetap menjadi <span style="font-weight: bold;">"alat"</span> kita dan tidak sebaliknya malah <span style="font-weight: bold;">"memperalat"</span> kita yang sebenarnya sedang menuju kepada cita-cita kebaikan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">MELATIH KEKUATAN MEMILIH</span><br /><br />Demi ekologisnya <span style="font-weight: bold;">PILIHAN</span> keputusan dan tindakan kita saat ini, dan demi ekologisnya semua itu dengan masa depan, maka kita perlu berhati-hati menetapkan <span style="font-weight: bold;">PILIHAN</span> keputusan dan <span style="font-weight: bold;">PILIHAN</span> tindakan. Agar kita sebagai manusia yang baik-baik, tidak <span style="font-weight: bold;">TERJATUH</span> atau <span style="font-weight: bold;">TERJERUMUS</span> dan kemudian terlepas dari kebaikan kemanusiaan.<br /><br />Sahabat, "ekologis" itu mudahnya adalah, <span style="font-weight: bold;">"tetap melekat pada kebaikan dan terus membawa kebaikan, kapanpun dan dimanapun."</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mari kita sama-sama belajar dan berlatih.</span><br /><br />Sahabat, perhatikanlah daftar berikut ini dan jika perlu tambahkanlah sendiri daftar ini sesuai dengan kondisi dan keadaan sahabat, apapun kondisi dari <span style="font-weight: bold;">PERASAAN</span> dan <span style="font-weight: bold;">PIKIRAN</span> sahabat saat ini.<br /><br />01. TAQWA versus FUJUR<br />02. BENAR versus SALAH<br />03. PAHALA versus DOSA<br />04. BERMORAL versus AMORAL<br />05. BAIK versus BURUK<br />06. PINTAR versus BODOH<br />07. SMART versus STUPID<br />08. CANTIK versus TIDAK CANTIK (bukan tentang fisik)<br />09. COOL versus NOT COOL<br />10. KEREN ABIEZ versus NORAK ABIS<br />11. GUE BANGET versus BUKAN GUE BANGET (di dalam kebaikan)<br />12. AMAN versus TIDAK AMAN (bagi kebaikan)<br />13. MEMULUSKAN versus MENGHAMBAT (proses menuju kebaikan)<br />14. NYAMAN versus TIDAK NYAMAN (untuk kebaikan diri sendiri)<br />15. BERANI (karena benar) versus TAKUT (karena salah)<br />16. HIDUP versus MATI<br />17. BERSYUKUR versus TIDAK BERSYUKUR<br />18. SABAR versus AMARAH<br />19. ENAK versus MEMUAKKAN<br />20. BIJAK versus TIDAK BIJAK<br />21. CINTA versus BENCI<br />22. ADIL versus DZALIM<br />23. KAYA versus MISKIN (bicara akibat)<br />24. KEBAHAGIAAN versus PENDERITAAN (bicara akibat)<br />25. KETERATURAN versus KEKACAUAN<br />26. MENANG versus KALAH<br />27. SELESAI versus TAMBAH RUNYAM<br />28. Dan seterusnya... (tambahkan sendiri)<br /><br />Sahabat bisa menambahkan pasangan-pasangan kontras sebanyak yang sahabat mau, sesuai yang bisa sahabat <span style="font-weight: bold;">PIKIRKAN</span> dan <span style="font-weight: bold;">RASAKAN</span> saat ini. Semakin sahabat menambahkannya, semakin banyak pintu-pintu kebaikan yang berpotensi sahabat masuki.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sahabat, apa yang kita lakukan setiap saat adalah memberi MAKNA, sebab kehidupan adalah tentang MAKNA.</span> Dan kita, baru saja memberi MAKNA bagi berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan yang dihadapkan kepada kita setiap saat dan setiap hari.<br /><br />MAKNA-MAKNA itu, akan <span style="font-weight: bold;">kita jadikan LABEL</span> alias penanda bagi berbagai kemungkinan sebagai calon PILIHAN. LABEL-LABEL itu, adalah <span style="font-weight: bold;">PINTU-PINTU</span> menuju kepada kebaikan.<br /><br />Pasangan LABEL itu secara sengaja dan khusus saling kita hadapkan sebagai dua kutub yang bertentangan. Di dalam teknik persuasi, upaya ini disebut dengan "the power of contrast".<br /><br />Ingatlah sahabat, bahwa ketika kita me-LABEL-kan sebuah makna, maka LABEL itu melekat pada berbagai kemungkinan dan <span style="font-weight: bold;">BUKAN pada DIRI KITA.</span> LABEL-LABEL itu mewakili karakteristik, sifat, dan potensi dari berbagai PILIHAN kita nantinya.<br /><br />Ketika kita berhadapan dengan berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan kehidupan, <span style="font-weight: bold;">tahan dirilah sejenak</span> untuk tidak langsung menetapkan PILIHAN KEPUTUSAN atau bahkan langsung melakukan apa yang menjadi PILIHAN TINDAKAN. <span style="font-weight: bold;">Tuailah manfaat terbesar dari kesabaran, yaitu KEKUATAN UNTUK MEMILIH. Dan inilah yang perlu sahabat lakukan di saat JEDA itu.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pertama, urutkanlah ulang semua koleksi LABEL di atas.</span><br /><br />Ketika sahabat melakukannya, jangan lupa untuk MENGAMBIL angka nol (0) yang berada di depan semua angka di atas. Angka nol itu tidak kita buang, melainkan kita tanamkan kepada diri kita, bahwa itu adalah sebuah SIMBOL bagi jiwa kita yang baik, bahwa kita sedang dengan sengaja berdiri di titik nol, alias di titik NETRAL. Dengan tidak lagi mengandung angka "nol" di depannya, hasil pengurutan ulang yang sahabat lakukan, akan sangat mencerminkan tingkat kepentingannya bagi sahabat sendiri.<br /><br />Mengurutkan ulang ini bisa kita lakukan dengan merasakan pengaruh terbesar dari pasangan LABEL terhadap perasaan dan pikiran kita. Misalnya saja, kita sangat benci disebut "BODOH" maka tentunya kita akan sangat senang disebut "PINTAR". Pada hari-hari yang lain, kita mungkin lebih senang disebut "ADIL" dan sangat tidak senang disebut "DZALIM". Ini sangat tergantung pada mood, atau kondisi perasaan dan pikiran kita pada suatu saat.<br /><br />Apa yang biasanya terjadi, adalah <span style="font-weight: bold;">otomatisnya kita melekatkan berbagai LABEL itu ke diri kita sendiri.</span> Jika orang lain yang melakukannya, maka kita cenderung meng-ya-kannya. Maka kita bisa memaklumi, bahwa akibatnyapun akan sangat mungkin menjadi keputusan dan tindakan yang juga otomatis, yang justru menjatuhkan atau menjerumuskan.<br /><br />Itulah keadaan di mana kita sedang <span style="font-weight: bold;">"diperalat"</span> oleh pikiran dan perasaan kita sendiri. Salah satu ciri dari kondisi "diperalat", adalah ketika kita berada dalam situasi "miskin pilihan pasangan LABEL". Misalnya, ketika kita melihat suatu persoalan hanya sebagai "MENANG versus KALAH". Padahal, belum tentu bahwa "MENANG versus KALAH" adalah di puncak peringkat.<br /><br />Menjalani proses jeda dan mengurutkan ulang ini, adalah <span style="font-weight: bold;">upaya awal bagi kita untuk menggeser semua LABEL agar tidak lagi "memperalat" melainkan menjadi "alat" yang bisa kita gunakan untuk mengelola PILIHAN-PILIHAN.</span><br /><br />Mengurutkan ulang ini, juga bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan, "Apa yang paling penting buat saya saat ini?" - Apapun jawaban yang sahabat dapatkan, selalulah menjadikannya sebagai pasangan LABEL yang saling bertentangan. Misalnya, jika yang paling penting bagi sahabat pada suatu saat adalah <span style="font-weight: bold;">"SELESAINYA MASALAH",</span> maka pasangan kontrasnya adalah <span style="font-weight: bold;">"MASALAH TAMBAH RUNYAM".</span><br /><br />Sahabat, apapun hasil dari mengurutkan ulang di atas, adalah cerminan dari kondisi dan situasi diri sahabat pada saat itu. Dan manapun pasangan LABEL yang berada di puncak peringkat, hanya berarti satu, yaitu bahwa sahabat sedang berada di <span style="font-weight: bold;">puncak performa</span> sebagai pribadi yang sesungguhnya baik.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Maka sahabat, mengurutkan ulang semua pasangan LABEL sebagaimana di atas, adalah upaya mengakomodasi perasaan dan sekaligus pikiran dengan tetap berada di dalam kerangka kebaikan.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kedua, ambillah satu pasangan LABEL yang sedang berada di puncak peringkat.</span> Misalnya "BAIK versus BURUK". Mulai dari sini, konsistenlah HANYA dengan pasangan LABEL ini saja (lihat note di bagian bawah ini).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ketiga, bersiaplah untuk melekatkan pasangan LABEL itu kepada kemungkinan- kemungkinan keputusan dan tindakan yang sedang sahabat hadapi. Tapi, tunda dulu proses ini.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Keempat, PILIHLAH SATU LABEL untuk MEMAKNAI setiap kemungkinan keputusan dan tindakan yang kita hadapi.</span><br /><br />Kemudian, mulailah sahabat melakukan LABELLING. Misalnya, "kemungkinan A" berlabel "BAIK", "kemungkinan B" berlabel "BAIK", "kemungkinan C" berlabel "BURUK" dan seterusnya.<br /><br />Di awal proses, kemungkinan keputusan dan tindakan itu mungkin saja lebih dari dua, atau bahkan banyak. Akan tetapi, lekatilah dengan HANYA salah satu dari dua PILIHAN LABEL MAKNA di puncak peringkat. Jangan gunakan LABEL dari pasangan LABEL di peringkat yang lain, sebab itu akan memicu "konflik internal" di dalam perasaan dan pikiran sahabat.<br /><br />Sejalan dengan waktu, sahabat akan menemukan bahwa setiap masalah sebenarnya hanya akan bermuara pada dua ujung yang sifat, karakter, dan potensinya bertolak belakang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kelima, simpulkan.</span><br /><br />Kini sahabat memiliki cara yang lebih mudah dan lebih bijak untuk menetapkan PILIHAN keputusan dan PILIHAN tindakan, sehingga Insya Allah keputusan dan tindakan sahabat memang bisa sahabat yakini mengarah kepada tujuan kebaikan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Note: </span>Dalam hal terjadi keseimbangan hasil di antara dua LABEL kontras, <span style="font-weight: bold;">barulah</span> sahabat bisa bergeser ke pasangan LABEL di peringkat berikutnya. "Tata tertib" ini memang diperlukan agar tidak memicu "konflik internal" sebagaimana diungkapkan di atas.<br /><br />Peringkat dari pasangan-pasangan LABEL itu juga akan berubah-ubah urutannya, tergantung pada situasi dan keadaan pikiran dan perasaan sahabat di setiap saat. Peringkat hari ini mungkin akan berbeda dengan peringkat besok. Apa yang penting, adalah sahabat selalu mempunyai pasangan kontras, di mana yang satu menuju kepada cita-cita kebaikan dan satu lagi sebaliknya.<br /><br />Semoga, kita semua bisa lebih banyak berlatih dan belajar setiap hari, ketika kita dihadapkan pada berbagai PILIHAN kemungkinan dari keputusan dan tindakan di dalam hidup yang menuju kepada kebaikan. <span style="font-weight: bold;">Sehingga, apapun LABEL yang sedang kita lekatkan kepada berbagai kemungkinan itu secara obyektif, sahabat tetap berdiri sebagai pribadi yang secara subyektif baik.</span><br /><br />Semoga sahabat semua menjadi lebih mudah menemukan cara yang memuluskan jalan menuju kepada cita-cita kebaikan. Aamiin. Aamiin.<br /><br />O ya sahabat, bukankah semua pelajaran di atas sesungguhnya adalah tentang <span style="font-weight: bold;">MELATIH HATI NURANI?</span><br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><br />=======================================<br /><span style="font-size:85%;"><br /><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >Ikhwan Sopa : Master Trainer E.D.A.N. - http://www.motivasi-komunikasi- leadership. co.cc</span></span><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-51987669523787509052010-03-09T00:03:00.000-08:002010-03-09T00:15:41.005-08:00Entrepreneur: Meraih Kemenangan di Tengah Cibiran Alam Semesta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYEaAAm6Od-lCgj7GGS8Ru7O-7uI9po7RR-La5r5fi9TUebqGSQr2YPoYYXTUXh0jqudYMU3y76-d-U3pBjhAsf3KV-c6snR_5pZ3zEfzyeLQqnp-t4GR8pXK_pBYnZdRCjWTpYjvcvkM/s1600-h/business-plan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 155px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYEaAAm6Od-lCgj7GGS8Ru7O-7uI9po7RR-La5r5fi9TUebqGSQr2YPoYYXTUXh0jqudYMU3y76-d-U3pBjhAsf3KV-c6snR_5pZ3zEfzyeLQqnp-t4GR8pXK_pBYnZdRCjWTpYjvcvkM/s200/business-plan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5446542187901226450" border="0" /></a>Entrepreneur: Meraih Kemenangan di Tengah Cibiran Alam Semesta<br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-size:85%;">Oleh: JOI Ihalauw<br />Staf Pengajar UPH Business School</span><br /><br />Judul ini adalah secuil pesan Claude Hopkins kepada anaknya, yang menggambarkan perjalanannya menjadi seorang sukses. Seorang <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> berani bertindak berbeda, kokoh dalam keyakinan saat melihat peluang, bahkan jika harus melawan arus sekalipun.<br /><br />Media membeberkan fakta jumlah <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> di Indonesia hanya 400.000 dari jumlah kebutuhan 4,4 juta orang. Kita tersentak. Kalau saja bisa mencapai 2% dari jumlah penduduk, Indonesia pasti lebih maju. Amerika Serikat memiliki entrepreneur 11% dari jumlah penduduknya.<br /><br />Kao (John J. Kao) menunjukan empat komponen saat menelisik fenomena kewirausahaan: insan kreatif yaitu <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span>, tugas kreatif, konteks organisasi, dan tantangan lingkungan sekitar. Tulisan ini hanya sekelumit tentang insan kreatif, yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir strategis seorang <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> pemula.<br /><br />Harus diakui, tindakan terencana dan serius untuk membentuk <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> pemula Indonesia baru tampak dalam satu dekade terakhir. Beberapa perguruan tinggi menyelenggarakan program studi kewirausahaan. Bank-bank ikut berkiprah melalui progran CSR. Semisal Bank Mandiri, yang telah mendidik 9.900 mahasiswa untuk menjadi <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span>, tapi 3.000 saja yang lolos tempaan.<br /><br />Kao mengatakan, konsep <span style="font-style: italic;">entrepreneurship</span> berarti tindakan cipta-nilai melaui pengenalan peluang-peluang bisnis, pengelolaan kesediaan memikul resiko sepadan dengan peluang itu, serta mahir komunikasi dan manajemen pengerahan sumber daya manusia, finansial, dan material yang diperlukan, sehingga proyek yang dikerjakan membuahkan hasil.<br /><br />Kao memberi penekakanan pada kemampuan mencipta nilai. Jika nilai untuk pelanggan dipahami sebagai perbandingan atara manfaat dengan biaya, maka sejak dini, <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> harus tahu bahwa manfaat selalu berubah, sebab keinginan (manfaat yang dicari) pembeli di pasar pun dinamis. Jadi, <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> harus cerdik menyikapi kecenderungan keinginan dan mampu mencipta manfaat baru untuk ditawarkan ke pasar.<br /><br />Berkiprah sebagai <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> mengharuskan ia untuk selalu berpijak pada realitas, menginderai kesenjangan antara manfaat dicari (keinginan) dan manfaat aktual (dalam produk) yang ditawarkan ke pasar. Boleh jadi kesenjangan antara manfaat yang dicari dengan manfaat aktual itu pada awalnya secercah peluang saja. Waktu jualah yang menjawab apakah kelak secercah peluang itu sesungguhnya sesuatu yang besar dan menguntungkan.<br /><br />Mejalani waktu inilah yang sering membimbangkan <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> pemula. Keraguannya diperbesar oleh rasa takut rugi, tidak punya cukup modal untuk bisa bertahan lebih lama, usia beranjak naik sedangkan hasil belum kelihatan, tidak berpengalaman, dan persaingan ketat. Ada juga mitos bahwa kelompok etnis tertentu saja yang bisa menjadi <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span>.<br /><br />Sejatinya untuk menjadi <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span>, seseorang harus bertindah, bertindak, dan terus bertindak untuk menciptakan nilai! Hal ini dikukuhkan oleh hasil penelitian Shefsky pada 1994 terhadap 200 <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span>, sehingga ia menyimpulkan: <span style="font-style: italic;">entrepreneur are made, not born!</span><br /><br />Kemampuan berpikir strategis adalah salah satu modal <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> pemula. Ohmae (Kenichi Ohmae) menunjukan <span style="font-weight: bold;">3R</span> penting dari seni pikir strategik: <span style="font-weight: bold;">Pertama,</span> <span style="font-style: italic;">Reality; entrepreneur</span> harus membiasakan menjelajah lanskap abad ke-21, mengamati kenyataan dan kecendurangan pasar, industri dan lingkungan makro. Mereka perlu peka terhadap tantangan dari perubahan yang sedang terjadi.<br /><br />Coba kita simak, Etnis Tionghoa secara budaya terbiasa memandang tantangan atau krisis <span style="font-style: italic;">(wei cie)</span> sebagai ancaman <span style="font-style: italic;">(wei sien)</span> sekaligus peluang <span style="font-style: italic;">(cie hue)</span>. Ketika dihadapkan dengan <span style="font-style: italic;">wei cie</span>, secara simultan <span style="font-style: italic;">wei sie</span>n dan <span style="font-style: italic;">cie hue</span>. Dunia belum kiamat, ada kesempatan! Ini kemampuan berpikir kreatif memandang setiap ancaman sebagai peluang yang tertunda; memuntir ancaman menjadi peluang baru.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kedua,</span> <span style="font-style: italic;">Ripeness</span> atau timing, tepat saat dalam mengidentifikasi dan menggarap peluang. Tidah heran jika kita sering mendengar bahwa <span style="font-style: italic;">opportunity never knocks twice,</span> atau "dia hoki banget". Bukan tanpa dasar ketika <span style="font-style: italic;">Ries</span> dan <span style="font-style: italic;">Trout</span> mengatakan bahwa timing adalah Himalaya-nya strategi. Jadi, <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> pemula perlu mengasah diri dalam mengenali dan menggunakan <span style="font-style: italic;">strategic window</span>, yaitu <span style="font-style: italic;">limited periods during which the fit between the requirements oh the firm is at an optimum.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Yang terakhir</span>, <span style="font-style: italic;">Resources.</span> <span style="font-style: italic;">Entrepreneur</span> pemula harus mampu mengerahkan sumberdayanya yang terbatas untuk menciptakan nilai. Sering kita terjebak dalam kebiasaan berpikir bahwa kelimpahan sumberdayalah yang paling penting. Fakta menunjukan, bukan kelimpahan sumberdaya, melainkan racikan unik dari berbagai sumberdaya yang dikuasailah yang terpenting sehingga terbentuk kapabilitas-kapabilitas unik untuk mencipta nilai superior. Bukankah bahan-bahan untuk membuat nasi goreng adalah sama? Tetapi mengapa ada yang laris banget? <span style="font-weight: bold;">Kuncinya: Keunikan RACIKAN!</span><br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-90595174804410900302010-02-16T01:55:00.000-08:002010-02-16T02:06:50.929-08:00Gran Opening MAXILink, senin 15 Februari 2010<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFimTeYEx3ZncmBaXaGK8cAFLNs49HTpFSo4hD9R8hbGvN7mLPOPosiiNzO2Np7Eun7kqIZw-KDGbgxBqfxobBmzFR0YX8M5SDQvt4rTd6rx39oMWwqfKhr7klwX4fv1ecoxR1x6mCS9w/s1600-h/Baliho.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 100px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFimTeYEx3ZncmBaXaGK8cAFLNs49HTpFSo4hD9R8hbGvN7mLPOPosiiNzO2Np7Eun7kqIZw-KDGbgxBqfxobBmzFR0YX8M5SDQvt4rTd6rx39oMWwqfKhr7klwX4fv1ecoxR1x6mCS9w/s200/Baliho.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5438778312805409602" border="0" /></a>Senin 15 Feb. 2010, hari itu adalah hari "Grand Opening" Loket Pembayaran Listri & Telepon (<span style="font-style: italic;">MAXILink</span>).<br /><br />Jam baru menunjukan -+10.00 wib tiba-tiba HP berdering setelah saya lihat ternyata dari istri tercinta, antara percaya dan tidak istri berujar dengan suara terbata-bata seolah tdk bisa menyimpan kegembiraan karena usaha yang masih bayi ini didatangi oleh segerombolan ibu-ibu komplek.<br /><br />Singkat cerita sang istri dengan nada panik meminta saya untuk tambah saldo PLN&Telepon segera karena saldo yg ada sudah menipis. Tidak mau kehilangan pelanggan dan demi kepuasan atas layanan kami tanpa berpikir panjang lebar saya pun langsung beranjak dr tempat duduk menuju ATM untuk segera tranfer. Alhamdulillah persolan telah terselesaikan dan pelanggan pun merasa puas atas layanan kami.<br /><br />Dengan sedikit promosi (spanduk & poster) alhamdulillah hari pertama kami buka loket pembayaran Listrik & Telepon langsung diserbu oleh ibu-ibu komplek dan masyarakat sekitar. Ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami karena usaha yg kami jalankan ini ibarat bayi baru lahir tapi telah ditunggu oleh bapak-bapak dan ibu-ibu. Alhamdulillah ya Allah ternyata perjuangan kami tidak sia-sia dan dibutuhkan oleh orang lain. Semoga kami dapat menjalankan amanah-Mu dan pengguna layanan kami bertambah banyak serta dapat terpuaskan akan layanan kami.<br /><br />Satu point yang kami dapat adalah "Jika kita berjuang dijalan Allah dan sepenuh hati insaya Allah akan dimudahkan", demikian sharing ini saya sampaikan semoga bermanfaat.<br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br />081310004288<br /></div><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-17008489706966098352010-02-10T03:36:00.000-08:002010-02-10T03:46:40.499-08:00THE POWER OF KEPEPET<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBM8-6SVG_QC49KZ1zSYzFetl1mhys5MSJ0hTn3PAEJWBLkug9LYWe_mP8HrVaxsqAT_q8kuJtF-NZGAzdYMW5ZNdgWs7Xx9FpVZgq_1GdBuaLW-M5AakgusOGKFjDx6kiMqWuqre0px4/s1600-h/the_power_of_kepepet.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 143px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBM8-6SVG_QC49KZ1zSYzFetl1mhys5MSJ0hTn3PAEJWBLkug9LYWe_mP8HrVaxsqAT_q8kuJtF-NZGAzdYMW5ZNdgWs7Xx9FpVZgq_1GdBuaLW-M5AakgusOGKFjDx6kiMqWuqre0px4/s200/the_power_of_kepepet.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5436579737589933810" border="0" /></a>Seandainya sekarang anda tidak memiliki uang tabungan, penghasilan pun kurang dari 1 juta sebulan. Apakah anda bisa mendapatkan uang 10 juta - jam 9 esok hari?" Saat saya menanyakan pertanyaan ini kepada peserta seminar, hampir semua menjawab, Tidak Bisa.<br /><div style="text-align: justify;"><br />Kenapa?? Karena mereka mengukur kemampuannya berdasarkan kondisi normal mereka. Dengan penghasilan 1 juta perbulan, jika savingnya 200 ribu perbulan, maka butuh 50 bulan untuk mendapatkan 5 juta.<br /><br />Bagaimana jika pertanyaan saya ubah? Seandainya, malam hari ini, orang yang paling Anda sayangi, mendadak sakit keras. Dokter mendiagnosa ada sebuah tumor ganas yang harus dioperasi esok pagi. Jika tidak, maka (maaf) nyawanya akan melayang. Sedangkan operasi hanya bisa dilaksanakan jika anda menyerahkan uang tunai sejumlah 5 juta rupiah sebelum jam 9 esok hari. Bagaimana? Apakah anda masih akan mengatakan tidak bisa? Mayoritas akan menjawab, "Harus bisa". Kenapa? Karena KEPEPET, jika tidak, nyawa orang yang kita cintai tersebut akan melayang.<br /><br />Jadi sebenarnya jika dalam kondisi yang terdesak dan tidak diberikan pilihan untuk "tidak bisa", manusia akan mencari jalan untuk berfikir "Bagaimana Harus Bisa". Tetapi kenapa sukses, kaya, membahagiakan orang tua atau keluarga, seolah bukan suatu kebutuhan yang mendesak?<br /><br />Sesungguhnya manusia telah diciptakan dengan potensi luar biasa, diluar apa yang kita pikirkan. Hanya saja potensi tersebut seringkali hanya akan keluar pada kondisi terdesak, seperti seorang nenek bisa melompat dari gedung setinggi 5 meter, saat kebakaran.<br /><br />Coba amati biografi orang-orang sukses, banyak dari mereka yang 'kepepet' sebelumnya. Seperti per atau pegas, saat kita tekan, maka akan menimbulkan gaya yang lebih besar. Trus, apa yang harus kita lakukan? Cara Pertama untuk mengeluarkan 'potensi kepepet' kita, adalah dengan cara menvisualisasikan (membayangkan) seolah-olah kita dalam kondisi kepepet, maka kita akan mengfungsikan organ tubuh dan hormon-hormon kita, bekerja secara maksimal. Misalnya, bayangkan jika hari ini anda di PHK, apa yang akan anda lakukan?<br /><br />Cara kedua, menciptakan kondisi kepepet secara Nyata. Misalnya dengan berhutang untuk modal usaha, secara otomatis akan membuat kita termotivasi untuk mengembalikan hutang. Atau, bisa juga kita terima orderan langsung, meskipun usaha belum mulai. Ada juga yang memberanikan diri membayar DP (uang muka) sewa ruko/ kios, setelah itu terpaksa berfikir bagaimana melunasinya. Jika anda masih single dan tidak punya tanggungan keluarga, mungkin anda mau langsung mencoba keluar kerja dan mulai usaha?! Semua itu pilihan anda lho, jangan salahkan saya untuk resikonya. Tergantung dari karakter masing-masing orang. Saya menempuh cara yang terakhir, cukup konyol, tapi berhasil. Kuncinya: Tetap jaga KREDIBILITAS Anda.<br /><br />Cara mana yang akan anda pilih, yang penting MELANGKAH, jangan kebanyakan mikir atau sekedar membaca artikel saya ini. Karena kehidupan anda tidak akan berubah hanya dengan mendengar, tapi dengan ACTION.<br />Seperti kata Rudy Hartono, apa yang membuatnya menjadi juara? Jawabnya: “Every Point is a Game Point.”<br /><br />FIGHT!<br /><br /><br />Junaedi<br />081310004288<br /><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Jaya Setiabudi dapat dihubngi di email : masj@fone-mail.com</span> </span><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-56747655049892742182010-01-18T00:24:00.000-08:002010-01-18T00:36:57.532-08:00Takut Salah Nggak Usahlah<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrL9fpwJdNYUnEP1w4qmhPiOpiu1ZBOhXFKNtne9d577CbVIYtCZPt1QcnBeJpVlwukSzTBrwNb523Y8OENpWqVnjP1nRHUDDIM2DiaPPPgR1M2_a8OSpRUkfMSpO1Iy7mgCz4pgNy33c/s1600-h/bicycle_accident.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrL9fpwJdNYUnEP1w4qmhPiOpiu1ZBOhXFKNtne9d577CbVIYtCZPt1QcnBeJpVlwukSzTBrwNb523Y8OENpWqVnjP1nRHUDDIM2DiaPPPgR1M2_a8OSpRUkfMSpO1Iy7mgCz4pgNy33c/s200/bicycle_accident.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5427994702938184674" border="0" /></a>*Takut Salah? Nggak Usahlah!*<br /><br />Saya nyaris yakin bahwa Anda pasti bisa mengendarai sepeda. Roda dua maksud saya. Saya mengajak Anda berkelana ke masa lalu. Mari...<br /><br />Anda pasti masih ingat bagaimana indahnya masa-masa itu. Masa kanak-kanak ketika kita merasa begitu bebas dan merdeka menjelajahi pelosok kampung kita, atau malah ke kampung-kampung tetangga, dengan bersepeda.<br /><br />Salah satu kenangan terindah kita, berasal dari masa-masa itu. Entah Anda tinggal di perkotaan, di kompleks perumahan, di dekat pasar, atau di desa, bersepeda menyusuri pematang sawah barangkali.<br /><br />Masih ingatkah Anda, tentang segala hal yang Anda alami sebelum masa-masa indah itu bisa Anda nikmati?<br /><br />Maksud saya, saat kita baru belajar menaiki sepeda. Saat kita dilanda gelora emosi karena belum juga bisa mengendalikan dan menyeimbangkan posisi bersepeda. Saat itu, kita melakukan begitu banyak kesalahan. Inilah di antara kesalahan yang pernah saya buat kala itu:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Jatuh ke selokan.</span><br /><span style="font-weight: bold;">2. Menabrak pagar rumah orang.</span><br /><span style="font-weight: bold;">3. Nyelonong keluar dari gang dan menyeruduk mobil lewat.</span><br /><span style="font-weight: bold;">4. Menabrak sepeda teman.</span><br /><span style="font-weight: bold;">5. Terpeleset pasir.</span><br /><span style="font-weight: bold;">6. Rem blong.</span><br /><br />Anda tambahkan sendiri pengalaman Anda.<br /><br />Saat itu, setahu saya, belum banyak helm pengaman dijual. Apalagi pengaman siku dan lutut seperti yang banyak beredar sekarang. Masih bagus, jika waktu itu sepeda Anda punya rem yang berfungsi dengan sangat baik.<br /><br />Saya sendiri, pernah belajar dengan sepeda yang tidak punya rem. Waktu itu, cara saya menghentikan sepeda adalah dengan menekan sandal jepit saya langsung ke roda depan. Ha...ha...ha.. berhenti juga, walaupun "overshoot" (landing melebihi batas landasan).<br /><br />Dengan segala kesalahan dan blunder yang saya lakukan itu, banyak yang terjadi pada diri saya:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Lecet dan keseleo.</span><br /><span style="font-weight: bold;">2. Lutut memar.</span><br /><span style="font-weight: bold;">3. Tulang kering luka dan terkelupas.</span><br /><span style="font-weight: bold;">4. Sikut carut-marut.</span><br /><span style="font-weight: bold;">5. Kadang ya benjol juga jidat.</span><br /><span style="font-weight: bold;">6. Dimarahi orang, ini pasti.</span><br /><br />Belum lagi menangis, atau berkelahi berebut sepeda, dan diomeli orang tua atau tetangga.<br /><br />Lagi, Anda bisa tambahi daftar ini.<br /><br />Masihkah Anda ingat bagaimana rasanya, pedal sepeda yang memantul dan menutuk ke tulang kering Anda?<br /><br />Masihkah Anda ingat bagaimana rasanya, terjerembab dengan telapak tangan menggelosor di atas aspal berpasir? Masih ingatkah Anda bagaimana rasanya malam hari setelah kejadian semacam itu? Telapak tangan yang terasa begitu panas dan berdenyut semalaman? Bisa jadi, Anda merasakannya sembari berlinang air mata dan terisak-isak.<br /><br />Jawab pertanyaan saya, apakah semua kesalahan dan blunder itu, membuat Anda berhenti belajar naik sepeda?<br /><br />Mengapa?<br /><br />Ya! Tepat sekali, Anda ingin bisa.<br /><br />"The power of dream!"<br /><br />Kekuatan impianlah yang membuat Anda tetap berjuang dan belajar keras. Sampai bisa.<br /><br />Kini, hari ini, saya yakin bahwa semua kesalahan dan blunder dari masa-masa itu, justru menjadi bagian dari keindahan itu sendiri. Setuju?<br /><br />Jawab lagi pertanyaan saya. Kok bisa, kekuatan impian Anda begitu besarnya?<br /><br />Ini rahasianya.<br /><br />Ketika Anda kecil, Anda masih polos. Anda belum banyak dicekoki dan "diracuni" oleh berbagai pengertian dan pemahaman tentang benar atau salah, dan tentang baik atau buruk.<br /><br />Saat itu, Anda sangat yakin dalam menyikapi segala kesalahan dan blunder yang terjadi. Di mata Anda, semua kesalahan dan blunder adalah semata-mata "kesalahan teknis".<br /><br />Sejalan dengan usia dan pendidikan Anda, Anda mulai menyusun dan mengorganisir berbagai konsep dan pemahaman tentang salah, benar, baik, dan buruk. Tentang moralitas dan idealisme kehidupan. Sampai hari ini.<br /><br />Ternyata, tanpa Anda sadari, Anda mulai merumuskan sebuah konsepsi baru tentang kesalahan, yaitu *"kesalahan moral"*. Dan yang sangat sering terjadi, adalah kekurangwaspadaan Anda dalam memisahkan dua macam kesalahan itu.<br /><br />Maka mulai sekarang, camkanlah ini.<br /><br />Jika Anda mau melakukan sesuatu, dan kemudian menemukan berbagai kemungkinan kesalahan dan blunder yang mungkin akan terjadi, jangan langsung berhenti. Uji dahulu semua itu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:<br /><br />Apakah jika kesalahan atau blunder itu terjadi, akankah:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Membuat Anda berdosa?</span><br /><span style="font-weight: bold;">2. Membuat Anda masuk neraka?</span><br /><span style="font-weight: bold;">3. Membuat Anda masuk penjara?</span><br /><span style="font-weight: bold;">4. Mencederai moralitas dan keyakinan Anda?</span><br /><span style="font-weight: bold;">5. Melukai orang-orang yang Anda cintai?</span><br /><span style="font-weight: bold;">6. Merugikan khalayak?</span><br /><br />Jika Anda bisa menjawab "tidak", maka segala kesalahan itu semata-mata hanya *"teknis"* sifatnya. Dan *"kesalahan teknis*" semacam ini, selalulah merupakan *pembelajaran*. Penting, dan bernilai untuk Anda. Jangan berhenti.<br /><br />*Jangan Berhenti!*<br /><br />Coba pertimbangkan hal-hal ini.<br /><br />Anda mau membuka warung kelontong di garasi Anda, dan tetangga seberang rumah Anda sudah lebih dahulu membuka warung di garasinya. Anda ingin sekali, tapi Anda membatalkannya, karena *"tidak enak hati"*.<br /><br />Di Mangga Dua sana, ratusan toko elektronik berjajar rapi menjual barang yang identik dan persis sama. Rezeki ada yang mengatur!<br /><br />Anda mau mengejar cita-cita, kemudian sekitar Anda memberi masukan negatif. Anda mau berhenti? Apakah Anda mau bilang, *"apa kata orang nanti?"*<br /><br />Sudahlah. Jika Anda mampu menjawab "tidak" untuk enam pertanyaan di atas, lakukan saja!<br /><br />*Lakukan Saja!*<br /><br />Di ballroom hotel Twin Plaza kemarin, ada seorang peserta yang bertanya kepada saya, *"Pak, saya kok sering merasa terdemotivasi, gimana pak?"* Saya bilang, *"Bukan pak, Anda hanya sedang terdiskoneksi.... - dari mimpi."*<br /><br />*"People often think that they're being demotivated by their situations. No, they're just being disconnected from their dreams."*<br /><br />Semoga bermanfaat.<br /><br /><br />Ikhwan Sopa<br />Master Trainer E.D.A.N.<br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc</span><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-56184043571546768732010-01-11T20:33:00.000-08:002010-01-11T20:43:28.216-08:00Hasil Pertemuan 9 Januari 2010<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAkkLJDQIeM5SGQcCn1fxy8mXGWbKHlyCus_OObwSq7_ceDIM_OmbVTgq5bpDUmuy50iLpZwAHOgcKVnGB0A-4MmzLWVXLN9N_PYrp9DGPRkCpDTy3CjliOiFc2ahbPnf08OKjJAm9AXE/s1600-h/09.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 162px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAkkLJDQIeM5SGQcCn1fxy8mXGWbKHlyCus_OObwSq7_ceDIM_OmbVTgq5bpDUmuy50iLpZwAHOgcKVnGB0A-4MmzLWVXLN9N_PYrp9DGPRkCpDTy3CjliOiFc2ahbPnf08OKjJAm9AXE/s200/09.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5425709007269673282" border="0" /></a>Assalamu'alaikum wr wb<br /><div style="text-align: justify;"><br />Alhamdulillah kemarin sudah diselenggarakan pertemuan membahas program kerja TDA jaksel resume nya sbb :<br /><br />PROGRAM KERJA TDA JAKSEL 2010<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sasaran TDA Jaksel :</span><br /><br />1. Membangun fondasi kepengurusan yang solid<br />2. Menambah jumlah member TDA Jaksel<br />3. Menumbuhkan peran kelompok mastermind<br />4. Membangun kualitas anggota TDA Jaksel<br />5. Mengakselerasi bisnis anggota<br />6. Menjadikan TDA Jaksel sebagai wadah pembelajaran bagi anggota<br />7. Bersinergi dengan TDA (pusat) / TDA wilayah lain<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Pengurus TDA Jaksel 2010 :</span><br /><br />Hasil pemilihan langsung 31 Desember 2009 :<br />• Ketua: Tjarli Suhendra<br />• Divisi Bisnis : Sonny Sofjan<br />• Divisi Mastermind : Irwan Rahman<br />• Bendahara : Siska Tri Hapsari<br />• Sekretaris : Salma<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Kegiatan TDA Jaksel</span><br /><br />a. Pertemuan rutin Kelompok Mastermind minimal 2 kali dalam sebulan<br /><br />b. Edukasi internal KMM TDA Jaksel :<br />• Tujuan : Akselerasi Free Cashflow<br />• Khusus untuk anggota KMM<br />• Pertemuan 2 mingguan durasi 3 jam<br />• Iuran/investasi Rp.50.000 / pertemuan<br />• Bahan/materi :<br /> § Bisnis & Investasi<br /> § Key Performance Indikator<br /> § Membuat Bisnis Plan<br /> § Marketing<br /> § Tips & Trik meningkatkan sales<br /> § Membuat Laporan Keuangan<br /> § Analisa Laporan Keuangan<br /> § Bisnis Internet<br /> § Menulis Buku sebagai bisnis<br /><br />c. Focus Group Discussion<br /> • Bedah buku TDA Jaksel<br /><br />d. Forum TDA Jaksel :<br />• Forum pertemuan bulanan menampilkan public figure<br />• Peserta tebuka untuk umum<br />• Thematik yang ispiratif :<br /> § Menyusun Business Plan<br /> § Financing UKM<br /> § Perpajakan yang terkait banyak dengan UKM<br /> § Sharing know how bisnis furniture (Owner King furniture)<br /> § Bisnis ritel<br /> § Bisnis kuliner<br /> § Google Wave (Pak Chaidir & team, paling cepat bulan Juni 2010 )<br /> § Bisnis pendidikan<br /> § Bisnis Emas<br /> § Industri kreatif<br /> § Marketing & Sales<br /> § Memilih Business Opportunity / Franchise yang tepat<br /><br />e. Talkshow TDA Jaksel - Kompas<br />Khusus Edukasi Internal KMM, materi nya akan diupdate oleh Pak Sonny.<br />Khusus Talkshow TDA Jaksel - Kompas akan diupdate oleh Pak Dudun.<br /><br />Untuk program kerja Divisi Mastermind dan Portal TDA Jaksel masih pending, belum dibahas.<br /><br />Demikian<br /><br />Wassalam<br /><br />Tjarli Suhendra<br />==============================================<br /><br />Salam sukses,<br /><br />Junaedi<br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-66790505881751842772010-01-06T02:25:00.000-08:002010-01-06T02:29:30.451-08:00Mitos tentang Networking<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj96AXieP1UY29sAch0Zd-q45YglnpSiyqr79_gOz588Tv6CaTteWXZBubA0Dwn6b5DHjuTxocVOTPfz7mNEUmVl0eq1mCZv76EgChxSTfKk-2_6JYBAhUlqP6I9zAJldISqJ5E9X92eZw/s1600-h/Pertemanan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 128px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj96AXieP1UY29sAch0Zd-q45YglnpSiyqr79_gOz588Tv6CaTteWXZBubA0Dwn6b5DHjuTxocVOTPfz7mNEUmVl0eq1mCZv76EgChxSTfKk-2_6JYBAhUlqP6I9zAJldISqJ5E9X92eZw/s200/Pertemanan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423571962582500114" border="0" /></a>Menjalin networking atau jaringan kerja tak selalu berarti mengenal semua orang yang berkedudukan penting dalam bisnis yang dijalankan. Networking bahkan tak harus dibangun dengan kerja keras.<br /><div style="text-align: justify;"><br />Awalnya, istilah networking muncul pada bidang teknologi informasi. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan sebuah konstruksi atau desain, baik yang berbentuk hardware maupun software untuk menciptakan sebuah sistem jringan sekaligus mengoperasikan sistem tersebut.<br /><br />Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian diadopsi untuk menjelaskan sebuah hubungan dalam kehidupan sosial. Pernah mendengar istilah social networking? Nah, istilah ini bisa diartikan sebagai sebuah jaringan pertemanan yang mampu membuat anggotanya untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Komunikasi atau pertemanan ini bersifat simbiosis mutualisme karena masing-masing anggotanya mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut.<br /><br />Dalam dunia kerja, networking atau jaringan kerja bisa mengarah pada setiap bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang agar bisa mendapatkan jaringan bisnis yang dikelolanya. Karena itulah, istilah networking sering dikaitkan dengan menjalin hubungan hubungan dengan banyak orang untuk memuluskan rencana atau kepentingan orang tersebut.<br /><br />Namun, konsultan karier Liz Ryan seperti dikutip news.yahoo.com, menganggap bahwa masyarakat masih sering salah mengartikan istilah networking. Ia mengatakan, banyak mitos yang berkembang tentang networking yang bisa mengacaukan pandangan tentang arti networking sesungguhnya. Berikut 10 mitos yang diungkapkan Liz tentang networking.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking berarti bertemu dengan sebanyak mungkin orang</span><br /><br /><br />Menyimpan begitu banyak kartu nama orang-orang penting atau bertemu dengan semua orang penting di kota Anda bisa jadi sebuah jalan menuju kesuksesan bisnis. Tapi yang paling penting sebenarnya ialah kualitas hubungan tersebut, bukan kuantitasnya. Tak ada gunanya Anda menyimpan kartu nama mereka tanpa sedikit pun menjalin pertemanan yang akrab dengan orang-orang tersebut. Jadi sebaiknya Anda melakukan komunikasi intens dengan mereka. Intinya jalinan komunikasi menjadi penting, mungkin saja suatu waktu Anda memang membutuhkan orang yang Anda kenal melalui kartu nama tersebut.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking berarti menceritakan tentang bisnis Anda kapan pun di mana pun</span><br /><br /><br />Tak ada yang salah jika Anda antusias menceritakan bisnis dan kehidupan Anda. Tapi orang-orang biasanya akan segera lupa dengan detail cerita Anda. Akan lebih baik jika Anda mencoba menarik simpatinya dengan mendengarkan cerita dan keinginan mereka. Dengan mendengarkan orang lain, Anda bisa melihat keinginan terdalam mereka dan punya potensi besar untuk didengarkan saat Anda memberi umpan balik atau saran.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking adalah kerja keras</span><br /><br />Networking akan terbentuk secara otomatis jika Anda berkenalan dengan seseorang, tetap menjalin kontak dan hubungan yang baik dengannya, dan menempatkan kepentingannya terlebih dahulu dengan selalu berpikir, "Apa yang saya bisa lakukkan untuk orang ini?" Setelah Anda tahu apa yang diinginkannya, tentu akan mudah untuk menjalin jaringan kerja dengannya. Untuk itu, usaha ekstra keras sangat dibutuhkan. Baik menyangkut pemikiran Anda juga sedikit menguras tenaga Anda. Tapi kerja keras itu nantinya akan sangat menguntungkan Anda sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking dibentuk saat Anda sedang membutuhkannya</span><br /><br />Bagaimana mungkin Anda baru membangun jaringan saat Anda membutuhkannya? Sebuah networking tidak bisa langsung berfungsi dengan baik saat baru dibentuk. Sistem ini membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk tumbuh dan menampakkan hasil. Jadi jangan tunggu sampai Anda membutuhkan untuk mencari pekerjaan atau berkarier di bidang lain. Mulailah membentuk networking sekarang juga dan lihat hasilnya saat Anda membutuhkannya.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking hanya untuk orang-orang yang kurang cerdas</span><br /><br />Untuk membangun sebuah networking yang baik dan berfungsi tepat, seseorang membutuhkan keahlian berkomunikasi yang lihai untuk memengaruhi orang lain. Kemampuan mendengarkan orang lain juga jadi salah satu senjata untuk membangun kepercayaan pada networking. Jadi bagaimana mungkin networking hanya untuk orang yang kurang cerdas?<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking hanya untuk enterpreneurs</span><br /><br />Membangun jaringan dengan kaum profesional lainnya membuat seorang bisa mendapatkan perspektif yang berbeda tentang dunia bisnis dan kerja, yang bisa jadi tidak dipikirkan sebelumnya oleh orang tersebut. Pendapat ini, tidak selalu benar, networking dibutuhkan bagi Anda yang ingin memiliki wawasan yang luas, dan jaringan yang luas pula. Sehingga keingintahuan Anda untuk menambah wawasan itu, bukan berarti Anda kurang cerdas kan?<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking hanya membuang-buang waktu</span><br /><br />Jika tujuan Anda membangun networking hanya untuk menjajakan produk Anda atau menceritakan tentang pekerjaan Anda tanpa ada ketertarikan mendengarkan cerita orang lain, maka networking memang sia-sia belaka. Inti dari networking adalah membangun pertemanan, rasa nyaman, dan kepercayaan. Jika hal ini sudah dirasakan orang lain terhadap Anda, maka apa pun yang Anda inginkan akan mengikuti.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking mahal</span><br /><br />Sekarang ini banyak situs pertemanan yang gratis. Pertemuan tatap muka juga bisa dirancang di lokasi yang tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya. Sehingga menjalin networking membutuhkan biaya mahal itu adalah pendapat yang keliru. Saat ini yang dibutuhkan adalah bagaimana Anda memanfaatkan celah dan peluang yang ada.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking itu menipu</span><br /><br />Saat Anda berbincang dengan seseorang dalam networking, topik dan kalimat yang keluar dari mulut Anda diatur oleh Anda sendiri. Semuanya tergantung pada Anda. Jadi jika Anda berbohong, itu karena Anda yang ingin berbohong.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> * Networking ketinggalan zaman</span><br /><br />Bagaimana mungkin hubungan antar manusia dikatakan ketinggalan zaman? Apalagi jika hubungan tersebut berkaitan dengan kemajuan bisnis. Walaupun dengan kecanggihan teknologi dan apapun bisa dilakukan sendiri, namun membuat networking tetap diperlukan. Kita perlu berinteraksi dengan yang lain. Walaupun mungkin interaksi itu hanya di dunia maya.<br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Kutipan dari www.reppen.blogspot.com</span><br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-15971262122149139652009-12-16T19:23:00.000-08:002009-12-16T19:49:10.576-08:00Bedanya Bosan Dan Malas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg25JrXKAlFlDLKabyGH6qtuI9EHhwEjaoFHGCBYU9oYHFQmebmaieF-IdeEkSHfjDmzmeyvtMStG2LxJVbQnTM9X2HNtemavRBVj7pxtpFeLPRT-4Ii0OqrdoQTMDxefsMCoso81TTxGM/s1600-h/bosan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg25JrXKAlFlDLKabyGH6qtuI9EHhwEjaoFHGCBYU9oYHFQmebmaieF-IdeEkSHfjDmzmeyvtMStG2LxJVbQnTM9X2HNtemavRBVj7pxtpFeLPRT-4Ii0OqrdoQTMDxefsMCoso81TTxGM/s200/bosan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5416041160327812834" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 255, 51);">"Waspadalah jika Anda mudah jenuh atau gampang bosan! Bakat leadership Anda mungkin cukup tinggi."</span><br /><div style="text-align: justify;"><br />Semalam, setelah menyiapkan materi leadership "Tranforming Leaders" untuk para anggota dewan, saya merenungi sesuatu. Sesuatu yang benar-benar menarik karena menciptakan sebuah cara pandang baru. Cara pandang yang menurut saya lebih empowering alias memberdayakan. Cara pandang yang bisa merubah paradigma kita selama ini tentang rasa bosan. Saya lalu mengupdate status dengan ungkapan sebagaimana paragraf pertama di atas.<br /><br />John Adair, dalam salah satu buku leadershipnya, mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik seorang leader yang ideal dan terus tumbuh, adalah memiliki kualitas toughness atau keras hati (dan mungkin juga keras kepala) yang sehat. Para leader dengan kualitas pribadi yang demikian, adalah mereka yang demanding alias penuntut, dan pada saat yang sama sering merasa tidak nyaman di dalam lingkungannya.<br /><br />Ya, <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">tidak nyaman</span> alias <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">bosenan!</span><br /><br />Rasa tidak nyaman itu muncul karena <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">standar tinggi</span> yang mereka ciptakan sendiri. Segala hal di sekitar mereka, cenderung lebih cepat menjadi membosankan karena di mata mereka semua itu segera menjadi <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">di bawah standar</span>.<br /><br />Rasa tidak nyaman inilah yang seringkali menciptakan fenomena "out of the box", "terobosan", "breakthrough", "kreatifitas", "trend", dan sebagainya. Dengan kata lain, kebosanan yang dikontrol dengan baik dan terarah sangat mungkin akan menciptakan fenomena <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">kebangkitan</span> atau <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">terobosan</span>.<br /><br />Maka, jika Anda mulai merasa <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">bosan</span> dengan pekerjaan, profesi, atau bisnis Anda saat ini, waspadalah! Anda mungkin punya bakat <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">leadership</span> yang tinggi. Jika Anda bisa mengontrol, menginvestigasi, dan mengelola kebosanan dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">baik dan terarah</span>, sangat mungkin rasa bosan Anda itu, yang selama ini adalah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">"kendala"</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">"masalah"</span>, akan berbalik 180 derajat menjadi <span style="color: rgb(255, 255, 0);">"peluang"</span> dan <span style="color: rgb(255, 255, 0);">"tantangan"</span>.<br /><br />Agar kita bisa melakukan pergeseran "paradigma kebosanan" dari<span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">masalah</span> dan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">kendala</span>, menjadi dan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">peluangtantangan</span>, maka poin-poin berikut ini layak Anda pertimbangkan.<br /><br />1. Segala sesuatu tidak diciptakan dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">sia-sia</span>. Segala sesuatu punya <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">makna</span> untuk <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">memantaskan</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">membesarkan</span> Anda.<br /><br />2. Rasa <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">bosan</span> harus dibedakan dari rasa <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">malas</span>.<br /><br />3. Kemampuan membedakan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">bosan</span> dari <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">malas</span>, bisa berarti <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">perbedaan besar</span> dalam hidup Anda, saat ini dan di masa depan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">BOSAN</span><br /><br />Jika Anda merasa bosan, Anda cenderung meninggalkan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">yang ada</span> dan mencari yang <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">baru</span>. Anda cenderung melupakan yang <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">di tangan</span> dan mulai mencari <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">dunia luar</span>. Jika Anda bosan, apa yang ada mulai terasa <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">tidak nyaman</span>, dan kemudian Anda mulai mencari-cari <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">alternatif</span>. Anda bosan jika Anda merasakan sesuatu yang <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">monoton</span> dan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">begitu-begitu saja</span>.<br /><br />Anda harus memastikan, apakah Anda benar-benar merasa <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">bosan</span> atau hanya merasa <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">malas</span>. Anda harus melakukan uji kriteria.<br /><br />Yang berikut ini adalah pertanyaan yang merupakan turunan dari konsep John Adair, tentang elemen mutlak di dalam leadership, yaitu <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">The Leader, The Situation, The Team</span>.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang sebenarnya saya inginkan?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang bisa saya lakukan sekarang?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Siapa yang bisa membantu saya?"</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">The Team</span> - Pertanyaan terakhir itu krusial, sebab ciri dari seorang leader adalah kemampuannya untuk mendapatkan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">pengikut</span> dan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">pendukung</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">The Situation</span> - Pertanyaan yang di tengah juga krusial, sebab memulai segala bentuk transformasi harus dimulai dari <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">diri sendiri</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">The Leader </span>- This is You - Pertanyaan pertama paling krusial, sebab itu adalah tentang <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">kejelasan visi</span> alias vision clarity. Paling krusial karena secara langsung mengacu kepada <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">eksistensi</span> dan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">tujuan keberadaan diri</span>.<br /><br />Jika jawaban yang Anda peroleh dari ketiga pertanyaan itu, ternyata masih terkait sangat erat dengan segala hal yang melekat pada diri Anda saat ini, yaitu pekerjaan Anda, profesi Anda, karir Anda, bisnis Anda, lingkungan dan organisasi Anda, maka bisa jadi; Anda cuma <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">malas!</span><br /><br />Jika Anda <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">yakin</span> bahwa jawaban Anda memang mengacu kepada berbagai hal <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">baru</span> dan berada <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">di luar sana</span>, maka sangat mungkin Anda perlu menetapkan ulang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">visi</span> dan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">misi </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Anda</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Bosan </span>adalah tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">kejelasan visi</span>, tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">keyakinan</span> dan tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">keterikatan</span> Anda pada visi <span style="color: rgb(255, 255, 255);">itu</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Bosan </span>adalah tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">WHAT</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">MALAS</span><br /><br />Secara sederhana, fenomena kemalasan bisa dideskripsikan begini.<br /><br />Anda tahu bahwa itu <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">baik</span>, <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">pantas</span>, dan <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">layak</span> untuk Anda. Anda <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">berhak</span>, Anda sebenarnya <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">menginginkannya</span>, dan Anda sebenarnya <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">tahu</span> bahwa Anda memang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">bisa</span> mendapatkannya.<br /><br />Anda hanya sedang terkooptasi oleh keadaan temporer. Anda hanya sedang kebingungan dalam memilih <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">cara</span> untuk menuju ke sana. Dalam konteks ini, Anda hanya perlu berfokus untuk kreatif dalam menjawab pertanyaan yang di tengah.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang sekarang bisa saya sikapi, putuskan, dan lakukan tentang semua ini?"</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Malas</span> adalah tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">motivasi</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Malas</span> adalah tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">HOW</span>.<br /><br />Waspadalah dalam mengindentifikasi perasaan Anda.<br /><br />Bosan adalah tentang <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">vision clarity</span>, malas adalah tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">motivasi</span>.<br />Bosan adalah tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">WHAT</span>, malas adalah tentang <span style="color: rgb(255, 255, 0); font-weight: bold;">HOW</span>.<br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><br /><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-style: italic;">Sumber: Ikhwan Sopa</span><br /><span style="font-style: italic;">Master Trainer E.D.A.N.</span><br /><span style="font-style: italic;">http://www.motivasi -komunikasi- leadership. co.cc</span><br /></span><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-38986463636844878442009-12-03T04:00:00.001-08:002009-12-03T05:02:57.256-08:00Mengelola Masalah<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47S06-m5Pl1jHP11uXUAD90TKA1PrKU2n7IgdiXH3ANeMYFyIIMDeT8ZBwHpwVYWQN_OJ3BsiDZXrRQR64BJ2Blhvlmejz7JE30ZxGv-onPg7V5E2MEEBWynVHdknShRjvUpvcMzmUrg/s1600-h/problem.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 149px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47S06-m5Pl1jHP11uXUAD90TKA1PrKU2n7IgdiXH3ANeMYFyIIMDeT8ZBwHpwVYWQN_OJ3BsiDZXrRQR64BJ2Blhvlmejz7JE30ZxGv-onPg7V5E2MEEBWynVHdknShRjvUpvcMzmUrg/s200/problem.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410978949604492754" border="0" /></a><span style="font-style: italic;">"Makin besar masalah yang Anda hadapi, makin besar peluang yang Anda miliki."</span><br />Matthias Schmelz - Penulis buku termahal di dunia, di Amazon bukunya (450 halaman) dijual seharga $995.<br /><br />Di dalam kata "problem" ada suku kata "pro". Dalam bahasa latin, "pro" berarti <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">"positif"</span> atau <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">"berpihak"</span><span style="color: rgb(255, 255, 51);">.</span> Jika kita punya masalah, maka ia sebenarnya positif dan berpihak kepada kita. Ingatlah lagi berbagai masalah dan persoalan yang berhasil kita selesaikan, pasti selalu <span style="font-weight: bold;"><span style="color: rgb(255, 255, 51);">berdampak</span> <span style="color: rgb(255, 255, 51);">positif</span> </span><span>dan makin</span><span style="font-weight: bold;"> <span style="color: rgb(255, 255, 51);">membesarkan</span> </span><span>kita.</span><br /><br />Apa yang sering terjadi, adalah sikap <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">otomatis</span> kita yang cenderung menjadikan masalah atau problem sebagai sesuatu yang <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">"kontra"</span> terhadap diri kita sendiri. Maka menghadapi masalah, sebenarnya adalah tentang bagaimana menjadikannya sebagai <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">sekutu</span> yang makin menguatkan kita.<br /><br />Untuk bisa menyelesaikan masalah, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah merubah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">proses berpikir</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">berpersepsi.</span> Sebab, inti setiap masalah adalah tentang cara berpikir dan cara memandang. Kemudian, cara berpikir dan cara memandang itulah yang akan membentuk cara kita membangun <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">perasaan.</span> Artinya, perasaan tidak datang dan diterpakan begitu saja kepada kita. Ia adalah sesuatu yang kita bangun sendiri. Di sinilah letaknya, apa yang sesungguhnya menjadi persoalan kita.<br /><br />Jika kita bisa merubah proses berpikir dan bercara pandang, dan kemudian kita bisa membangun perasaan yang lebih berpihak atau "pro" kepada diri sendiri, maka kita akan menjadi lebih <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">kreatif.</span> Dan kreatifitas, akan bermuara pada berbagai <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">pilihan.</span> Dan kekayaan pilihan, adalah peluang untuk berbagai <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">keputusan</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">tindakan</span> yang akan menciptakan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">solusi.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 102);">== ALBERT EINSTEIN ==</span><br />Fisikawan, Outstanding Problem Solver.<br /><br />Albert Einstein pernah mengatakan bahwa jika dia diberi waktu satu jam untuk menyelesaikan suatu masalah, maka ia akan menggunakan 55 menit untuk <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">mendefinisikan masalah</span> dan 5 menit untuk <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">menemukan solusi.</span><br /><br />Cara problem solving a la Einstein telah terbukti juga ampuh untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan pada umumnya. Einstein mengungkapkan sembilan langkah penting yang perlu ditempuh untuk menyelesaikan masalah.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">1. Rephrase the problem</span><br /><br />Ketika seorang eksekutif di Toyota bertanya kepada para karyawan, "bagaimanakah caranya menaikkan produktifitas kalian?", maka respon yang diperoleh adalah wajah-wajah bengong. Kemudian, eksekutif itu merubah pertanyaannya menjadi, "bagaimanakah caranya agar pekerjaan kalian menjadi lebih mudah?" Kita tahu, sisanya adalah sejarah besar Toyota.<br /><br />Me-rephrase persoalan akan membuat pola berpikir menjadi lebih <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">akurat</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">berdayaguna.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">2. Expose and challenge assumptions</span><br /><br />Setiap persoalan, selalu dilatarbelakangi oleh setumpuk <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">asumsi.</span> Asumsi-asumsi itu, bisa jadi tidak akurat atau mengakibatkan bias. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membuatnya <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">eksplisit,</span> dan kemudian mengujinya dengan berbagai pertanyaan yang menantang.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Benarkah bahwa...?"</span><br /><br />Menguji asumsi akan membuat pola berpikir menjadi lebih <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">jernih</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">terarah.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">3. Chunk up</span><br /><br />Setiap persoalan, adalah bagian dari persoalan yang lebih besar. Maka, apa yang perlu dilakukan adalah menelusuri persoalan ke atas, sehingga bisa diketahui dengan jelas bagaimana dan seberapa besar pengaruhnya pada berbagai target yang lebih besar.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Bagian dari persoalan apakah, persoalan yang satu ini?"</span><br /><br />Chunking up akan membuat persoalan menjadi jelas duduk perkaranya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">4. Chunk down</span><br /><br />Setiap persoalan, terdiri dari berbagai persoalan yang lebih kecil. Maka, apa yang perlu dilakukan adalah menelusuri persoalan ke bawah, sehingga bisa diketahui dengan jelas detil-detil dari persoalan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Persoalan-persoalan apa yang membangun persoalan yang satu ini?"</span><br /><br />Chunking down akan membuat persoalan menjadi lebih<span style="color: rgb(255, 255, 51);"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">spesifik</span> dan pada saat yang sama akan membuat diri kita bisa merasa <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">lebih besar</span> dari persoalan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">5. Find multiple perspectives</span><br /><br />Setiap persoalan, terkait dengan berbagai sudut pandang berbagai pihak. Persoalan dan penyelesaiannya, akan berpengaruh terhadap hubungan-hubungan dengan berbagai pihak ini. Dalam NLP, cara ini erat hubungannya dengan konsep ekologis.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Bagaimanakah persoalan ini dari sudut atau dari kacamata...?"</span><br /><br />Mengambil multi persepsi akan membuat persoalan menjadi lebih ter<span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">fokus</span> dan pada saat yang sama akan sangat membantu agar berbagai kemungkinan solusi tidak berdampak <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">menciptakan</span> persoalan baru atau <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">memperberat</span> suatu persoalan yang lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">6. Use effective language constructs</span><br /><br />Aspek pilihan bahasa dan kata-kata sangat berpengaruh terhadap bagaimana suatu persoalan akan <span style="font-weight: bold;"><span style="color: rgb(255, 255, 51);">ditindaklanjuti</span> </span>dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">dikelola.</span> Lebih jauh lagi, aspek bahasa dan kata-kata sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">tingkat stamina</span> kita dalam menindaklanjuti dan mengelola persoalan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Besar atau hanya sering?"</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">7. Make it engaging</span><br /><br />Buatlah persoalan menjadi menarik, karena kita akan menghabiskan sejumlah energi dan waktu dalam menghadapi persoalan. Jika persoalan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">menarik,</span> maka energi dan waktu yang digunakan akan tergantikan dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">efisien</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">menguatkan.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Persoalan, atau tantangan?"</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">8. Reverse the problem</span><br /><br />Salah satu trik untuk keluar dari persoalan dengan segera, adalah dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">menjungkirbalikkan</span> persoalan.<br /><br />Jika kita ingin menang, cari tahu apa yang akan membuat kita kalah. Jika kita ingin besar, temukan apa yang membuat kita kecil. Jika kita ingin berhasil, selidiki apa yang akan membuat kita gagal.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">9. Kumpulkan fakta-fakta</span><br /><br />Persoalan harus <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">jelas</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">detil</span>. Jangan sampai, sesuatu yang bukan persoalan malah kita anggap persoalan, atau suatu persoalan muncul dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">kabur</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">samar-samar</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">== MATTHIAS SCHMELZ ==</span><br />Penulis buku termahal di dunia, "The Millionaire Maker".<br /><br />Proses berpikir, cara pandang, perasaan, dan kreatifitas, selalu berhubungan dengan berbagai <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">makna</span>. Dan makna, selalu lekat dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">kata-kata</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">bahasa</span>.<br /><br />Kata-kata memiliki kekuatan, sebab pikiran kita bekerja dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">bahasa</span>. Jika kita ingin merubah proses berpikir dan berpersepsi, kita bisa memulainya dengan mengubah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">kata-kata</span> yang kita gunakan. Mulailah dengan memaknai ulang kata "masalah", "persoalan", dan "problema". Kita perlu melakukan ini sesegera mungkin saat kita merasa ketiga hal itu datang.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pilihan 1 - "Situasi"</span><br /><br />Jika kita memaknainya sebagai situasi, maka hal ini akan membuat kita lebih <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">tenang</span>. Sebab, apa yang disebut dengan situasi bersifat <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">netral</span>, dan dia tidak hanya terekspos kepada diri kita secara pribadi, melainkan "sedang terjadi" pada dunia yang kita hidup di dalamnya. Entah apakah situasi itu baik atau buruk, setiap situasi punya karakter khas, yaitu bisa <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">dianalisis</span>.<br /><br />Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">"obyek pembelajaran"</span>. Dan belajar, tidak pernah merugikan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pilihan 2 - "Tantangan"</span><br /><br />Jika kita memaknainya sebagai tantangan, maka hal ini akan memicu <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">ambisi</span> kita untuk dua hal sekaligus, yaitu menerima dan menuntaskan. Rata-rata kita menyukai tantangan. Hidup kita cenderung membosankan tanpa tantangan.<br /><br />Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah sesuatu yang membuat<span style="color: rgb(255, 255, 51);"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">"hidup menjadi lebih hidup"</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pilihan 3 - "Kesempatan"</span><br /><br />Jika kita memaknainya sebagai kesempatan, maka hal ini akan merubah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">sikap</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">pendekatan kita</span>. Jika kita benar-benar bisa memaknainya, maka kita tidak memilih kalimat, "Kok bisa sih, gue ngalamin yang beginian?" melainkan, "Apa yang bisa aq lakukan untuk keluar dari hal ini?" atau, "Apa dari hal ini yang akan menguntungkan saya?"<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pilihan 4 - "Kesenjangan Keputusan"</span><br /><br />Jika kita memaknainya sebagai kesenjangan keputusan, maka hal ini akan langsung <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">mendorong</span> kita untuk menuju solusi. Dengan dorongan ini, kita tidak lagi berputar-putar di sekitar persoalan dan terlalu lama berkutat dengannya, melainkan mulai memikirkan berbagai keputusan yang harus kita ambil sebagai penyelesaian.<br /><br />Kabar baiknya, berbagai persoalan, biasanya hanyalah tentang kesenjangan keputusan. Nyaris setiap persoalan bisa diselesaikan dengan mengambil keputusan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">== STEVEN GILLMAN ==</span><br />Brain Power Enhancer.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Teknik Un-Bonding - "Bagaimana jika...?"</span><br /><br />Setiap persoalan melekat pada suatu pihak. Persoalan kita melekat pada diri kita. Persoalan juga bisa melekat pada sesuatu yang tidak bermasalah. Untuk bisa menghadapi persoalan, kita harus bisa <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">memisahkan </span>persoalan atau <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">mengisolirnya</span> dari berbagai hal yang tidak relevan. Salah satu caranya adalah dengan membuat persoalan menjadi "semakin berat".<br /><br />Kita menjalankan bisnis di rumah. Kemudian muncul persoalan, yaitu bahwa kita menganggap rumah kita sudah mulai sumpek.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Bagaimana jika... rumah ini lebih kecil lagi?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang bisa kita lakukan?"</span><br /><br />Menjawab pertanyaan di atas, akan cenderung mendorong kitamemisahkan bisnis kita dari rumah kita. Kita bisa berpikir untuk menempatkan bisnis kita di salah satu pojok rumah kita.<br /><br />Jika kita melupakan pertanyaan ini, apa yang kita anggap solusi mungkin saja adalah membesarkan rumah atau menyewa ruangan kantor di luar rumah. Untuk bisnis kita itu adalah solusi, tapi bisa memunculkan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">persoalan baru</span>, yaitu biaya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">== MINDTOOLS ==</span><br />Career Skills Expert.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Teknik Mencecar - "Mengapa...?"</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Mengapa pelanggan kita, Tuan A tidak puas?"</span><br />Sebab kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Mengapa kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan?"</span><br />Sebab kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Mengapa kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan?"</span><br />Sebab kita tidak pernah mengira pelanggan menjadi begitu banyak dan pekerjaan menumpuk dalam waktu singkat.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Mengapa sampai kita tidak bisa memproyeksikan hal ini?"</span><br />Sebab kita selalu sibuk mengejar penjualan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Mengapa penjualan kita menjadi sesuatu yang harus dikejar?"</span><br />Sebab kita butuh cash flow yang terjamin.<br /><br />Oh begitu. Kita perlu berhemat lebih jauh lagi, agar cash flow tetap terjamin <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">dan</span> kita bisa menyisihkan sebagian darinya untuk membiayai karyawan kita mengikuti pelatihan "service excellence" bersama Pak Sopa, sehingga walaupun sibuk berjualan mereka tetap bisa melayani pelanggan dengan baik. Nanti saya minta beliau mengisi pelatihan di luar jam kerja. ;)<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Teknik Apresiasi - "Terus kenapa kalo gitu...?"</span><br /><br />Teknik ini biasa digunakan di dunia militer. Tujuannya adalah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">memperkaya</span> informasi terkait dengan fakta-fakta masalah. Teknik ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">"Terus kenapa kalo gitu...?"</span> secara bertubi-tubi.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Terus kenapa kalo gitu...?"</span><br />Ya...<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Terus kenapa kalo gitu...?"</span><br />Ya... terus ...<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Terus kenapa kalo gitu...?"</span><br />Terus...<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Terus kenapa kalo gitu...?"</span><br />Jadinya...<br /><br />Pertanyaan yang bertubi-tubi dan diajukan dengan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">kepala dingin</span>, akan membuat persoalan menjadi semakin jelas <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">arah</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">juntrungannya</span>. Semakin pasti <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">dampak</span> dan <span style="font-weight: bold;"><span style="color: rgb(255, 255, 51);">akibatnya</span></span>. Semakin kuat <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">pengaruh</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">perannya</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">== CHUCK GALLOZZI ==</span><br />Personal Development Expert, Motivator.<br /><br />Jika kita menghadapi masalah, sebenarnya kita sedang memiliki <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">"sesuatu yang perlu berubah"</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Langkah 1 - Menjawab Masalah</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang saya inginkan sekarang?"</span><br /><br />Pertanyaan ini terdiri dari sub-sub pertanyaan;<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang saya ingin miliki?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Ingin menjadi manusia yang bagaimanakah saya ini?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang akan saya lakukan dalam posisi itu?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang saya akan bagi bersama orang lain?"</span><br /><br />Menjawab pertanyaan ini adalah tentang <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">tujuan, arah, orientasi, makna hidup, dan alasan keberadaan diri</span><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Langkah 2 - Merespon Masalah</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang menghalangi saya dari mendapatkannya?"</span><br /><span style="font-style: italic;">"Apa yang akan saya lakukan tentang itu?"</span><br /><br />Menjawab pertanyaan yang pertama adalah sebuah pengakuan tentang<span style="font-weight: bold;"> <span style="color: rgb(255, 255, 51);">keberadaan</span> </span> masalah. Tindak lanjut dari jawabannya adalah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">persiapan-persiapan</span>. Menjawab pertanyaan berikutnya adalah memproduksi peta jalan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">(roadmap)</span> dan rencana tindakan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">(action plan)</span>.<br /><br />Langkah kedua ini adalah tahap pertama menuju solusi. Tahap pertama menuju solusi selalu merupakan tahap yang diwarnai dengan berbagai keragu-raguan. Ketahuilah bahwa fenomena ini adalah normal. Kuncinya adalah berani dan percaya diri.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Langkah 3 - Implementasi</span><br /><br />Lakukan apa yang telah menjadi rencana tindakan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Langkah 4 - Maintenance</span><br /><br />Lakukan monitor untuk <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">progres</span> dan <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">kemajuan</span>, dan lakukan langkah <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">perbaikan</span> jika dipandang perlu.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Langkah 5 - Relapse</span><br /><br />Kita mungkin tidak langsung berhasil. Maka yang perlu kita lakukan adalah mengulangi kembali langkah 1 sampai langkah 5. Lagi... lagi... dan lagi.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 255, 51);">"Gagal hanya ada jika kita berhenti."</span><br /><br />Semoga bermanfaat.<br /><br />Junaedi<br /><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-style: italic;">Sumber: Master Trainer E.D.A.N.</span></span><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-style: italic;">http://www.motivasi -komunikasi- leadership. co.cc</span></span><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-style: italic;">http://www.facebook .com/motivasi</span></span><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-78782825182193728532009-09-08T23:18:00.000-07:002009-09-08T23:26:20.911-07:008 Jurang Kegagalan dalam Berbisnis<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkMd11AnugWRIQuDPrQOFGSqOIkzKVoMLB3B2l1CiL0QtBwTeCRRxoCrR30T5_WR8UE8mSNcpn28xJkad929DIlZG4RhxaIGux4Hheqc1svqF2WzxQhLVWYmcHySlrKUYiNndJAQDAqII/s1600-h/Bangkrut.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 168px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkMd11AnugWRIQuDPrQOFGSqOIkzKVoMLB3B2l1CiL0QtBwTeCRRxoCrR30T5_WR8UE8mSNcpn28xJkad929DIlZG4RhxaIGux4Hheqc1svqF2WzxQhLVWYmcHySlrKUYiNndJAQDAqII/s200/Bangkrut.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5379349373622291938" border="0" /></a>Berikut ini adalah 8 jurang kegagalan dalam berbisnis yang sebaiknya anda hindari :<br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">1. Tidak berbisnis secara serius</span><br /><br />banyak orang yang ingin berbisnis dan hanya menganggap sebagai penghasilan tambahan, ketika anda berpikir bahwa bisnis anda hanya penghasilan tambahan maka yang ada dapat hanya sebagai penghasilan tambahan. Pebisnis sukses sangat serius mengelola bisnisnya dan mencurahkan tenaga dan waktunya untuk memperbesar bisnisnya<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">2. Memiliki keraguan</span><br /><br />Orang sering kali ragu ketika ingin berbisnis, apakah saya bisa? Bagaimana dengan pengahasilannya nanti? Dll. Dan bahkan ketika sudah memulai bisnisnya banyak sekali pengusaha yang masih ragu akan banyak hal. Pebisnis sukses tidak pernah ragu dan berusaha menghasilkan yang terbaik bagi bisnisnya<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">3. Tidak menginvestasikan waktu untuk menguasai bisnisnya</span><br /><br />tidak ada bisnis yang mudah, tetapi bagaimana anda meluangkan waktu anda untuk belajar membangun bisnis anda dan mencari ilmu dari pengalaman dan orang-orang yang sudah sukses dalam bidang yang anda jalankan menentukan berkembang atau tidaknya bisnis anda.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">4. Berpikir bahwa bisnis adalah cara kaya yang instan</span><br /><br />Tidak ada bisnis kaya yang instan, semua dilalui dengan proses dan kerja keras. Sama seperti halnya anda bekerja, semua dimulai dari kerja keras dan integritas barulah anda dapat mencapai hasil yang anda harapkan<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">5. Tidak memiliki fokus</span><br /><br />banyak pebisnis yang tidak fokus akan tujuan awalnya berbisnis, semula ingin ke tujuan A tetapi dalam perjalanannya menghadapi rintangan dan cobaan kemudian mulai ingin coba-coba bisnis yang lain. Pengusaha yang sukses akan menghadapi semua halangan dan rintangan dengan fokus sampai mereka melewatinya, baru kemudian mereka berpikir jalan lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">6. Tidak tahu bagaimana mempresentasikan bisnisnya</span><br /><br />orang tidak akan tahu dan tidak akan melihat bisnis anda kalau anda tidak dapat mempresentasikan bisnis anda dengan baik, menonjolkan kualitas layanan dan produk dari bisnis anda adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">7. Tidak memiliki visi yang jelas</span><br /><br />kebanyakan pengusaha hanya mengikuti apa yang sedang menjadi tren saat ini, mereka tidak mempunyai pandangan yang jauh kedepan, dan tidak mempunyai visi atas bisnisnya, sehingga ketika tren itu berubah maka bidang bisnis mereka pun ikut berubah<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">8. Tidak memiliki goal yang jelas</span><br /><br />seorang pengusaha harus memiliki goal atau tujuan yang jelas akan bisnisnya. Dibawa kemana bisnis itu 1 tahun lagi, 5 tahun bahkan 10 tahun kedepan. Banyak sekali pengusaha yang hanya memikirkan proses dan tidak melihat tujuannya. Sehingga bisnis mereka hanya berputar-putar tanpa pernah sampai pada tujuannya.<br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br /><br />Junaedi<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >Sumber: NN</span><br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-51907956955437435422009-08-03T03:07:00.000-07:002009-08-03T03:09:40.796-07:00MAXIMart in Action I<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-tGKZ8lJH7iKcUZMwUsb28uR9XO64XohKsul5g0rlSlAKO63wgW0r7Gl8CzizwZZUst5k1AOafIEoKh7G_PE4iJP9iL8HmaRuN9TMAYUybO8KyyJdaUWikyBIiJvlyQBr9So4can_xTw/s1600-h/Festival.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 100px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-tGKZ8lJH7iKcUZMwUsb28uR9XO64XohKsul5g0rlSlAKO63wgW0r7Gl8CzizwZZUst5k1AOafIEoKh7G_PE4iJP9iL8HmaRuN9TMAYUybO8KyyJdaUWikyBIiJvlyQBr9So4can_xTw/s200/Festival.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365677460082638882" border="0" /></a>Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1430 Hijriyah, kami ibu-ibu PKK RT 03/16 bekerja sama dengan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">MAXIMart </span>akan mengadakan jualan massal dengan mengambil tema "Festival Jajanan Buka Puasa". Acara ini diperuntukan warga RW 16 dan tidak tertutup kemungkinan adanya peserta dari luar RW 16 (umum). "Festival Jajanan Buka Puasa" tersebut akan diadakan 1 (satu) bulan penuh selama bulan suci ramadhan guna memudahkan warga mencari alternatif menu buka puasa yang hemat dan murah.<br /><br />Tujuan diadakannya "Festival Jajanan Buka Puasa" tersebut adalah untuk menggali dan menyalurkan hobi dari warga RW 16 khususnya dan warga lain (umum) dibidang kuliner yang selama ini takut untuk menunjukan minat/keahliannya.<br /><br />"Festival Jajanan Buka Puasa" tersebut akan kami tempatkan di Lapangan Biru RW 16 dengan menggunakan tenda dan penyekat (lapak) guna membagi ruangan untuk peserta agar tetata rapih sehingga memudahkan penikamat menu buka puasa untuk memilih.<br /><br />Insya Allah kami dari panitia kecil akan menjaring -+15 s/d 20 pedagang untuk berjualan bersama di satu lokasi yang representative dan mudah dijangkau dari sudut mana pun di lingkungan BDB I dan tersedianya fasilitas umun yang luas.<br /><br />"Festival Jajanan Buka Puasa" tersebut akan dimulai dari jam 15.00 WIB sampai 19.00 WIB (tentative). Maka dari itu kami dari ibu-ibu PKK RT 03 mohon dukungan dan suportnya dari semua pihak demi terselenggaranya acara tersebut di atas. Bersama ini pula kami mohon acara ini dipromosikan ke masing-masing warganya yang berminat untuk bergabung mengelar kulinernya di "Festival Jajanan Buka Puasa" yang berlokasi tersebut di atas.<br /><br />Demikian surat permohonan dari kami, atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.<br /><br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-57183206302912134392009-07-30T07:44:00.000-07:002009-07-30T07:46:10.204-07:00Tukang mie ayam aja fesbukan...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQFiLVvB4GLT6aZvRKDmSRzW9cNO_vgbO3v1j2uTwfu5EtUslq7Hefa0vtDwZVGLde12rfX7PLKu8Qcx28k8BbPr33cfBfuW4eHHC5nDU9KhLlK1w1-JuDkVBwEpPBOeX3Nd7_rzbIvPc/s1600-h/bakso.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQFiLVvB4GLT6aZvRKDmSRzW9cNO_vgbO3v1j2uTwfu5EtUslq7Hefa0vtDwZVGLde12rfX7PLKu8Qcx28k8BbPr33cfBfuW4eHHC5nDU9KhLlK1w1-JuDkVBwEpPBOeX3Nd7_rzbIvPc/s200/bakso.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5364264407751395378" border="0" /></a>Whuaaa.....dari milist tetangga:<br /><div style="text-align: justify;"><br />Kejadian ini bermula ketika secara tak sengaja aku berpapasan dengan tukang Mie Ayam keliling yang biasa beredar di depan rumah.<br /><br />Siang itu, kulihat dia tengah berasyik masyuk di pinggir jalan, cekikikansambil melihat sesuatu yang ada di tangannya.Bahkan saking asiknya, gerobak mie ayam itu ditinggalkannya begitu saja,seakan mengundang pemulung jail untuk mengangkutnya.<br /><br />Karena penasaran, diriku pun bertanya"Mas Jason (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya "Son.. mie ayamnya siji maning sooon.."), sedang apa kok asik bener di pojokan?" tanyaku.<br />"Eh mas ganteng...( satu hal yang aku suka dari Jason adalah : Orangnyasuka bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!..."<br /><br />WADEZIG!!<br /><br />"weehhh... njenengan fesbukan juga to??" tanyaku heran.<br />"Ya iyalah mas... hareee geneee ga fesbukan?!.. .Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mass.. "<br /><br />GLEK!! kalah gw. Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yg namanya Hermawan Kereta Jaya???<br /><br />"emang mas statusnya apa?" tanyaku penasaran.<br />"nih mas aku bacain : Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambahkuah, beli empat gratis timbang badan... takutnya anda obesitas...segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi. Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati... ampela, usus dan jeroan ayamlainnya..<br /><br />"GUBRAK!!Dua kosong untuk mas jason...<br /><br />Gw yg uda lama fesbukan aja ga bisa bikin status se atraktif dia..Tapi ada yg aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan. Selidik punya selidik, ternyataa... henponnya lawas bin jadul...HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM.<br /><br />"mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasahalusnya henpon lawas) Gimana caranya??<br />"Owwh.. gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri? jawab dia datar<br />"Ohh.. mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?"" "Bukaaaan.................... mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati... Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24Jam! Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, Lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali... murah to...<br /><br />"Mendadak kepalaku pusing. Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas jason... BRUK!!<br /><br />"lho mas.. mas... jadi beli mie ayam ndak....kepriben iki?"<br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-41912506346977974712009-06-16T02:00:00.000-07:002009-06-16T02:23:01.931-07:00Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXrcO8IYvsImAyIzu8wstIB-ZRfGISaXrPIZxiH6NqhaBmbltJWTlpfsccxp56kdDziSnGZI549YkBc86-YSOHu3a2cG626jNKkvvVWXjp9G_x5ALX6121veTYig2kI5WdZZju_9dV9Cw/s1600-h/Jean.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 148px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXrcO8IYvsImAyIzu8wstIB-ZRfGISaXrPIZxiH6NqhaBmbltJWTlpfsccxp56kdDziSnGZI549YkBc86-YSOHu3a2cG626jNKkvvVWXjp9G_x5ALX6121veTYig2kI5WdZZju_9dV9Cw/s200/Jean.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347851219965683058" border="0" /></a>Apakah anda pernah membayangkan menulis buku bukan dengan tangan, kaki atau anggota tubuh lainnya? Bayangkan kalau anda menulis dengan kelopak mata kiri? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, Anda tentu belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Seorang pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.<br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><br />Betapa mengagumkan semangat hidup dan tekad maupun kemauannya untuk menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, Anda pasti akan berpikir, "Berapa pun problem dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!"<br /><br />Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.<br /><br />Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman- temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.<br /><br />Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.<br /><br />Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).<br /><br />Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.<br /><br />Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!"<br /><br />Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...! Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/ bersyukurl).<br /><br />Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.<br /><br />Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.<br /><br />Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Sumber: Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur oleh Lianny Hendranata.</span><br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><span style="font-style: italic;">"Hidup bukan sekedar Hidup"</span><br /></div><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-90229978771373095812009-06-10T22:57:00.000-07:002009-06-10T23:15:47.009-07:00Pencerahan Hati: Rahasia Kesuksesan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKK8EQB7_4iN-hooRNkmSDjh0proRK9l3Ezt15ARXhaAM1QWm6_h7XQd1azqTcoS4atqcTtiN51VHfwDDE2ULIGePrkvukQmJs7HETZ7r0a50OilkPz1JXP2Jz_QAf-NATaCFgCSSVp2E/s1600-h/ciumtangan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 133px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKK8EQB7_4iN-hooRNkmSDjh0proRK9l3Ezt15ARXhaAM1QWm6_h7XQd1azqTcoS4atqcTtiN51VHfwDDE2ULIGePrkvukQmJs7HETZ7r0a50OilkPz1JXP2Jz_QAf-NATaCFgCSSVp2E/s200/ciumtangan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345948034938539714" border="0" /></a>Semoga kita semua mampu mengambil pelajaran dan hikmah dari Allah swt melalui e-mail dari seorang hamba Allah ini...<br /><div style="text-align: justify;"><br />.......................................................<br /><br />Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.<br /><br />Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak,<br />puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.<br /><br />Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya.<br /><br />Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.<br /><br />Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"<br /><br />Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.<br /><br />" Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">### RAHASIA PERTAMA ###</span><br /><br />"Pertama. *Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu*. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).<br /><br />Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan<br />dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.<br /><br />Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah."*<br /><br />Beliau mengambil napas sejenak.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">### RAHASIA KEDUA ###</span><br /><br />"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. *"Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain*.<br /><br />Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat). Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.<br /><br />Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.<br /><br />Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan<br />selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">### RAHASIA KETIGA ###</span><br /><br />"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."<br /><br />"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).<br /><br />"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ," tanya beliau.<br /><br />"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.<br /><br />"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini<br />membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."*<br /><br />"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.<br /><br />"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."<br /><br />"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.<br /><br />"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu<br />sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah<br />yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">### RAHASIA KEEMPAT ###</span><br /><br />Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.<br /><br />"Yang keempat nih, Mas," beliau memulai. *"Jangan mempermainkan wanita".*<br /><br />Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.<br /><br />"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."<br /><br />"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.<br /><br />"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "<br /><br />Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.<br /><br />"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. *Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.*<br /><br />Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak<br />perempuan.<br /><br />Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang....<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">### KEDAHSYATAN SEDEKAH ###</span><br /><br />Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!<br /><br />Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.<br /><br />Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.<br /><br />Allah menjawab, ' Ada , yaitu besi'.<br /><br />Para malaikat pun kembali bertanya, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?'.<br /><br />Allah menjawab, ' Ada , yaitu api'.<br /><br />Bertanya kembali para malaikat, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu<br />yang lebih kuat dari api?'.<br /><br />Allah menjawab, ' Ada , yaitu air'.<br /><br />'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?' tanya para malaikat.<br /><br />Allah pun menjawab, ' Ada , yaitu angin'.<br /><br />Akhirnya para malaikat bertanya lagi, 'Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?'.<br /><br />Allah yang Mahakaya menjawab, ' Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya'<br /><br />*Subhanallah. ... *<br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><span style="font-style: italic;">"Hidup bukan sekedar Hidup"</span><br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-24353258330054146622009-06-10T00:48:00.000-07:002009-06-10T00:53:49.026-07:00Meraih Sukses Mulia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv9-OrpM_SI656o7iITn3m5rh70hUiGAlcoZ6oU0sM0nw5V7cmxHIMRkgK0yNfXY183l9vLZ60EuXOOgO8n_WgJtHGN7juCW_08tJkuRP3haN5Fld5v1obkCoMYvz-W8azA_LvqeW9cyw/s1600-h/jamil-azzaini-s2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 150px; height: 162px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv9-OrpM_SI656o7iITn3m5rh70hUiGAlcoZ6oU0sM0nw5V7cmxHIMRkgK0yNfXY183l9vLZ60EuXOOgO8n_WgJtHGN7juCW_08tJkuRP3haN5Fld5v1obkCoMYvz-W8azA_LvqeW9cyw/s200/jamil-azzaini-s2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345603441092033250" border="0" /></a><span style="font-style: italic;">Sejatinya, hidup itu terus bergerak</span> <span style="font-style: italic;"><br />Layaknya tanaman yang terus tumbuh</span> <span style="font-style: italic;"><br />Seperti hewan yang beranak pinak</span> <span style="font-style: italic;"><br /><br />Maka kehidupan manusia pun</span><br /><span style="font-style: italic;">semestinya terus bergerak maju</span> <span style="font-style: italic;"><br />Memberi manfaat pada makhluk lain</span> <span style="font-style: italic;"><br />Memberi guna penduduk bumi</span> <span style="font-style: italic;"><br /><br />Dan melahirkan cinta dari penghuni langit</span> <span style="font-style: italic;"><br /><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;">"Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain"</span><br /> <span>(Nabi Muhammad SAW)</span><br /><br />Saya beruntung bisa bertemu Mr. Cheah di Brunei Darussalam. Ia adalah seorang guru besar bidang kesehatan warga negara Australia yang bekerja di Brunei Darussalam. Dalam sebuah obrolan dia bertanya pada saya, "Pak Jamil, kapan seseorang dikatakan sukses? Apakah Pak Jamil sudah sukses? Siapa contoh orang sukses?"<br /><br />Pertanyaannya menggelitik saya. Mestinya, secara sederhana, seseorang dikatakan sukses bila telah memiliki "4-ta" (harta, tahta, kata, cinta) level tinggi. Jauh di atas rata-rata kebanyakan orang.<br /><br />Level "4-ta" yang tinggi itu, diperoleh karena expertise (keahlian, core competence, prestasi) yang dimilikinya. Selain itu, "4-ta"’ yang dimiliki juga diperoleh dengan cara yang fair, tidak melanggar etika serta ajaran agama yang dianutnya.<br /><br />Bila orientasi hidup kita hanya sukses semata, hidup akan terisolasi. Egoisme niscaya muncul di dalam diri kita. Boleh saja harta kita berlimpah, memiliki jabatan bergensi, berpendidikan tinggi, atau menjadi buah bibir di media massa, tapi jiwa dan<br />kehidupan terasa gersang. Bahkan boleh jadi, kita tak memiliki sahabat sejati, dibenci dan dimusuhi banyak orang.<br /><br />SUKSES saja tak cukup. Kita perlu menambahkan satu kata lagi; MULIA. Orang bisa disebut hidup mulia bila ia mampu memberi banyak manfaat kepada orang lain. Orang mulia adalah orang yang senang berbagi. Elemen "4-ta" yang telah diperolehnya, dibagikan secara benar dan tepat kepada siapapun yang memerlukan.<br /><br />Ajaran agama mengajarkan begitu. Bahwa di setiap harta yang kita miliki terdapat hak kaum miskin <span style="font-style: italic;">(dhuafa)</span>. Harta yang kita miliki harus disucikan dengan berzakat. Ada juga mekanisme membagi harta selain zakat yakni dengan wakaf, infak-sedekah, persepuluhan atau kegiatan sosial lainnya. Inilah perilaku berderma.<br /><br />Perilaku berderma akan menyebabkan kehidupan kita dipenuhi keberkahan dan keberuntungan. Dalam konteks kehidupan riil, korelasi berderma dan keberkahan/keberuntungan ini bahkan pernah disurvei. Majalah Swa edisi April 2006 melaporkan, orang kaya yang semakin banyak berderma ternyata dia semakin kaya.<br /><br />Orang mulia akan selalu memanfaatkan tahta dan posisi sosialnya untuk melahirkan orang-orang hebat. Ia akan memberi kesempatan kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk terus maju dan berkembang. Tak ada dalam pikirannya untuk ‘mematikan’ karir orang yang dipimpinnya. Tahta yang ia punya, digunakan menciptakan kader-kader berilmu. Ia akan mendelegasikan tugas-tugas yang menantang bagi orang yang dipimpinnya.<br /><br />Andrew Carnegie, orang terkaya di dunia abad ke-19, memiliki kader berilmu lebih dari 50 orang yang mengelilinginya setiap hari. Di atas batu nisannya tertulis: <span style="font-style: italic;">"Di sini terbaring seseorang yang dapat mencari orang-orang di sekitarnya yang lebih pandai daripada dirinya sendiri".</span><br /><br />Berbagi kata (ilmu), memberi manfaat bukan hanya kepada si penerima curahan ilmu tapi juga bagi si pemberi ilmu. Semakin sering kita berbagi kata (ilmu) maka ilmu yang kita miliki akan semakin dalam. Selain itu, dalam ajaran Islam orang yang menebar ilmu akan diberi reward luar biasa.<br /><br />Nabi Muhammad saw. pernah bersabda "Ketika anak adam meninggal putus seluruh amalnya kecuali tiga...", salah satunya adalah ilmu yang diamalkan dan disebarluaskan. Para penebar ilmu akan terus menerus mendapat kiriman pahala meski dia sudah terbujur kaku di dalam bumi.<br /><br />Berbagi cinta, bisa dilakukan sebagaimana yang dilakukan Mak Eroh. Seorang perempuan peraih penghargaan Kalpataru. Dia mampu menggali saluran air melewati 8 bukit dari kali Cilutung menuju desanya di Pasir Kadu, di Kabupaten Garut.<br /><br />Pada awalnya, selama 45 hari dia gali sendiri saluran air itu. Ia menerima banyak cemoohan karena orang-orang desanya menganggap apa yang dillakukannya adalah hal yang mustahil. Rasa cintanya pada warga desa yang kebanyakan miskin tak menyurutkan upayanya. Hasilnya, 60 hektar tanaman padi di kampungnya dapat dipanen 3 kali setahun.<br /><br />Jadi, ukirlah terus expertise (prestasi dan <span style="font-style: italic;">core competence</span>) kita agar mampu meraih level "4-ta" sempurna. Inilah cara meraih tingkatan sukses progresif, terus bergerak dan menanjak naik. Tapi jangan lupa, bagilah "4-ta" yang kita miliki kepada orang-orang di sekitar kita.<br /><br />Usai diskusi Mr. Cheah tersenyum. Sambil menjabat tangan saya dia berkata ”saya ingin termasuk orang yang SUKSES dan MULIA.”<br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">*Penulis adalah seorang Inspirator Sukses Mulia, Jamil Azzaini</span></span><br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br /><span style="font-style: italic;">"Hidup bukan sekedar Hidup"</span><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-46668166421244916382009-06-08T23:28:00.000-07:002009-06-08T23:34:06.160-07:00Belanja di "TOKO KEBAHAGIAAN"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU4ZGe02lS3Wv2zzxTWW9AHk1zx3ZJMNt12mQRiuJOpzAWNnXtazBTVmLt6dHa6_XvHfWDZv9rubvZGHroyfjRDmV5dSXy0z_ZBxolBPetv5SLOeyeEEeHzxczru2bewOVf5foap-CCAg/s1600-h/praying.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 133px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU4ZGe02lS3Wv2zzxTWW9AHk1zx3ZJMNt12mQRiuJOpzAWNnXtazBTVmLt6dHa6_XvHfWDZv9rubvZGHroyfjRDmV5dSXy0z_ZBxolBPetv5SLOeyeEEeHzxczru2bewOVf5foap-CCAg/s200/praying.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345211575481966082" border="0" /></a>Seorang<br />muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''<br />Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?''<br /><br />Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab,<br />''Kira-kira sepuluh tahun.''<br /><br />Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut,<br />''Begitu lama?'' tanyanya tak percaya.<br /><br />''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru.<br />Engkau membutuhkan 20 tahun.''<br /><br />Anak muda itu bertambah bingung.<br />''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan.<br /><br />Orang bijak kemudian berkata,<br />''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''<br /><br />Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?<br />Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya,<br />semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?<br /><br />Lantas,<br />bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan?<br /><br />Sebagaimana yang telah banyak disampaikan,<br />kebahagiaan hanya akan dicapai kalau<br />kita mau melakukan pencarian ke dalam.<br /><br />Namun,<br />itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma.<br />Anda harus mau membayar harganya.<br /><br />Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko.<br />Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.''<br /><br />Di sana tidak ada barang yang bernama 'Kebahagiaan'' karena<br />''Kebahagiaan'' itu sendiri TIDAK DIJUAL.<br /><br />Namun,<br />toko ini menjual semua barang yang merupakan<br />unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain:<br />KESABARAN, KEIKHLASAN, RASA SYUKUR, KASIH SAYANG, KEJUJURAN,<br />KEPASRAHAN dan RELA MEMAAFKAN.<br /><br />Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.<br /><br />Tetapi,<br />berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.<br />Yang dijual di sini adalah BENIH.<br /><br />Jadi, kalau<br />Anda tertarik untuk Membeli ''Kesabaran''<br />Anda hanya akan mendapatkan ''Benih Kesabaran.''<br /><br />Karena itu,<br />segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus Berusaha Keras<br />untuk Menumbuhkan Benih tersebut Sampai ia Menghasilkan BUAH KESABARAN.<br /><br />Setiap Benih yang Anda beli di toko tersebut Mengandung<br />Sejumlah Persoalan yang Harus Anda Pecahkan.<br /><br />Hanya bila Anda MAMPU Memecahkan Persoalan tersebut,<br />Anda akan Menuai Buahnya.<br /><br />Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.<br />''Kesabaran Tingkat 1,'' misalnya, berarti menghadapi kemacetan<br />lalu lintas atau pengemudi bus yang ugal-ugalan.<br /><br />''Kesabaran Tingkat 2''<br />berarti menghadapi orang yang sewenang-wenang atau<br />orang yang suka memfitnah.<br /><br />''Kesabaran Tingkat 3'',<br />misalnya, adalah menghadapi keluarga Anda yang sendiri.<br /><br />Menu yang lain misalnya ''BERSYUKUR''<br />''Bersyukur Tingkat 1''<br />adalah bersyukur di kala SENANG, sementara<br /><br />''Bersyukur Tingkat 2''<br />adalah bersyukur di kala SUSAH.<br /><br />''KEJUJURAN Tingkat 1,''<br />misalnya,<br />kejujuran dalam Kondisi Biasa, sementara<br /><br />''Kejujuran Tingkat 2''<br />adalah kejujuran dalam Kondisi TERANCAM.<br /><br />Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.<br /><br />Setiap produk yang dijual di toko tersebut Berbeda-beda Harganya<br />sesuai dengan KUALITAS KARAKTER yang Ditimbulkannya.<br /><br />Yang TERMAHAL ternyata adalah ''Kesabaran'' karena<br />kesabaran ini merupakan Bahan Baku dari<br />Segala Macam Produk yang Dijual di sana.<br /><br />Seorang filsuf pernah mengatakan,<br />''Apa yang Kita Peroleh dengan TERLALU MUDAH PASTI KURANG Kita HARGAI.<br />Hanya Harga yang MAHAL-lah yang Memberi NILAI kepada SEGALANYA.<br />Tuhan Tahu Bagaimana MEMASANG Harga yang Tepat pada Barang-barangnya.''<br /><br />Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda.<br />Kita akan Bersahabat dengan Masalah.<br />Kita pun akan Menyambut Setiap Masalah yang Ada dengan<br />Penuh KEGEMBIRAAN karena Dalam Setiap Masalah Senantiasa Terkandung<br />''OBATdan VITAMIN'' yang Sangat Kita Butuhkan.<br /><br />Dengan demikian Anda akan BERTERIMA KASIH kepada<br />Orang-orang yang Telah Menyusahkan Anda karena<br />Mereka Memang ''diutus'' untuk Membantu Anda.<br /><br />Pengemudi yang ugal-ugalan, orang yang jahat,<br />orang yang sewenang-wenang adalah<br />Peluang untuk MEMBENTUK Kesabaran.<br /><br />Penghasilan yang Pas-pasan adalah<br />peluang untuk MENUMBUHKAN RASA SYUKUR.<br /><br />Suasana yang Ribut dan Gaduh adalah<br />Peluang untuk MENUMBUHKAN KONSENTRASI.<br /><br />Orang-orang yang TAK TAHU BERTERIMA KASIH adalah<br />Peluang untuk Menumbuhkan PERASAAN KASIH Tanpa Syarat.<br /><br />Orang-orang yang MENYAKITI Anda adalah<br />Peluang untuk MENUMBUHKAN Kualitas RELA MEMAAFKAN.<br /><br />Sebagai penutup Marilah kita Renungkan ungkapan berikut ini:<br />''Aku memohon Kekuatan dan<br />Tuhan memberiku Kesulitan-kesulitan untuk Membuatku KUAT.<br />Aku memohon Kebijaksanaan dan<br />Tuhan memberiku Masalah untuk Diselesaikan.<br />Aku memohon Kemakmuran dan<br />Tuhan memberiku TUBUH dan OTAK untuk Bekerja.<br />Aku memohon Keberanian dan<br />Tuhan memberiku berbagai BAHAYA untuk aku Atasi.<br />Aku memohon Cinta dan<br />Tuhan memberiku Orang-orang yang Bermasalah untuk Aku Bantu.<br />Aku mohon Berkah dan Tuhan memberiku berbagai Kesempatan.<br />Aku Tidak Memperoleh Apapun yang Aku Inginkan,<br />tetapi Aku MENDAPATKAN Apapun yang Aku BUTUHKAN.''<br /><br />(Oleh Kamila Vyndarti)<br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br />"Hidup bukan sekedar Hidup"www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-2662363094358276772009-05-25T22:03:00.000-07:002009-05-25T22:10:54.875-07:00Delayed Impossibility<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Vamnf3iDLdK83qJ_X0D29gfbmqw-BZwqnYRe72-DVEkOhjZWFR09kCJipc1_o-eDdQTun8b0WH7V664M7ZhgYlvhYEFPJnQ9dAKL62GWgEzyeN59iKiK8i7LG475zrrz_2FvdN5C7D0/s1600-h/otak.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Vamnf3iDLdK83qJ_X0D29gfbmqw-BZwqnYRe72-DVEkOhjZWFR09kCJipc1_o-eDdQTun8b0WH7V664M7ZhgYlvhYEFPJnQ9dAKL62GWgEzyeN59iKiK8i7LG475zrrz_2FvdN5C7D0/s200/otak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339995628232370402" border="0" /></a>Sesuatu yang tidak mungkin, sesungguhnya bukan fakta. Tapi hanya ada dalam pikiran. Pikiran kita sendiri yang memenjara diri kita, yang membatasi kemampuan diri.<br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><br />Ketika berpikir kita tidak bisa, maka dengan sendirinya kita akan mencari pembenaran dari pola pikir yang kita tanam tadi. Tindakan yang kemudian diambil akan merupakan hasil dari ketidakmungkinan yang kita ciptakan sendiri.<br /><br />Bila saja kita mampu mengikis rasa ketidakmungkinan dalam pikiran, maka potensi kita dengan sendirinya akan mengalir bagai air bah.<br /><br />Ketidakmungkinan hanyalah masalah waktu. Yang tidak mungkin di masa lalu, menjadi harapan dan cita-cita dimasa kini. Dan harusnya menjadi kenyataan di masa depan.<br /><br />Tidak ada ketidakmungkinan, kecuali kita ijinkan pikiran kita sendiri yang membatasi.<br /><br />Sewaktu kita mengatakan, "ah tidak mungkin bagi saya untuk mencapai hal itu", ketika itupula kita mematikan api impian dan harapan.<br /><br />Ada empat kekuatan yang bisa dicoba untuk menekan ketidak-mungkinan yang menggerogoti impian kita:<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">•••• Imaginasi</span><br /><br />Imaginasi adalah kekuatan kreatif untuk menggambarkan keadaan ideal yang kita inginkan.<br /><br />Bayangkan seandainya hal yang menurut pikiran tadi tidak mungkin, menjadi hal yang sangat mungkin dan sudah terjadi. Rasakan perasaan bahagia yang ditimbulkan.<br /><br />Hasrat kita akan timbul dan mendorong bagi pencapaian impian kita menjadi hal yang mungkin terjadi.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">•••• Kecintaan</span><br /><br />Dengan kecintaan akan memunculkan kualitas terbaik dari kita. Cintai pekerjaan Anda saat ini. Cintai kondisi keluarga Anda saat ini. Cintai semua anugerah yang telah Tuhan berikan bagi kita.<br /><br />Tidak ada yang tidak mungkin bila kekuatan cinta bicara<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">•••• Tindakan</span><br /><br />Lakukan satu upaya yang akan menentukan langkah Anda selanjutnya. Anda tidak akan berubah bila tidak ada tindakan yang dilakukan.<br /><br />Mulai dari yang paling mungkin dapat Anda lakukan, sekecil apapun.<br /><br />Setiap tindakan kecil yang kita ambil akan menghapus jejak ketidakmungkinan menjadi sesuatu yang mungkin.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">•••• Kesabaran</span><br /><br />Kesabaran akan menghantarkan kita kearah lebih baik. Sebesar apapun hasil yang didapat, hormati diri Anda sendiri.<br /><br />Beri penghargaan pada kekuatan sabar yang Anda kelola. Sayangi diri Anda, sesungguhnya Tuhan beserta orang-orang yang sabar. Sabar setelah melakukan suatu ikhtiar.<br /><br />Jangan pernah hapus impian. Karena orang yang tidak punya mimpi, tidak mungkin mempunyai rencana. Sedang rencana yang masuk akal adalah proses untuk membangun kekuatan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">(Mario Teguh ) Delayed Impossibility</span><br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br /><br />Junaedi<br />"Hidup Bukan Sekedar Hidup"<br /></div><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-1760171845595893772009-04-02T01:13:00.000-07:002009-04-02T01:17:22.669-07:00Tamu yang ga di Undang...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWCDsf_2_-899OR9dXMqcAaIKc6eLpRZzRCCjuzQpUcnKPDYfPFNjg-WhtKCKrfjHZekWGtmVUj4fDLSJw0UjtZymA4tjLJ9f4C6YmEk8Qmd9pDz8rBqCwLx6wNSLn5dNjcl44q17-g2Q/s1600-h/Indikator.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWCDsf_2_-899OR9dXMqcAaIKc6eLpRZzRCCjuzQpUcnKPDYfPFNjg-WhtKCKrfjHZekWGtmVUj4fDLSJw0UjtZymA4tjLJ9f4C6YmEk8Qmd9pDz8rBqCwLx6wNSLn5dNjcl44q17-g2Q/s200/Indikator.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5320004843497561090" border="0" /></a>Pak Tjarli dan anggota MM Jaksel... kemarin malam saya ikut hadir sebagai tamu yg ga di undang pada pertemuan KMM 2.<br /><div style="text-align: justify;"><br />Banyak ilmu yang didapat disana yang sngat power full, kita di paksa mengisis workbook terutama pada bagin Tabel Indikator Bisnis.<br /><br />Pertama pak Sonny memberikan contoh bisnis saya (http://www.maximart.co.cc) indikatornya seperti apa, pak Sonny dengan piawai memberikan arahan kemana alur bisnis seharusnya. Jika kita menentukan target sebesar Rp 100.000.000,- pebulan maka ada step-stepnya yang mengharuskan pencapai tersebut selama sebulan. Sungguh saya tersentak dengan pemaparan pak Sonny yang begitu detail dan jelas. Saya tersadarkan akan pemaparan tersebut begitu juga anggota KMM2 khusunya yang nota bene sebagai anngota tetap.<br /><br />Giliran anggota berikutnya dicoba untuk menuliskan indikator bisnisnya, kali ini gilirana bu Sri sang perencara keuangan. Beliau awalnya bingung untuk menentukan target di tahun ini, namun berkat bimbingan pak Sonny sang master beliau dengan mudah memulai menargetkan pencapaian-pencapaiannya bagai air mengalir. Akhirnya bu Sri mulai akrab dengan angka-angka dan dari sana lah bu Sri memaparkan target beberapa bulan ke depan. Pak Sonny memaparkan.., bahwa otak kita tidak menerima bayangan (istilahnya pulau-pulau.. Sonny red) terutama otak kanan. Otak kita (kanan) hanya menerima yang pasti-pasti saja, contohnya berapa target omset bisnis kita perbulan; ini harus dijawab dengan tegas dengan angka... katakan omset bisnis dalam satu bulan Rp 100 juta. Maka otak akan memproses untuk tahap selanjutnya dari mana jalannya agar mencapai Rp 100 juata tersebut. Banyak sekali masukan-masukan yang didapat oleh KMM2 terutama saya sebagai tamu tanpa di undang... he he heeee.<br /><br />Bu Siska... yang bergerak di toko online, memaparkan target bisnisnya di "white board" sebagai panduan mengisi "workbook" yang ga sempat diterangkan pada waktu Raker di Puncak. Bu Siska yang tadinya tidak tahu (sama dg saya) dari mana memulainya untuk menuliskan indikator bisnisnya karena bisnis beliau bergerak di online. Namun bagi sang "MASTER" tidak ada yang tidak mungkin, semua mungkin untuk dilakukan. Berkat arahan dari beliau bu Siska mulai memahami apa yang menjadi target atas bisnisnya ke depan. Akhirnya bu Siska menagkap dengan jelas apa saja step-stepnya yang akan dilakukan untuk mendukung target pencapaian bisnisnya di bulan depan. Perekrutan agen-agen baru adalah salah satu bagian dari jalan menuju pencapaian yang beliau tagergetkan.<br /><br />Ini dia pak Tjarli dan anggota MM Jaksel... giliran berikutnya maju ke depan untuk memaparkan terget bisnisnya. Dengan semangat '45 beliau maju sebagai pendatang baru di MM Jaksel tidak lain beliau adalah Bu Isse. Bisnis beliau bergerak dibidang design grafis di daerah kemang, terutama menangani corporate dan wedding invitation dll. Bu Isse ini memaparkan target bisnisnya begitu piawai tanpa panduan dari sang master, menuliskan angka-angka pencapaiannya begitu dahsyat dan sangat menantang tapi cukup realistis untuk ukuran bisnis beliau. Dengan terget Rp 200 juta perbulan, sungguh membuat terkesima para anggota KMM2 yang hadir, sungguh luar biasa perjuangan ibu yang satu ini... dahsyat... funtastic... bombastic... go triple. Bu Isse menuliskan indikator bisnisnya bukan tanpa alasan, beliau menjelaskan di papan tulis dengan rinci alurnya dan ketika audience bertanya dengan tanggap dan tangkas beliau menjawab penuh dengan percaya diri.<br /><br />Ternya di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, jika kita menyakini akan hal apa pun di depan kita. Jika pikiran kita mengatakan tidak maka tidaklah itu, begitu sebaliknya jika pikiran kita mengatakan terjadi terjadilah itu. Pikiran positif tersebut pernah saya lakukan dan terjadi. Ketika belum memiliki bisnis pikiran saya arahkan ke hal-hal yang postif bahwa sutu saat saya akan memiliki bisnis retail dan alhamdulillah sekrang telah berdiri "MAXIMart". Itu adalah hasil dari pikiran positif yang sering orang bilang "LOA". Mohon dukungan dari teman-teman TDA, MM Jaksel dan semua MM yang ada dibawah naungan Yayasan TDA.<br /><br />=======================================================<br /><br />Alhamdulillah KMM 4 memulai ber mastermind<br /><br />Dear all,<br /><br />Mau sharing saja bahwa kelompok Mastermind (KMM) 4 hari sabtu memulai pertemuan yang pertama. Bertempat di McDonal Sarinah kami memulai pertemuan jam 7 pagi. Salut buat para anggota kelompok yang mau bersusah payah untuk keluar dari comfort zone nya di sofa rumah sambil nonton tv ataupun membaca koran di sabtu pagi.<br /><br />Pertemuan berjalan penuh dengan canda tapi serius pokoknya fun banget deh. Sambil sarapan menu dari Mcdonal kami berdiskusi tentang bisnis masing-masing. Pemandangan gedung-gedung perkantoran menciptakan atmosphere tersendiri bagi kami.<br /><br />Dengan latar belakang bisnis yang beragam membuat diskusi sangat mengasyikan, masing-masing bisa saling melengkapi ilmu bisnis yang dimiliki.<br /><br />Pak Junaedi dengan pengalaman mengembangkan bisnis retailnya, yang dimulai dari warung kecil dgn modal 4 juta samapia mempunyai MAXImart, Pak Firman dengan bisnis susunya yang bercita cita mempunyai bisnis ice cream dengan brand sendiri, Ibu Liany dengan semangatnya membuat bisnis kumon sampai rela resign dari tempat kerja yang nyaman dengan penghasilan lebih dari cukup, mba Yuli yang sedang dipersimpangan antara kantor dan bisnisnya, Pak Iim dengan bisnis grosir solo.com nya dan saya sendiri dengan bisnis kuliner.<br /><br />Ini merupakan pertemuan kami yang pertama sehingga belum menemukan pola yang tertatur tapi bagi kami yang penting adalah dimulai dulu. Mudah-mudahan pertemuan kami yang kedua bisa berjalan lebih seru dan menyenangkan lagi dengan pola yang lebih teratur.<br /><br />salam sukses,<br /><br />Imam Wijayanto<br />0811894791<br /><br />========================================================<br /><br />Ketika orang lain diuntungkan dari bisnis kita, maka kita akan dikayakan..(inti dari pertemuan KMM4 sabtu kemarin)...kalimat tersebut diulang2 oleh sang leader (mas imam) lebih dari 10x..hehe..<br /><br />iipmilan@gamil.com<br /><br />=======================================================<br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br />081310004288<br />http://www.maximart.co.cc<br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-2302293387441565312009-03-24T19:25:00.000-07:002009-03-24T19:55:36.412-07:00CARA CERDAS DAN CEPAT PENSIUN DINI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinBDNvtdlgvG_6CsD4TrLmk0ugTuNaEVtzDItX5bbxRgcu3wG33uYeoWOXwKgiCSFdQpO-DbBgnfEBLMLv2B3GDX-z7mZw8ANE0Gd3gHLw0Zm5G1fJiX7v_GtnV2JdqS0EhferuGg78HQ/s1600-h/YM.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 175px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinBDNvtdlgvG_6CsD4TrLmk0ugTuNaEVtzDItX5bbxRgcu3wG33uYeoWOXwKgiCSFdQpO-DbBgnfEBLMLv2B3GDX-z7mZw8ANE0Gd3gHLw0Zm5G1fJiX7v_GtnV2JdqS0EhferuGg78HQ/s200/YM.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5316953421033934802" border="0" /></a>Resume TDA Ym Biz Conference Edisi Maret 2009: Cara Cerdas dan Cepat Pensiun Dini!<br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Moderator:</span> Dengan ini diinformasikan acar TDA YM Biz Conference akan segera dimulai. Terima kasih atas kesediaan rekan semua, meluangkan waktu untuk acara ini.<br /><br />Memperkenalkan host yang akan menginvite anda: mas Fuad Muftie (fuadmuftie) dan Dody Naftaly (dnaftali). Dengan moderator saya sendiri: Lutfiel Hakim (lelhakeem) dan Hilman Dale (hilmandale)<br /><br />Nara sumber kita kali ini adalah : Bapak Sonny Sofjan yang memiliki alamat blog pribadi http://sonnysofjan.bogspot.com, Blog bisnisnya adalah : www.sonnysofjan.com<br /><br />Prinsip hidup beliau adalah: menjadi talang rejeki dan kesuksesan orang lain.<br /><br />Hadiriiiiiiiiiiin.............. Kita sambut Mas Sonny Sofjan.<br /><br />Kepada beliau kami persilahkan menghantarkan materi dengan tema : CARA CERDAS DAN CEPAT PENSIUN DINI.<br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Assalamu'alaikum wr wb.<br /><br />Hari ini sya mendapat amanah memberikan materi tentang Cara Cerdas & Cepat Pensiun Dini.<br /><br />Dalam meberikan materi saya akan menganut prinsip mengalir saja karena ini semua adalah experiential learning saya selama menjalani karir profesional saya di perusahaan mutlinasional sampai akhirnya mengambil keputusan pensiun dini.<br /><br />Penisun Dini dengan Passive Income yang sering didambakan orang-orang adalah suatu hal yang sebenarnya bisa dicapai oleh siapa saja asal tahu RAHASIANYA.<br /><br />Semua bisa dilakukan dalam satu kerangka grand strategi yang bisa dimanage, bukan sesuatu yang didasari oleh karena nafsu ingin cepat2 penisun, sebal dengan kantor, atau yang lebih parah ikut2an teman.<br /><br />Jadi PENSIUN DINI ITU ADALAH AKIBAT BUKAN SEBAB dari suatu proses yang terencana dengan matang. DImulai dari pola mindset, strategi berkarir, strategi resources management, dukungan keluarga, jenis karir yang dikembangkan, jenis bisnis yg dikembangkan, portofolio investasi dll dll.<br /><br />Kalau ini bisa dijalankan secara konsisten dan terukur oleh teman-teman semua, wacana Cara Cerdas dan Cepat Pensiun Dini dalam waktu singkat bisa menjadi kenyataan.<br /><br />Saya sendiri sudah mengalaminya, dan alhamdulillah berhasil, paling tidak sampai di tiitk dimana saat ini saya berada. Sudah pensiun, memiliki passive income, bisnis berjalan namun waktu dengan keluarga tetap terjaga dengan baik.<br /><br />Mindset awal adalah hal yang paling penting... Bahwa Anda bekerja bukan untuk perkembangan karir atau cari uang dari pekerjaan Anda.<br /><br />Tetapi karir Anda itu dikembangkan dalam kerangka untuk pensiun dini.<br /><br />Segala effort yang akan anda lakukan dalam karir Anda adalah dalam rangka mencapai kemandirian finansial melalui bisnis yang Anda kemabangkan secara konsisten.<br /><br />Selain itu supaya bisa cepat pensiun, mengandalkan hanya dari bisnis itu lama dan repot.<br /><br />Harus anda kombinasikan dengan property sebagai inevstasi dan sumber pendanaan dari bisnis Anda.<br /><br />Saya rasa pengantar dari saya cukup, saya serahkan ke moderator..silahkan p moderator...<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Moderator:</span> Baik, rekan2 bisa mengetik dahulu pertanyaannya, nanti pd saat sesi tanya jawab tinggal ketik diluar YM aja, nati copy paste ke Conference.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Dari awal pak sonny, langkah pertama apa yang bpk siapkan ketika keinginan untuk pensiun dini itu menguat pak, silahkan dijelaskan pak.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> yang saya tentukan dulu adalah start form the end of mind.<br /><br />Saya tentukan kapan saya harus pensiun, kemudian saya tarik kebelakang apa-apa yang harus saya siapkan. Mulai dari jenis bisnis yang harus saya kembangkan selama saya masih berkarir.<br /><br />Kemudian jenis karir yang harus saya ambil dalam kantor. Jadi bisnisnya disiapkan untuk pensiun saya.<br /><br />Karirnya juga disiapkan untuk pensiun saya.<br /><br />Sebagai contoh : saya akan menghindari karir yang menuntut saya untuk stnd by di kantor.<br /><br />Saya memilih jalur marketing, business development, investor relation dst yang memiliki exposure ke luar lebih besar dan jenis pekerjaan yang tidak deadliners.<br /><br />Di bisnis sendiri saya fokus betul mencari bisnis yang bisa saya tinggal, bisnisnya tetap jalan.<br /><br />Kalaupun ada bisnis yang harus saya kembangkan dari nol, maka saya sangat mengandalkan system. Saat mendevelop awal bisnis, saya akan relatif repot untuk beberapa bulan di awal.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Mungkin ada target2 jangka pendek yg sdh pak sonny tetapkan sebelum target besarnya, pensiun dari kantor terlaksana?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Ada sih pak... Saat itu saya dan istri menetapkan target kalau pendapatan dari bisnis sudah bisa melebihi 2x pendapatan gaji (yang passsive income ya).<br /><br />Maka sdh saatnya saya keluar. Jadi saya lebih banyak konsentrasi pada "show me the money" kalau saya mau resign.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Dalam berapa lama pak target itu akhirnya bisa bpk capai?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Dalam 3 tahun, Karena meleverage property saya.. kalau dengan bisnis saja berat pak.. Lama dan capek..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Apa saran bpk agar bisa konsisten mengejar target itu dalam waktu sepanjang itu pak?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Itu tadi mindset kita harus dibangun untuk menjadi istilah saya EMPLOYPRENEUR.<br /><br />Karir bagus bisnis bagus.... doube gardan bagus.<br /><br />Bahwa karir itu adalah solusi jangka pendek kita (hidup dari bulan ke bulan) dan bisnis kita adalah soluis jangka panjang kita..<br /><br />Jadi setiap kita melakukan sesuatu di karir itu dalam kerangka agar bisnis kita bisa tetap berkembang.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Ada pepatah mengatakan, bermimpi itu mudah, namun tetap konsisten mengejar mimpi itu dari hari ke hari itu yang sulit. Ada saran mengenai hal ini pak?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Sekali lagi pak...mindset bapak harus betul2 untuk tujuan pensiun dini itu, mau hujan lebat, mau petir itu harus dipegang kuat2..<br /><br />Jangan terlalu larut dalam kerja kantor krn itu hanya menghidupi Anda bulan ke bulan.<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Apakah keluarga bapak mendukung keputusan bpk?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> awalnya tidak.... tapi prinsip "show me the money" betul sakti.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Bagaimana mengubah mindset mereka pak, sehingga mendukung bpk?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Jalan yg plg mudah adalah show me the money...<br /><br />Artinya bapak bisa menunujukkan kepada keluara bahwa ada sumber uang lain yang ternyata besarnya melebihi sumber uang dari gaji. Ini yg paling mudah.<br /><br />Untuk mengubah mindset, gaya komunikasi persuasif perlu dikembangkan. Libatkan istri dalam bisnis<br /><br />Sekali pasangan kita sudah merasakan nikmatnya berbisnis..<br /><br />Nah saat itulah kita bisa relatif mudah untuk membelokkan semuanya.<br /><br />Banyak temen2 yg belum apa2 bisnisnya...sudah ngomong ke pasangannya kalau mau keluar.<br /><br />Lha tentu saja pasangannya bingung...dari gaji aja gak cukup..sekarang mau gak ngandelin gaji yg kecil itu.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Artinya, selama keuangan belum bisa menjamin kita bisa selamat ketika pensiun, atau pendapatan 2x gaji, jangan dulu keluar dari bisnis ya pak?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Betul pak.. Jangan jadi pahlawan di siang bolong...bahaya...<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Bisnis spt apa yang harus dimasuki pertama kali ketika teman2 karyawan ingin terjun ke bisnis pak?<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51); font-weight: bold;">Sonny Sofjan:</span> Bisnis yang gak perlu banyak waktu kita terpakai untuk mengurusnya.<br /><br />Bisnis yang walaupun kita gak ada, dia tetap jalan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Tolong jelaskan kiatnya pak?<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51); font-weight: bold;">Sonny Sofjan:</span> Begini, sebagai karyawan, waktu kita habis di kantor. Saat ini banyak ditawarkan franchise.<br /><br />Kalau di Indonesia, franchsie itu spectrum nya luas banget. Dari yg BO sampai yg beneran franchise.<br /><br />Saya biasanya ambil franchise yang semuanya sudah diurusi sendiri oleh franchisor.<br /><br />Walau saya sendiri punya bisnis yg saya kembangkan dgn skema franchise.<br /><br />Kalau kita jeli dalam menggali info...banyak koq bisnis yg gak perlu kita urus bisa jalan sendiri dan proven lagi.<br /><br />Jadi, saya ambil bisnis yg gak perlu saya terjun daily, mutasi kreditnya atas nama saya....aksesibilitas saya ke bank meningkat, dan bisa bikin usaha lagi..<br /><br />Fisik usaha bisa disurvey sama bank... Exist, Di mata bank saya adalah karyawan yang punya banayk usaha<br /><br />Dari sini perlahan2 pendapatan dari usaha menggeliat sampai melewati gaji..<br /><br />Jangan sibuk dengan bisnisnya saja...Ambil propertynya.<br /><br />Kombinasikan mindset entrepreneur & inevstor sekaligus. Sehingga kecerdasan finansial kita terasah..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Keahlian apa yg harus dikembangkan rekan2 kita ini, agar bisa semakin piawai mengurusi bisnisnya pak?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Poeple management, Finansial management, Marketing & sales, Business development, System development.<br /><br />Terus terang saya tidak sendirian dalam mengembangkan ini semua. Saya libatkan pasangans saya sebagai partner yg paling bisa saya percaya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaanr:</span> satu2 pak, mana yang paling penting dipelajari terlebih dahulu?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Pertama : kemampuan untuk melihat dari helicopter view (bisa melihat bisnis kita dari atas) kemudian kemampuan logika system.<br /><br />Maaf ya kalau kata2nya kurang dipahami,,,saya sendiri sulit cari padanan bahasa indonesianya<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Tadi dikatakan bahwa bisnis harus dikombine dengan investasi seperti property. Apakah ini harga mati? Maksud saya, jika ingin berhasil property adalah solusinya..?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Kalau mau cepat pensiun dengan cepat, Property adalah solusinya.<br /><br />Karena harga property di Indo itu naik terus.. dan itu seperti susu sapi murni yang bisa kita peras tiap tahun. Bisnis dan property tidak bisa dipisahkan kalau di Indonesia.<br /><br />Dari kenaikan harga property tiap tahun, ibu bisa dapat modal tanpa perlu pusing2 carinya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Tahapannya seperti apa pak? apakah ketika kita punya uang cukup, langsung terjun, atau gabung dulu dengan orang lain?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> mulailah dengan ambil rumah dengan KPR...<br /><br />Unutk pemula...prperty di harga 500 jtaan sudah bisa kita leverage dalam waktu 1-2 tahun.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> cara menilai propertinya bagaimana pak..? karena banyak kejadian orang punya properti malah sulit menjualnya...?<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51); font-weight: bold;">Sonny Sofjan:</span> pernah dengar refinance property gak..via bank. Ini adalah produk bank yang paling saya cintai.<br /><br />Nah KPR yang sudah Anda ambil itu jangan dilunasi..<br /><br />Setiap 1-2 tahun, pindahkan lah ke bank lain. Biasanya bank yg baru akan menghargai proerty anda dengan harga psar yg baru yg lbh tinggi.<br /><br />Pasti akan ada lebihan buat Anda dari bank, karena :<br /><br />1. Harga property naik terus.<br /><br />2. Bank yg baru terimkasih ke Anda krn dah mindahin pinjaman anda ke bank yg baru..<br /><br />They are very happy...<br /><br />Inilah yag saya bilang sumber modal gak ada batasnya buat bisnis Anda. Inilah yang saya lakukan sehingga mendadak saya bisa beli bisnis yang sudah proven dengan harga premium tapi modalnya dengkul..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Pak Sonny, terimakasih atas sharingnya, saya membaca di blog bapak, bahwa untuk mempercepat pensiun dini, bapak menggunakan strategi investasi di sektor keuangan (apakah pasar modal?) dan properti.<br /><br />Dalam situasi ekonomi yang cenderung bergejolak sekali saat ini (pasar keuangan yang bergejolak liar, pasar properti yang tak terduga harga kedepan nya), apakah strategi ini masih dipertahankan?<br /><br />Dalam langkah konkrit nya investasi seperti apa yang menurut pengalaman bapak baik untuk dilaksanakan saat ini?<br /><br />Sonny Sofjan: Kalau untuk property...: IT IS TIME TO BUY...<br /><br />Kalau untuk keuangan : saya termasuk manusia yang gak punya jantung dua..<br /><br />Jadi saya ambil yang aman yg dijamin negara, Sukuk.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Kenapa skrg saat yg tepat ambil property..?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Karena suku bunga lg tinggi, yg beli sedikit, yg jual frustasi, Harga dibanting deh..<br /><br />Apalagi mau pemilu, banyak yg butuh dana kampanye..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Dari sisi harga memang time to buy, tapi bank nya susah bener kasih kreditnya, trauma dg kredit macet sektor property?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Tidak, siapa bilang bank trauma..?<br /><br />Kalau profil kita bagus...bank akan kasih koq.. Bodoh dia kalo gak kasih padahal kita mampun bayar<br /><br />Yang penting sering2lah bergaul dengan bank..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Ada pepatah :</span> tak kenal maka tak sayang . Jadi sering2lah bergaul ke bank..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Semua tentu ingin pensiun dini,apalagi dgn properti investasi.. buat sy tantangannya adalah sy hanya berminat dgn skema syariah. Sedangkan yg saya dengar refinance itu dilarang secara syariah. Jadi bagaimana?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Saya penggemar berat bank syariah pak.. info darimana ya bank syariah gak bisa refinance.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Dari manager bank P syariah. Sudah lama sih mungkin dah berubah?<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51); font-weight: bold;">Sonny Sofjan:</span> Dari pengalaman saya main2 ke bank syraiah...semuanya bisa. Ini masalah jam terbang.. sering2 ke bank, mainkan property anda dengan bisnis..pensiun Anda bisa cepat..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan: </span>Bank apa & cabang mana yg disarankan oleh pak Sonny?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Semua bank syariah.. kecuali bank P yg sudah bapak datangi, packagenya kurang bagus....Datangi saja semua bank syariah.<br /><br />Satu bank bapak datangi, lain cabang bisa lain approach nya. Karena bank isinya manusia dengan masing2 interpretasi thd perturan bank.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Pak sonny apa yg bpk lakukan, jika melihat sebuah property usang yg memerlukan renovasi ulang, terletak dilokasi yg strategis, tp bpk ga punya uang?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> tawar semuarah2nya..Masukkan ke semua bank syariah dokumen rumah itu..<br /><br />Nanti tinggal tunggu hasilnya dan banding2kan mana yang paling asik buat kita..<br /><br />Nanti yang akan terjadi adalah masing2 bank akan memberikan penawaran terbaik buat kita<br /><br />Kalaui gak punya uang... Kita tinggal effrot buat DP saja koq.. cDP pun bisa negosiasi kalau harga property murah sekali.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan: </span>Pak sonny, yg bapak lakukan: bisnis dulu baru properti atau properti dulu baru bisnis?<br /><br />trus kriteria properti2 spt apa yg bapak incar?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Dua2nya barengan pak.. gak berurutan … tapi sama2..<br /><br />Kalau bapak bisa menemukan jacking bisnis dan property....gak lama pensiun pak… Memang property itu part of strategi sih.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Sepertinya dari tadi hanya bahas property, Ada cara lain kang?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Bisa konsisten di bisnis pak..cuma waktunya relatif lebih lama bila dibanding kita gak "mainkan" jurus property.<br /><br />Ibarat semut2 sedang lomba lari di lintasan atletik. Semut yang satu hanya dengan bisnis, ibaratnya standard equipment<br /><br />Nah semut yang satu dibantu dengan property, maka ada tambahan equipment shg larinya lebih kencang..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Saya pikir bukan propertinya yang penting. Tapi kuda tunggangannya. Saya bisa pensiun dari 92 buku. Tanpa modal. Intinya, pakai isi kepala.. Saya hanya ingin memberikan perspektif. Tidak harus property. Tidak hatus hutang.<br /><br />Yang terpenting, manfaatkan potensi. Yang kita punya. Ada banyak cara dan kendaraan. Properti hanya salah satu.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Begini pak...Saya kebetulan penganut aliran bagaimana menciptakan passive income, artinya kalau income itu datang tanpa saya perlu negapa2in, itu lebih baik.<br /><br />Saya bisa kerjakan hal lin. Nah kalau dibanding dengan buku, ada hal yang tidak apple to apple.<br /><br />Buku itu memang bisa menjadi sumber passive income kita, kayak penulis buku harry potter ya..<br /><br />Tetapi ada effort dari kita untuk menulis, berfikir yang kata bang jay modalnya otak...<br /><br />Nah kalau lewat property saya tidak ngapa2in saja harga property itu naik sendiri. Sifat property yang seperti ini yang saya manfaatkan.<br /><br />Contoh di PBB rumah tertera nilai NJOP, misalnya 500jt. Tahun berikutnya kantor pajak menaikkan NJOP 15%.<br /><br />Itu artinya, tanpa kita apa2kan rumah kita, ada modal fresh sebesar Rp 75 juta yang bisa kita ambil dari property itu via bank… Ini hanya dalam setahun.<br /><br />Fresh momey inimemang hutang, namun kalau kita belanjakan investasi yg proven tentunya ROI nya bagus<br /><br />Di saat yang sama property kita naik lagi harganya tahun depan. Kira2 begitu ilustarasi property<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Pak saya sudah pensiun. Saya udah invest di properti. Tapi kok pertumbuhannya tdk sampai 10% per tahun ya pak. Misal saya beli 10jt, Tahun depan dijual 10,5jt. Lokasi di daerah purwokerto dalam bentuk tanah pekarangan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Jelas pak.. Daerah itu property nya gak bergerak..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Jadi tolong jelaskan tip dan trik beli properti pak?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Kalau mau beli property minta ke pemilik PBB 3 tahun terakhir, supaya kelihatan tumbuh atau tidak. Setelahitu decide mau beli atau tidak.<br /><br />Cukup pak mods..kayaknya koq ketarik ke property semua ya pertanyannya. Ini hanya salah satu startegi lho..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan :</span> Sebenarnya apa arti pensiun buat bapak? apa TDA berarti pensiun? lalu bagaimana menemukan reason yang paling kuat sehingga kita benar-benar "pensiun"?<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51); font-weight: bold;">Sonny Sofjan:</span> Pensiun artinya : saya tidak perlu bekerja dengan orang lain.<br /><br />Kalau saya mengerjakan sesuatu yg saya sukai, itu artinya saya bukan sedang bekerja tetapi sedang menikmati hobby.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Bagaimana menentukan kita siap pensiun (bekerja sendiri)?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> TDA bukan berarti pensiun dari pekerjaan kita, tapi kita bisa sesuka hari mengerjakan yang kita suka.<br /><br />Kalau saya pribadi reasonnya adalah anak2..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Bagaimana dengan income? misal jika bisnis sudah bisa 3 jt per bulan berarti siap?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Saya berfikir, saya tidak akan bisa melihat 2x saat anak2 saya tumbuh besar. Saya harus jadi saksi bagaimana mereka tumbuh dan dekat dengan saya.<br /><br />Ini yg selalu saya rasakan kalau pulang malam dri ktr atau SPJ berhari2/bahkan berminggu ke luar kota.<br /><br />Ini driven saya..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> Pak, sekarang ini status masih PNS. Udah ada bisnis yangsaya jalankan. Tapi belum bisa terlalu besar, sehingga untuk resign saya belum berani. Nah, dalam rangka mau resign atau pensiun dini, saya coba untuk berbisnis dengan membeli franchise yang di awal dikelola oleh adik saya. kebetulan yang saya ambil belum ada di kota saya ( sepengetahuan saya ). dari bisnis ini akan saya jadikan pijakan untuk pensiun dini. bagaimana menurut pendapat pak sonny tentang langkah saya ini????<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> Bagaimana pendapatan dari usaha ini..?? Apakah sudah bisa melebih gaji bapak..? bisnisnya belum jalan toh..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan:</span> itu yang pertama pak, kalo gaji belum pak, baru mau buka. Yang saya tanyakan, apakah langkah saya ini bisa diterima atau ada koreksi? Prediksi, dalam 1 tahun ke depan udah bisa pensiun dini pak.<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51); font-weight: bold;">Sonny Sofjan:</span> justru itu sudah benar pak..cuma hati2 lihat bisnisnya. Apakah bisnis ini bapak yg hrs terjun sendiri atau tidak..?<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Pertanyaan: </span>Tidak pak, yang pegang selama 6 bulan ini adik saya yang kuliah. Dia cuti selama 1 semester. Nanti saya mau cuti 3 bulan untuk pegang sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> lihat dulu performance nya pak.. Jangan gegabah. Lihat kinerja bisninsya dulu.. Apakah dengan berbagi dengan adik bapak sudah bisa melebih gaji bapak .<br /><br />Lihat brp yag bapk dapat, nanti setelah setahun.. Biarkan bisnis berjalan satu putaran lengkap dlm setahun. Cuma hati2 lihat bisnisnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Sonny Sofjan:</span> p mods boleh saya kasih penutup..?<br /><br />Jadi kalau mau pensiun dini secara cepat dan cerdas : ada 4 hal yang harus dilakukan :<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">1. Kembangkan bisnis</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">2. Invest di property</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">3. Invest di logam mulia dan</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">4. Invest di instrumen keuangan yg aman</span><br /><br />Ohya internet marketing juga perlu digaraop..<br /><br />Nah kalau ke empatnya bisa jalan sama2 insya allah ada hasilnya untuk bisa pensiun dini dengan cepat dan cerdas.. begitu p mods..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Moderator: </span>Baik terima kasih banyak pak Sonny. karena waktu yang terbatas, biz conf hari ini kita cukupkan sampai disini<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51); font-weight: bold;">Sonny Sofjan:</span> mudah2an apa yg saya berikan ada manfaatnya. kalau ada yg salah mhn maaf sebesar2nya..<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 51);">Moderator:</span> Kami dari tim Moderator Biz Conf mengucapkan terima kasih yg sebanyak2nya atas kesediaan pak Sonny menjadi nara sumber dalam acara ini. Dan mohon maaf atas kekurangan dan semoga bermanfaat.<br /><br /><br />Salam sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br />http://www.maximart.co.cc<br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-66364533514307865442009-03-24T03:03:00.000-07:002009-03-24T03:13:55.527-07:00Tip Praktis NLP#33: Patahkan Pensil Terapi Membuang Emosi Negatif.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6-1ZW7Y18a4s3iBIV1CqI7x101zeLkh4x5Zn0vwrDfXahGUiSnwAdpmMq7wmBiD2TSVbdHTBAg05UID4DG95bjCJnRFXi-8JG8wDsZLz8vMZwNIjbHm0c7ylQEHn2LDmFVm-uCw2BEmc/s1600-h/Pensil.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 133px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6-1ZW7Y18a4s3iBIV1CqI7x101zeLkh4x5Zn0vwrDfXahGUiSnwAdpmMq7wmBiD2TSVbdHTBAg05UID4DG95bjCJnRFXi-8JG8wDsZLz8vMZwNIjbHm0c7ylQEHn2LDmFVm-uCw2BEmc/s200/Pensil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5316695372040145490" border="0" /></a>May 01, 2008 By: Krishnamurti Category: NLP & Motivasi, NLP & Pelatihan, NLP & Trauma/Phobia<br /><div style="text-align: justify;"><br />Ah, simulasi itu mestinya bisa lebih bermanfaat, dari sekedar mengatasi rasa takut atau membangun keyakinan diri bahwa apapun bisa” demikian komentar suara dalam diri saya saat melihat teman trainer di Malaysia melakukan simulasi mematahkan pensil ke teman trainer lainnya.<br /><br />Menurut saya, terlalu sederhana simulasi kekuatan pikiran manusia hanya dengan mematahkan sepotong pensil kayu yang tentu pastilah sangat rapuh, bukan?<br /><br />Namun, jujur ingin saya sampaikan bahwa mematahkan pensil dengan satu jari telunjuk, sungguh sangatlah menarik. Hanya bagaimana memanfaatkannya tidak hanya sekedar motivasi yang bisa bersifat sementara, tapi bagaimana memanfaatkan lebih dari itu? Pasti ada manfaat lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Bertanya pada Unconsious yang sangat kreatif</span><br /><br />Kebiasaan saya jika ingin mencari suatu ide baru, saya selalu minta bantuan Unconscious saya untuk mencari ide baru. Sejak SMP saya sering menggunakan kalimat kurang lebih seperti berikut: Krishna, berikan ide baru atau manfaat lain dari simulasi tersebut?” Setelah itu, let go and let God!<br /><br />Saya menyebut Unconscious saya dengan nama: Si Krishna, nanti saya bagikan pengalaman bagaimana saya berkomunikasi dengan Unsconicious saya, sederhana dan mudah sekali, kok!<br /><br />Dapatlah ide berikut ini, lalu saya mulai ber-eksperimen dalam berbagai kesempatan. Mungkin setelah 3-4 tahun, sudah ribuan peserta yang saya uji untuk melakukan terapi sederhana dan cukup” bermanfaat ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Berikut ini tekniknya:</span><br /><br />1. Terapi ini harus dilakukan berdua. AA sebagai Terapis dan BB sebagai Klien. Lalu berganti peran.<br /><br />2. Pertama, AA dengan menggunakan kedua belah telapak tangan, genggam erat di kedua sisi ujung pensil kayu dengan posisi telapak tangan menghadap keatas.<br /><br />3. AA atur posisi genggaman di kedua ujung pensil, agar ada tempat yang cukup leluasa bagi BB untuk memukul pensil tersebut. Jarak yang lebar ini membuat pensil lebih mudah dipatahkan, karena tujuan kita adalah terapi bukan melatih kekuatan.<br /><br />4. Setelah AA siap, sekarang AA membantu BB untuk proses men-download” memory lama yang perasaannya mau dibuang, caranya sebagai berikut dan tentu saja bisa Anda rubah sesuai kebutuhan dan situasi si BB:<br /> <br />1. AA memandu BB dengan suara yang pelan saja, katakan: Pikirkan sebuah pengalaman yang mungkin pernah membuat Anda kecewa, sedih, marah, sakit hati (dan sebagainya), dihina orang, disepelekan orang, direndahkan orang atau pengalaman lainnya yang membuat perasaan Anda kacau balau.. (boleh diganti yang lain, lebih spesifik, tentu lebih baik)<br /> <br />2. Setelah kira-kira memory tersebut ter-download, AA dapat melanjutkan panduannya dengan: <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Sekarang, rasakan kembali perasaan yang tidak nyaman itu, rasakan, rasakan. Gandakan perasaan tersebut.., keluarkan, lepaskan, keluarkan, lepaskan </span>(boleh diulang-ulang, sampai terlihat cukup emosional)<br /><br />5. Lalu, keluarkan atau pindahkan emosi negatif” dari memory lama tersebut:<br /><br />1. AA bantu BB mengepalkan tangan kanannya dengan posisi telunjuk jari menunjuk. Karena BB akan mematahkan pensil kayu tadi hanya dengan satu jari telunjuk kanan (kalo kidal ya jari telunjuk kiri).<br /><br />2. AA meng-kalibrasi bahasa tubuh si BB, jika AA merasa perasaan yang tidak nyaman tersebut sudah muncul, lanjutkan dengan: Sekarang, pindahkan, pindahkan seluruh dan pindahkan seluruh, seluruuuh perasaan yang tidak nyaman yang saat ini ada dalam diri Anda, ke ujung jari kanan Anda. Pindahkan semuanya. Anda boleh mengatakan kalimat ini dengan suara lembut perlahan, atau sangat keras, ikuti saja feeling Anda.<br /> <br />3. AA boleh mengganti kalimat diatas dengan ide lain atau menambahkan kalimat lain, misalnya: Anda bisa memindahkan seluruh perasaan tidak nyaman dalam diri Anda ke ujung jari telunjuk kanan Anda, saat Anda membuang nafas yang panjaaang.<br /><br />6. Sekarang bagian pelepasan emosi. Setelah AA merasa bahwa si BB sudah sangat atau cukup emosional, minta BB untuk:<br /><br />1. Mengepal tangan kanan sekeras mungkin, dengan posisi jari telunjuk kanan tetap menjulur ke depan.<br /><br />2. Lalu, mengangkat tangan kanan setinggi mungkin.<br /><br />3. Pandu BB dengan kalimat (pilih yang dirasa pas):<br /> 1. Satuuu!!! Duaaa!!! Tigaaa!!!<br /> 2. Siaaap!!! Hajaaar!!!<br /> 3. BISAAA!!! BISAAA!!! GOOO!!!<br /> 4. Tarik nafas, tahaaan, GOOO!!!<br /> 5. Atau kalimat semangat lainnya<br /> 6. Atau ajak BB untuk teriak sama-sama<br /><br />7. BB dengan emosional memukul pensil kayu yang digenggam oleh AA, sekuat mungkin dan patahlah (semoga sih he..he..) si pensil kayu. Beban emosi negatif yang tersimpan selama inipun, ikut patah dan sirna.<br /><br />8. AA memandu BB untuk tarik nafas yang dalam dan dilanjutkan dengan rasa syukur atau rasa ikhlas, seperti: Ikhlaaas, ikhlaaas dan ikhlaaas.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Manfaat lain dari simulasi ini:</span><br /><br />1. Tentulah motivasi atau keyakinan diri bahwa kita bisa melakukan apapun jika kita percaya atau yakin.<br /><br />2. Melatih kekuatan imajinasi, jika kita membayangkan bahwa pensil itu tidak ada, atau membayangkan pensil tersebut sangat rapuh dan jari telunjuk tangan kita adalah besi baja, atau ide lainnya.<br /><br />3. Mengalahkan rasa takut, walau masih ada hal lain yang harus digali lebih dalam untuk mengatasi sumber rasa takut.<br /><br />4. Beberapa pengalaman, saya mendapatkan bahwa kasus trauma yang menimbulkan perasaan emosi negatif yang berlebihan, dapat sembuh dengan baik. Namun, apakah teknik terapi ini bisa pas untuk trauma apapun, tentu masih memerlukan kajian lebih dalam.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">Harapan saya untuk pembaca;</span><br /><br />Semoga teknik terapi yang sederhana ini, dapat berguna untuk siapa saja yang membaca artikel ini. Setelah itu tolong (banget) bagikan teknik ini ke siapapun yang (mungkin) memerlukan, agar makin banyak orang yang bisa melepaskan emosi negatif yang sering kali ngumpet” dalam diri kita.<br /><br />Sehingga main banyak pula orang yang makin tenang, makin damai dan (semoga) makin bahagia dalam mengarungi lautan kehidupan ini, yang kadang memang tidaklah pasti.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Ketenangan Menciptakan Kemenangan…</span><br />(Krishnamurti)<br /><br />Salam sukses,<br /><br />Junaedi<br />http://www.maximart.co.cc<br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794682228889120400.post-86874255937465749392009-02-27T00:56:00.000-08:002009-02-27T01:02:09.043-08:00Apa Yang Anda pikirkan Itulah Yang Akan Anda Dapatkan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYMX9JnfYroo1qKF6mvmFZSY4SgIJ7io7g0dldpMZl8tBT0wrS2UdoCIWn-gYCEww2MJS1zsifrOD7oASuJAQrjAxrjOBnbg6b1lPhU2w-YM8XaOpSC7LiGDAjKOgpWu6pHQtdiP8iY_A/s1600-h/Pikirankan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 134px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYMX9JnfYroo1qKF6mvmFZSY4SgIJ7io7g0dldpMZl8tBT0wrS2UdoCIWn-gYCEww2MJS1zsifrOD7oASuJAQrjAxrjOBnbg6b1lPhU2w-YM8XaOpSC7LiGDAjKOgpWu6pHQtdiP8iY_A/s200/Pikirankan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307399620160352914" border="0" /></a>Apa Yang Anda pikirkan Itulah Yang Akan Anda Dapatkan<br /><div style="text-align: justify;">By: Erwin Arianto<br /><br />Apa yang Anda pikirkan itulah yang Anda dapatkan. Tuhan YME menciptakan manusia memiliki dengan kemampuan untuk berpikir. Dari pikiran manusia menuju dunia berkembang dari peradaban awal manusia menjadi super modern. Segala kreasi manusia berasal dari kemampuan untuk mau berfkir. Kekuatan pikiran seringkali kita lupakan. Apabila kita berfikir kita telah kalah maka kita akan kalah sebelum melakukan sesuatu, terkadang kita berfikier tidak mampu maka hal itu yang membuat kita jadi lemah..<br /><br />Untuk Jadi Pemenang kita harus berfikir kita bisa, tapi kita tidak akan menjadi pemenang manakala kita berfikir kita kalah. Bila kita berpikir bahwa kita benar-benar kalah maka kekalahan akan segera menghampiri kita. Semua kesuksesan adalah wujud dari kemampuan orang mewujudkan sebuah ilustrai fikiran tentang keinginanya untuk menjadi sukses. Kesuksesan adalah kemampuan anda untuk dapat menterjemahkan keinginan fikiran pada satu tujuan yang anda tuju atau inginkan<br /><br />Hati-hati dengan pikiran anda biasanya orang sukses berpikir. Seperti yang telah saya paparkan kesuksesan selalu berfkir peluang dan kesempatan, ketika kita ingin sukses kita harus segera merubah fikiran kita menjadi lebih optimis, selalu berfikir peluang dan jangan lupa menginterpretasikan apa yang ada dari mimpi dan fikiranya menjadi kenyataan. Orang yang ingin sukses atau pun yang sukses tidak lepas dari kemauanya untuk belajar dan mencari ilmu yang lebih baik. Satu hal biasanya orang sukses meratapi ingatan tentang kegagalan setelah dia mengevaluasi apa kesalahan dan manfaat dari kegagalan yang didapatnya, serta focus bagaimana mewujukan mimpinya<br /><br />Yang anda harus ingat untuk menjadi sukses adalah;<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">1. Saya bisa merubah Nasib saya, asal Mau</span><br />Ketika kita hanya mengisi waktu kita dengan datangnya suatu keajaiban, maka kita hanya membuang sisi kreatif dari kita, kita juga membuang kesempatan kita untuk menjadi sukses, terkadang orang sukses berfikir keajaiban harus diperjuangkan, berpangku tangan menunggu keajaiban adalah sesuatu yang sia-sia atau nihil. Maka untuk menggapai suksesi bergerak, lakukan sesuatu, susun rencana atau strategy untuk menggapainya, maka bergerak dan bertindak. Ingat Nasib anda berada ditangan anda sepenuhnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">2. Saya bisa mewujudkan itu</span><br />Ketika anda mempunyai mimpi menjadi Manager, Direktur, Pengusaha, atau berhasil menyelesaikan Tugas akhir, mendapat pasangan, maka anda sudah memulai sebuah langkah awal menuju sukses, tapi itu hanya sebuah langkah awal, langkah selanjutnya adalah Segera bergerak, mewujudkanya. Sesorang yang tidak punya mimpi atau keinginan maka anda tidak tahu langkah apa yang diambil, maka anda hanya berpangku tangan, maka berfikirlah meliki impian, dan berkatalah “saya bisa mewujudkan apa yang saya mau”<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">3. Lakukan dengan Maksimal</span><br />Dalam hidup ini kita selalu dinilai, entah oleh atasan, lingkungan, ataupun oleh tuhan. Anda harus terbiasa melakukan pekerjaan dengan yang terbaik, ingat seorang staff yang bekerja maksimal akan mendapat promosi lebih cepat, atau seorang yang berusaha maksimal mendapat pasangan hidup akan memperoleh lebih cepat atau pun lebih baik. Anda juga akan senang jika sesorang bekerja atau menunjukan sesuatu maksimal untuk meyakinkan anda bukan, nah seperti itu pula anda harus bersikap atau berusha<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">4. Berpengalaman gagal</span><br />Pasti anda akan tertawa membaca hal diatas, berpengalaman gagal? Orang sukses adalah orang yang tahu bagaimana gagarl. Tetapi orang sukses akan belajar dari kegagalan yang pernah didapatinya Perbedaan antara orang yang sukses dan orang yang gagal adalah dari bagaimana mereka menghadapi kegagalan yang dialami.orang sukses memiliki pengalaman dari gagalan yang diperolehnya<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">5. Anda orang yang tepat</span><br />Terkadang kita merasa pekerjaan atau suatu hal tidak cocok dengan apa latar belakang anda, kerena merasa anda bukanlah orang yang tepat untuk suatu pekerjaan, suatu jalinan asmara, maka anda akan bertindak tidak maksimal, semaunya. Tapi orang yang sukses akan berusaha mencocokan apapun yang anda lakukan, melihat hal tersebut sebagi kesempatan, menjadi professional di bidang yang anda geluti. Keberhasilan melakukan tugas yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya tanpa peduli di mana mereka berada. Orang sukses adalah orang yang tepat untuk segala hal.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">6. Semua orang itu penting</span><br />Apakah anda ingin di anggap penting, begitu pula orang lain ingin pula dianggap penting. Tahukah anda betapa berharganya tukang penjual minuman ketika anda haus? Ataupun begitu berharganya seorang rekan kerja ketika pekerjaan kantor anda menumpuk. Atau betapa berharganya pasangan anda ketika anda membutuhkanya. Satu hal yang perlu anda ingat sukses itu memerlukan bantuan banyak orang, karena kembali ke dasar manusia adalah mahluk social yang membutuhkan bantuan orang lain. Maka anda perlu menjalin hubungan baik dengan orang sekitar. Bersikaplah sopan dan ramah terhadap orang-orang di sekeliling Anda. Soalnya, kita tidak pernah tahu, sikap baik itu mungkin memegang peranan penting bagi masa depan Anda.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">7. Persahabatan atau Koneksi</span><br />Orang yang sukes selalu memiliki sahabat yang banyak, koneksi yang kuat bergaul dengan siapa saja. Anda perlu bersikap terbuka untuk mengembangkan hubungan professional, hubungan sosial. Ajak dan undang rekan sekerja untuk makan siang di luar. Atau berinteraksi dengan teman lama anda, dengan Milist, atau apapun yang membuka jaringan luas untuk hidup anda. dengan mempunyai jaringan yang luas kesempatan sukses akan semakin besar<br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">8. Perlihatkan kemampuan</span><br />Percaya atau tidak di dalam diri anda itu terdapat segudang kemampuan dan bakat, orang yang sukses adalah orang yang mampu menunjukan kemampuan yang dimilikinya memaksimalkan bakat yang dimilikinya. Jangan malu untuk menunjukan kemampuan dan bakat anda. Seorang yang sukes mengerti cara memperlihatkan keberhasilan mereka tanpa terkesan sombong.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">9. Peluang itu di ciptakan</span><br />Saya mau, tapi belum ada peluang, itulah kalimat yang sering keluar dari orang-orang yang kurang bisa melihat atau menciptkan peluang. Orang sukses adalah orang yang mampu melihat atau menciptakan peluang, orang sukses selalu mencari kesempatan untuk maju dan berkembang. Pasang mata, buka telinga, dan buka wawasan untuk tantangan dan kesempatan baru. Anda tidak pernah tahu, kapan akan mendapatkan ses<br />suatu yang dapat mengubah hidup Anda menjadi lebih cemerlang.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">10. Selalu berdoa dan percaya Tuhan YME</span><br />Orang yang sukses adalah orang yang percaya dan selalu berdoa kepada Tuhan YME, ingat di dalam doa orang akan menuangkan semua harapan yang ingin dikabulkan, maka orang yang sukes akan menanamkan keinginan dalam setiap doanya. Dan ingat ada factor X yang harus anda ingat, terkadang kita sudah berusaha maksimal tetapi kita masih saja gagal, maka Tuhan adalah factor penentu kesuksesan anda. Usaha dan Doa adalah sebuah factor kesuksesan anda.<br /><br />Ingatlah 10 hal tersebut untuk mewujukan kesuksean anda, dengan komitmen anda untuk menjadi sukses, maka anda sedang bergerak mendekati kesuksesan yang anda inginkan. Jangan lupa kesuksesan akan dating hari ini bukan esok, atau lusa, maka lakukan segala sesuatu mulai hari ini. Dan yakinlah kesuksesan akan dating hari ini, Sebuah keyakinan kan membuat anda menjadi mampu melakukan hal yang tidak mungkin. Perkuat tekad lakukan saat ini lakukan langkah awal anda hari untuk menggapai tujuan sukse anda.<br /><br />Jadi anda adalah apa yang anda pkirkan, tapi jangan hanya terus berfikir wujukan segala yang ada didalam fikiran anda. ayo segera gapai sukses dalam hidup. Membuat suatu pemikiran adalah satu langkah awal Menggapai mimpi.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 0);">"Mimpikan.. FIkirkan.. dan Lakukan... itulah kunci menggapai sukses".</span> (EA)<br /><br />Salam Sukses,<br /><br /><br />Junaedi<br />081310004288<br /><br /></div>www.zunaedi.blogger.comhttp://www.blogger.com/profile/00006715035065660380noreply@blogger.com0